Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa Itu Nyamuk Wolbachia dan Cara Kerjanya

Kompas.com - 22/11/2023, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum lama ini mengungkapkan tengah menebar nyamuk wolbachia secara masif untuk menekan penularan demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa wolbachia sebagai inovasi teknologi yang melengkapi strategi nasional pengendalian DBD, seperti gerakan 3M Plus.

Sebagai pilot project di Indonesia, implementasi itu dilakukan di lima kota, yaitu Kota Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang.

Baca juga: Peneliti: Nyamuk Wolbachia Tidak Sebabkan Japanese Encephalitis

Gerakan tersebut berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaran Pilot Project Implementasi Wolbachia.

Melansir Antara pada Senin (20/11/2023), Kemenkes telah menebar jentik nyamuk dengan bakteri wolbachia di lima kota endemis dengue sejak awal 2023.

Penyebaran jentik nyamuk wolbachia dilakukan di 47.251 titik di Kota Semarang, 20.513 titik di Kota Bandung, 18.761 titik di Kota Jakarta Barat, 9.751 titik di kota Kupang, dan 4.917 titik di Kota Bontang.

Lalu, apakah itu nyamuk wolbachia sebagai inovasi pengendali DBD? Artikel ini akan mengulasnya secara ringkas.

Baca juga: Hoaks Teknologi Wolbachia Terkait Misi Bill Gates

Apa itu nyamuk wolbachia?

Mengutip World Mosquito Program, wolbachia adalah bakteri yang sangat umum dan terdapat secara alami pada 50 persen spesies serangga, termasuk beberapa nyamuk, lalat buah, ngengat, capung, dan kupu-kupu.

Wolbachia hidup di dalam sel serangga dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui telur serangga.

Nyamuk Aedes aegypti biasanya tidak membawa Wolbachia, namun banyak nyamuk lainnya yang membawa Wolbachia.

Peneliti Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD menerangkan bahwa
bakteri wolbachia maupun nyamuk sebagai inangnya bukanlah organisme hasil dari modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium.

Baca juga: Kemenkes: Teknologi Wolbachia untuk Atasi DBD Bukan Rekayasa Genetik

Mengutip dari laman Kemenkes.go.id, wolbachia tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga dan tidak bisa mereplikasi diri tanpa bantuan serangga inangnya.

Itu merupakan sifat alami dari bakteri wolbachia. Wolbachia sendiri telah ditemukan di dalam tubuh nyamuk secara alami.

"Secara materi genetik baik dari nyamuk maupun bakteri wolbachia yang digunakan, identik dengan organisme yang ditemukan di alam," kata Prof. Uut, sapaan akrabnya.

Para peneliti kemudian mencoba bakteri wolbachia dimasukkan ke dalam telur nyamuk Aedes aegypti.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau