Bisa juga akibat karena tertimpa barang berat, tubrukan, gerakan mendadak, jatuh dengan posisi yang salah–menyangga berat tubuh tapi jadinya malah melukai saraf.
Olahraga tertentu dapat menyebabkan saraf kejepit dan ini pemicunya bisa dari banyak hal.
Misalnya, ketika terlalu sering melakukan olahraga hingga membuat tubuh lelah. Ketika daya tahan tubuh sudah mencapai maksimalnya dan terus dipaksakan, maka berisiko menyebabkan cedera saraf kejepit.
Gerakan mengangkat, menarik, atau memutar yang canggung dapat menyebabkan saraf kejepit.
Bahkan melakukan gerakan berulang seperti mengetik di keyboard dalam waktu lama, dapat menyebabkan tekanan pada pergelangan tangan dan tangan.
Baca juga: 8 Gejala dan Penyebab Saraf Kejepit pada Tangan yang Perlu Diwaspadai
Obesitas disertai dengan penumpukan lemak di tubuh bisa menyebabkan masalah kesehatan, salah satunya saraf kejepit.
Obesitas dapat mengubah bentuk atau kelengkungan tulang belakang.
Perubahan ini akan menambah beban pada bantalan tulang belakang dan saraf punggung, sehingga menyebabkan saraf kejepit.
Pada beberapa kasus, wanita yang sedang hamil juga bisa mengalami saraf kejepit.
Seiring pertumbuhan janin, berat badan wanita ikut bertambah. Kondisi ini bisa memberikan beban tambahan pada sendi dan otot.
Baca juga: Ini Tips Puasa untuk Ibu Hamil agar Kenyang Lebih Lama
Saraf kejepit saat hamil juga bisa dipicu oleh peningkatan produksi hormon relaksin.
Peningkatan hormon ini menyebabkan penghubung ligamen menjadi lebih longgar. Ketika ligamen melonggar, salah satu saraf yang ada di tulang belakang pun bisa terjepit.
Hernia diskus (hernia nukleus pulposus) adalah kondisi ketika bantalan tulang belakang robek atau bergeser, sehingga menghimpit saraf di dekatnya.
Kondisi ini bisa terjadi karena adanya penambahan beban pada tulang penyangga tubuh, termasuk leher dan tulang belakang.
Beberapa aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya hernia diskus adalah mengangkat benda berat dengan posisi yang salah.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Saraf Kejepit di Pinggul