Apabila tidak segera diatasi dengan pengobatan, pengidap TBC dapat menularkan penyakit tersebut ke 15 orang pertahunnya, dan sekitar setengahnya dapat meninggal dalam waktu 5 tahun.
Baca juga: Kenali Apa itu TB Laten, Infeksi TBC Tanpa Gejala
Pada abad ke 20 berbagai antibiotik diciptakan untuk mengobati TBC. Namun pada sejumlah kasus TBC, bakteri tersebut memiliki peluang untuk terus berkembang biak di tubuh manusia.
Terkadang, selama proses reproduksi beberapa strain bakteri akan mengembangkan sifat yang membuatnya kebal terhadap antibiotik obat TBC.
Data terbaru juga menunjukkan bahwa 3,6 persen dari seluruh kasus tuberkulosis baru saat ini resisten terhadap sejumlah obat TBC.
TBC yang resistan terhadap banyak obat memiliki angka kematian yang lebih tinggi, dan dokter sering kali terpaksa menggunakan obat dosis lebih tinggi dengan efek samping yang lebih berat untuk mengobati penyakit.
Hal ini ditanggapi oleh David Bishai, Direktur Sekolah Kesehatan Masyarakat di Universitas Hong Kong yang mengatakan jika tuberkolosis yang resisten terhadap berbagai obat ini dapat menjadi pemicu ancaman pandemi berikutnya.
“Tidak ada alasan biologis mengapa TB yang resistan terhadap berbagai obat tidak dapat menular dengan mudah, kita tahu bahwa penyakit TBC sejak dulu sudah sangat menular melalui udara. Jadi ini memang bisa mewakili ancaman pandemi.” kata David dalam forum yang sama.
Meskipun bisa jadi ancaman kesehatan global, penyakit TBC bisa disembuhkan. Dengan pengobatan tepat, penularan penyakit ini juga bisa dikendalikan.