KOMPAS.com - Sejumlah makanan bisa memicu kram perut, jadi Anda perlu memerhatikannya saat buka puasa atau sahur.
Mengutip Very Well Health, kram perut terjadi ketika Anda merasakan nyeri seperti diremas atau terbakar di lebih dari separuh perut.
Rasa nyerinya bisa terus-menerus tidak berhenti atau putus-putus (datang dan pergi).
Baca juga: 10 Penyebab Kram Perut dan Cara Mengatasinya
Kram perut dapat menyerang siapa saja. Penyebabnya sering kali karena gas, gangguan pencernaan, sembelit, atau kontraksi otot, di mana makanan bisa menjadi pemicunya.
Misalnya, terjadi kram perut setelah makan makanan berlemak atau pedas dan tinggi serat seperti kacang-kacangan.
Dalam artikel ini akan menunjukkan sejumlah makanan yang dapat menjadi penyebab kram perut setelah makan. Jadi, perlu Anda perhatikan selama menjalankan puasa Ramadhan.
Baca juga: 6 Penyebab Kram Perut saat Hamil yang Perlu Diwaspadai
Dikutip dari WebMD, makanan yang bisa menjadi faktor risiko pennyebab kram perut meliputi berikut:
Makanan tinggi lemak membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh dan dapat membuat usus Anda menegang hingga menyebabkan kram perut.
Makanan tinggi lemak juga dapat memperburuk sindrom iritasi usus besar (IBS).
Itu adalah kondisi usus yang mempengaruhi sebanyak 1 dari 6 orang. IBS dapat menyebabkan kembung, nyeri, sembelit, dan diare.
Makanan tinggi lemak, seperti aneka gorengan dan kebanyakan makanan cepat saji.
Terlalu banyak mengonsumsi produk susu dapat memicu kram pertu bagi sebagiann orang.
Itu karena produk susu mengandung sejenis gula yang disebut laktosa dan banyak orang yang tidak menghasilkan cukup enzim untuk mencernanya.
Produk susu, meliputi susu, keju, atau makanan olahan susu lainnya.
Jadi, sebaiknya Anda menghindari mengonsumsi produk susu berlebihan selama menjalankan puasa Ramadhan.
Baca juga: 12 Penyebab Kram Perut setelah Berhubungan Seks dan Cara Mengatasinya