Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Cuka Sari Apel Baik untuk Penderita Diabetes? Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 26/12/2023, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sari apel yang difermentasi atau disebut cuka sari apel disebut bermanfaat mengontrol kadar gula darah.

Hal itu sangat terkait dengan diabetes. Mengutip Medical News Today, diabetes adalah suatu kondisi kronis yang menyebabkan ketidakmampuan mengelola kadar gula darah dengan baik.

Apakah dengan demikian, cuka sari apel baik untuk penderita diabetes? Artikel ini akan mengulasnya secara ringkas.

Baca juga: Apakah Cuka Sari Apel Aman untuk Penderita GERD? Ini Penjelasannya...

Apakah cuka sari apel baik untuk penderita diabetes?

Menurut para ilmuwan, cuka sari apel berpotensi baik untuk mengatasi diabetes dengan berbagai cara, seperti yang dikutip Medical News Today.

Beberapa penelitian menarik hubungan antara cuka sari apel dengan penurunan gula (glukosa) darah.

Hal ini membuat sebagian orang percaya bahwa cuka sari apel dapat memberikan manfaat bagi penderita diabetes yang mengatur kadar gula darahnya.

Ada dua tipe diabetes yaitu tipe 1 dan tipe 2.

Baca juga: Apakah Minum Kopi Baik untuk Penderita Diabetes? Ini Penjelasannya...

Diabetes tipe 1 adalah jenis diabetes di mana pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel-selnya.

Penderita diabetes tipe ini butuh mengonsumsi insulin tambahan.

Diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap insulin, yang berfungsi mengurangi glukosa dengan membawanya ke sel-sel tubuh untuk diubah menjadi energi.

Ini berarti tubuh menyerap lebih sedikit glukosa, sehingga lebih banyak gula dalam aliran darah.

Kebiasaan makan memiliki pengaruh besar pada diabetes tipe 2 dan menjadi pertimbangan penting bagi penderita diabetes tipe 2.

Baca juga: Indeks Glikemik Kentang, Apakah Aman untuk Penderita Diabetes?

Namun, penelitian terhadap manfaat cuka sari apel untuk diabetes masih bersifat terbatas.

Misalnya, mengutip Healthline, penelitian pada 2004 menemukan bahwa mengonsumsi 20 gram (setara 20 ml) cuka sari apel yang diencerkan dalam 40 ml air dengan 1 sendok teh sakarin, dapat menurunkan gula darah setelah makan.

Studi lain yang dilakukan pada 2007, menemukan bahwa menghonsumsi cuka sari apel sebelum tidur membantu menurunkan gula darah saat bangun tidur.

Namun, kedua penelitian tersebut berukuran kecil, masing-masing hanya mengamati 29 dan 11 perserta.

Baca juga: Ketahui Indeks Glikemik Buah Kiwi, Apakah Aman untuk Diabetes?

Meskipun tidak banyak penelitian mengenai dampak cuka sari apel terhadap diabetes tipe 1, sebuah peneltian kecil pada 2010 menyimpulkan bahwa cuka sari apel dapat membantu menurunkan gula darah tinggi.

Meta analisis dari enam penelitian dan 317 pasien diabetes tipe 2 menyimpulkan cuka sari apel menghasilkan efek menguntungkan pada gula darah puasa dan HbA1c.

HbA1c (hemoglobin A1c) adalah faktor pengukur rata-rata jumlah sel darah merah atau hemoglobin yang berikatan dengan gula darah atau glukosa selama 3 bulan terakhir.

Selain itu, cuka sari apel memiliki efek mengurangi obesitas. Obsitas dapat memicu berkembangnya diabetes tipe 2, seperti yang dikutip dari Medical News Today.

"Pesan yang dapat diambil adalah bahwa sampai uji coba kontrol acak yang besar dialkukan, sulit untuk memastikan manfaat sebenarnya dari mengonsumsi cuka sari apel," kata Dr. Maria Pena, seorang ahli endokrinologi di New York dalam keterangan di Healthline.

Baca juga: Benarkah Gula Merah Lebih Aman untuk Penderita Diabetes?

Apa efek samping cuka sari apel?

Dikutip dari Medical News Today, cuka sari apel memiliki tingkat keasaman yang tinggi.

Beberapa penelitian telah menunjukkan efek korosifnya pada enamel, lapisan pelindung permukaan gigi.

Menurut studi laboratorium pada 2024, enamel gigi dapat terkikis dalam kisaran keasaman cuka yang bervariasi antara 2,7-3,95 PH.

Enamel akan hilang 1-20 persen selama 4 jam karena paparan cuka sari apel.

Namun, mengonsumsi cuka sari apel dalam jumlah sedang memiliki risiko kerusakan gigi yang sangat rendah.

Baca juga: 11 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Diabetes

Jika Anda ingin mencoba mendapatkan potensi manfaat cuka sari apel untuk mengatasi diabetes, disarankan mengencerkan 1-2 sendok makan cuka sari apel ke dalam segelas besar air.

Minum itu sebelum makan atau sebelum tidur, karena memiliki dampak penurun gula darah terbesar.

Seperti kebanyakan jenis cuka, tidak boleh cuka sari apel dikonsumsi tanpa diencerkan.

Cuka yang dikonsumsi tanpa diencerkan dapat menyebabkan iritasi lambung atau merusak enamel gigi.

Sementara itu, orang yang memiliki masalah ginjal atau heartburn harus menghindari cuka sari apel sebagai pengobatan diabetes ala rumahan.

Sebagai catatan lainnya, potensi manfaat cuka sari apel untuk mengatasi diabetes tidak bisa menggantikan pegobatan rutin, yaitu mengatur gaya hidup sehat (pola makan, olahraga, cukup tidur, dan sebagainya), tes darah secara berkala, serta menggunakan obat resep sesuai anjuran dokter.

Baca juga: Daftar Indeks Glikemik Makanan sebagai Panduan Penderita Diabetes

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau