Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 14/02/2024, 20:10 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Henti jantung dan serangan jantung sebenarnya sangat berbeda, meski keduanya merupakan keadaan darurat.

Mengutip Very Well Health, henti jantung (cardiac arrest) dan serangan jantung (heart attack) merupakan keadaan darurat medis, namun serangan jantung lebih fatal.

Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung terganggu, sedangkan henti jantung adalah ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak.

Artikel ini akan membahas mengenai perbedaan henti jantung dan serangan jantung dari segi pengertian, penyebab, dan gejala keduanya.

 Baca juga: Apa Itu Henti Jantung, Penyebab, Gejala, dan Komplikasinya

Apa perbedaan henti jantung dan serangan jantung?

  • Pengertian henti jantung dan serangan jantung

Mengutip Heart Foundation, serangan jantung pada dasarnya adalah masalah pada “saluran pipa” jantung.

Selama serangan jantung, satu atau lebih arteri yang membawa darah ke jaringan jantung tersumbat atau menyempit.

Ini berarti lebih sedikit darah yang dikirim ke otot jantung, akibatnya lebih sedikit oksigen disalurkan.

Otot jantung yang kurang mendapatkan pasokan oksigen tersebut akan menjadi rusak dan bisa mati.

Penyumbatan pada arteri dapat disebabkan oleh penumpukan lemak dan kolesterol (plak).

Terkadang, ini disebabkan oleh kejang parah pada dinding arteri yang menyebabkan arteri menyempit untuk sementara, sehingga menghambat aliran darah ke otot jantung.

Biasanya, jantung dapat terus berdetak saat terjadi serangan jantung.

Baca juga: Kenapa Diabetes Menyebabkan Penyakit Jantung? Ini Penjelasannya...

Sedangkan, henti jantung adalah kondisi di mana ada masalah "listrik" di jantung.

Selama serangan jantung, ada masalah dengan sinyal yang memberi tahu jantung kapan dan bagaimana berkontraksi.

Ini berarti jantung berhenti berdetak atau tidak cukup berdetak untuk membuat darah mengalir ke seluruh tubuh sebagaimana mestinya.

Banyak henti jantung terjadi karena seseorang pernah mengalami serangan jantung, yang menyebabkan irama jantung tidak normal (disebut aritmia), seperti yang dikutip dari Very Well Health.

Penyebab umum henti jantung adalah aritmia yang disebut fibrilasi ventrikel.

Ini terjadi ketika sirkuit listrik jantung menjadi kacau. Bukannya berdetak, jantung justru bergetar.

Baca juga: Tanda-tanda Peringatan Gagal Jantung yang Harus Diketahui

Menurut Very Well Health, serangan jantung dapat muncul dnegan beberapa gejala yang menandakan adanya masalah.

Gejala serangan jantung antara lain:

    • Nyeri dada
    • Pusing
    • Nyeri pada rahang, bahu, atau punggung
    • Nyeri atau ketidaknyamanan pada salah satu atau kedua lengan
    • Sesak napas
    • Berkeringat

Pada henti jantung, biasanya terjadi secara tiba-tiba, sehingga tidak memunculkan gejala.

Baca juga: 9 Buah Pilihan untuk Jantung Sehat yang Sayang Dilewatkan

Namun dalam beberapa kasus, tanda-tanda peringatan henti jantung itu muncul seperti gejala serangan jantung.

Selain itu, dapat muncul juga gejala henti jantung meliputi berikut:

    • Napas terengah-engah atau berhenti
    • Tidak ada denyut nadi
    • Hilang kesadaran

Serangan jantung dan henti jantung memerlukan perawatan darurat.

Cara pengobatannya bergantung pada penyebab yang mendasarinya, tetapi peluang bertahan hidup akibat henti jantung lebih bergantung pada pertolongan darurat segera.

Menurut Cleveland Clinic, kondisi ini bisa berakibat fatal, jika berlangsung lebih dari delapan menit tanpa resusitasi jantung paru (CPR).

Kerusakan otak dapat terjadi hanya dalam waktu lima menit dari henti jantung dimulai.

Baca juga: 6 Risiko Penyakit Jantung Lemah dan Gejalanya yang Harus Anda Waspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau