Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyebab Saraf Kejepit dan Cara Pengobatannya

Kompas.com - 30/03/2024, 04:00 WIB
Rini Agustin,
Khairina

Tim Redaksi

8. Stenosis spinal

Penyebab saraf kejepit lainnya adalah stenosis spinal, yaitu penyempitan di rongga tulang belakang yang berfungsi untuk melindungi saraf.

Ketika rongga tulang menyempit, saraf yang berada di dalamnya akan tertekan dan menyebabkan saraf kejepit.

Penyempitan rongga tulang belakang bisa terjadi karena kondisi yang mengakibatkan perubahan pada tulang, misalnya hernia diskus, pertambahan usia, patah tulang akibat cedera, hingga tumor pada tulang belakang.

Pengobatan saraf kejepit

Pengobatan saraf kejepit dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasien.

Jika gejalanya ringan, saraf kejepit dapat ditangani dengan pengobatan sederhana di rumah. Namun, gejala yang parah memerlukan penanganan medis.

Baca juga: 6 Ciri-ciri Saraf Kejepit yang Perlu Diwaspadai

Penanganan saraf kejepit yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah antara lain:

  • Beristirahat yang cukup.
  • Memberikan kompres panas atau dingin pada area yang sakit.
  • Melakukan peregangan setiap hari, terutama sebelum berolahraga.
  • Menggunakan bantal khusus ketika tidur untuk menyangga area dengan saraf kejepit.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri yang bisa dibeli di apotek, seperti paracetamol atau ibuprofen.

Jika keluhan saraf kejepit tidak membaik atau malah memburuk, dokter akan menyarankan sejumlah tindakan berikut:

  • Gunakan krim, gel, salep, maupun koyo antinyeri.
  • Konsumsi obat antinyeri dan antiradang yang banyak dijual, misalnya ibuprofen dan naproxen.
  • Konsumsi obat dari dokter dengan tingkat efektivitas lebih tinggi, seperti gabapentin dan amitriptyline, jika obat antinyeri tidak mampu mengatasi keluhan.
  • Suntik kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan nyeri di area saraf kejepit.
  • Gunakan penyangga atau korset untuk mempertahankan postur tubuh, sehingga mengurangi tekanan dan ketegangan otot.
  • Jalani fisioterapi untuk melatih dan memperkuat otot-otot sehingga mengurangi tekanan pada saraf, jika diperlukan.
  • Jalani terapi okupasi untuk membantu mengubah kebiasaan atau aktivitas yang dapat memperburuk saraf kejepit.
  • Jalani operasi sebagai pilihan terakhir bila terapi tidak berhasil mengurangi keluhan. Jenis operasi akan disesuaikan dengan lokasi saraf terjepit.

Itulah informasi seputar saraf kejepit yang penting untuk dipahami. Saraf kejepit adalah kondisi yang tak boleh disepelekan.

Baca juga: 12 Tanda-tanda Kekurangan Vitamin B1, Kejang sampai Gangguan Saraf

Jaringan saraf memang bisa sembuh dengan sendirinya, tapi jaringan ini juga dapat rusak permanen apabila tidak diatasi dengan benar.

Bila mengalami gejala saraf kejepit yang tidak kunjung membaik selama 4 minggu, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Dengan begitu, dokter dapat merekomendasikan beberapa penanganan agar dapat kembali beraktivitas dengan nyaman.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau