Kelelahan bisa juga terjadi akibat kemoterapi menyebabkan jumlah darah rendah (anemia).
Rambut biasanya mulai rontok dalam tiga minggu pertama setelah memulai kemoterapi.
Biasanya, rambut bisa tumbuh kembali dalam dua hingga tiga bulan setelah menyelesaikan perawatan.
Namun, rambut mungkin akan memiliki warna dan tekstur yang berbeda dari sebelumnya.
Kemoterapi dapat mengiritasi kulit Anda. Kemoterapi juga dapat membuat Anda sensitif terhadap sinar matahari, sehingga meningkatkan risiko terbakar matahari.
Mual dan muntah adalah efek samping kemoterapi yang umum lainnya.
Mual dan muntah akibat kemoterapi memengaruhi 80 persen penderita kanker yang menjalani pengobatan ini.
Baca juga: Apa yang Dirasakan Orang yang Menjalani Kemoterapi?
Kemoterapi dapat menyebabkan sembelit dan diare.
Beberapa penderita kanker juga berubah menjadi tidak toleran terhadap laktosa untuk sementara waktu selama kemoterapi.
Kondisi ini bisa menjadi efek samping setelah kemoterapi karena indra perasa berubah.
Misalnya, makanan pahit akan terasa menajdi sangat pahit. Semua makanan mungkin terasa pahit seperti logam.
Penderita kanker yang menjalani kemoterapi juga bisa mengalami sariawan dan sakit tenggorokan,
Ini juga termasuk efek samping kemoterapi yang sangat umum.
Beberapa obat kemoterapi dapat membuat Anda sulit buang air kecil atau mengosongkan kandung kemih.
Anda mungkin merasakan nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil, ingin buang air kecil terus-menerus, atau Anda mungkin buang air kecil atau menetes tanpa sengaja (inkontinensia urine).