Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda-tanda Anak Alami Keterlambatan Perkembangan Motorik, Menurut Pakar

Kompas.com - 21/09/2024, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Orang tua harus waspada terhadap tanda-tanda keterlambatan perkembangan motorik pada anak-anak.

Bentuk kemampuan motorik pada anak meliputi mengangkat kepala, tengkurap, duduk sendiri, merangkak, berguling, dan berjalan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa biasanya keterampilan motorik berkembang dari atas ke bawah.

Baca juga: Kenali Perkembangan Motorik Normal pada Bayi, Menurut IDAI

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Neurologi IDAI Dr Amanda Soebadi, Sp.A(K), M.Med(ClinNeurophysiol) mengatakan bahwa perkembangan pertama adalah kontrol kepala dan kemudian kontrol tubuh bagian atas hingga bawah.

Saat mengembangkan kemampuan motorik kasar, anak-anak juga mengembangkan keterampilan motorik halus, seperti menggunakan tangan untuk memegang benda dan jari untuk mengambil makanan kecil.

Baca juga: Tahap Motorik Halus Anak Usia 0-5 Tahun dan Cara Menstimulasinya

Amanda mengatakan dalam Media Briefing pada Selasa (17/9/2024), kemampuan motorik pada anak normalnya tercapai pada usia sekitar 12-16 bulan.

Keterlambatan perkembangan motorik pada anak, bisa ditandai dengan adanya "red flags".

"Jika ditemukan ada red flags, anak perlu dirujuk untuk evaluasi lebih lanjut ke dokter spesialis anak," kata Amanda.

Baca terus artikel ini untuk mengetahui tanda-tanda keterlambatan perkembangan motorik pada anak.

Baca juga: Tahap Motorik Kasar Anak 0-5 Tahun dan Cara Menstimulasinya

Apa saja tanda-tanda keterlambatan perkembangan motorik pada anak?

Aman menjelaskan "red flags" meliputi berikut:

  • Kurang dari 1 bulan

Tanda keterlambatan perkembangan motorik yang pertama adalah apabila kurang dari 1 bulan, anak memiliki refleks menghisap tidak kuat.

Sering kali, masalah ini membuat anak kurang asupan ASI, anak dehidrasi.

Selain masalah pemenuhan nutrisi tersebut perlu diatasi, penyebab refleks yang lemah ini juga perlu dicari penyebabnya.

"Apakah ini disebabkan oleh masalah motorik, karena menghisap itu adalah kemampuan gerak atau motorik," ucapnya.

  • Usia 4 bulan

Tanda keterlambatan perkembangan motorik selanjutnya, adalah apabial sudah usia 4 bulan, tetapi anak belum dapat menegakkan kepala, dan tangan masih mengepal, tidak bisa membuka sendiri.

Baca juga: Tanda-tanda Perkembangan Anak Terlambat yang Orangtua Harus Ketahui

  • Usia 9 bulan

Pada usia 9 bulan, jika anak belum bisa duduk tanpa dibantu atau disangga.

  • Usia 16-18 bulan

Pada usia 16-18 bulan, apabila anak belum dapat berjalan sendiri.

  • Usia kurang dari 18 bulan

Anak menunjukkan tanda keterlambatan perkembangan motorik, jika pada usia kurang dari 18 bulan muncul dominasi penggunaan tangan kanan atau kiri yang jelas.

"Jadi, jika anak umurnya belum 18 bulan, tapi anak tampak lebih senang menggunakan salah satu tangan kanan atau tangan kirinya, maka patut dicurigai tangannya yang jarang digunakan mungkin ada masalah atau kelemahan," ujar Amanda.

Ia mengungkapkan, dominasi tangan kanan atau kiri baru boleh muncul setelah 18 bulan, biasanya antara usia 18-24 bulan atau bahkan di atas usia 2 tahun.

Baca juga: Kenali Tahap Perkembangan Anak Usia 0-5 Tahun

  • Usia berapa saja

Pada usia berapa saja, jika ada kemampuan motorik yang dulu dikuasai anak kemudian menjadi hilang, patut dicurigai anak mengalami gangguan kesehatan.

Amanda mencontohkan, dulu anak Anda sudah bisa merangkak, kemudian tidak mau merangkak lagi, tidak bisa berdiri atau berjalan.

"Atau sebelumnya anak sudah bisa duduk sendiri, tapi kemudian tidak bisa duduk sendiri, maka ini merupakan suatu red flags," terangnya.

"Apabila ada salah satu saja red flags ini, maka anak perlu dirujuk untuk evaluasi lebih lanjut," imbuhnya.

Baca juga: Kenali Apa itu Cerebral Palsy, Penyebab Gangguan Perkembangan Anak

Mengenali tanda-tanda keterlambatan perkembangan motorik dan menemukan penyebabnya sedini mungkin akan membantu anak Anda mendapatkan perawatan yang dibutuhkan segera.

Menurut Amanda, setiap anak, bahkan yang tampak sehat, sebetulnya perlu melakukan skrining.

"Jadi, sebelum anak diketahui terlambat, seharusnya setiap kunjungan ke posyandu atau ke dokter seharusnya dilakukan skrining," ujarnya.

Ia menjelaskan, tujuan skrining adalah untuk menjaring anak-anak yang berisiko atau kemungkinan mengalami keterlambatan perkembangan, meliputi motorik.

"Tapi, biasanya skrining juga akan menapis atau memeriksa ranah-ranah perkembangan lain. Anak-anak yang dijaring berisiko terlambat berkembang melalui skrining, harus dirujuk ke dokter spesialis anak untuk evaluasi lebih lanjut," terangnya.

Baca juga: IDAI Sebut 3 Penyakit Autoimun Ini Sering Menyerang Anak-anak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau