Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Seseorang Bisa Terkena Penyakit Stroke? Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 25/03/2025, 13:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Seseorang bisa terkena penyakit stroke karena beberapa penyebab.

Stroke juga memiliki beberapa faktor risiko yang meningkatkan peluang seseorang menderita penyakit ini.

Mengetahui penyebab dan faktor risiko penyakit stroke bisa membantu Anda untuk mengurangi kemungkinan menjadi pasien dari masalah kesehatan ini.

Baca juga: Kenali Gejala Stroke yang Bisa Berkembang dalam Hitungan Jam

Merujuk Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), stroke adalah penyakit yang mengancam jiwa karena apabila terjadi serangan stroke, setiap menit sebanyak 1,9 juta sel otak bisa mati.

Kematian sel otak bisa menyebabkan seseorang mengalami kecacatan maupun kehilangan nyawa.

Di Indonesia, stroke menjadi penyebab utama kecacatan sebesar 11,2 persen dan kematian sebesar 18,5 persen.

Pada 2023, prevelensi penderita stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk.

Baca terus artikel ini yang akan mengulas lebih lanjut tentang stroke.

Baca juga: Belajar dari Mat Solar, Ketahui Alasan Stroke Berbahaya

Penyebab penyakit stroke

Seseorang bisa terkena penyakit stroke karena ada dua penyebab utamanya, yaitu:

  • Penyumbatan pembuluh darah arteri di otak

Mengutip Mayo Clinic, penyumbatan pembuluh darah arteri di otak adalah penyebab penyakit stroke yang paling umum.

Penyumbatan pembuluh darah di otak akan menyebabkan aliran darah ke organ vital manusia ini akan berkurang atau berhenti.

Baca juga: 50 Ucapan Selamat Idul Fitri 2025 "Taqaballahu Minna Wa Minkum" dan Balasannya

Hal itu membuat otak tidak mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan.

Aliran darah membawa serta oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, termasuk ke otak.

Semakin lama penyumbatan terjadi sel-sel otak atau neuron bisa mati.

Baca juga: Sandi Butar Butar Terima Surat Pemecatan Saat Masuk Kerja Usai Libur

Stroke yang terjadi karena penyebab itu disebut sebagai stroke iskemik.

Terkadang, penyumbatan pembuluh darah berlangsung sementara dan tidak menyebabkan kematian sel otak permanan.

Kondisi sementara tersebut kemudian disebut sebagai stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA).

Baca juga: 40 Balasan Ucapan Selamat Idul Fitri Biar Tak Hanya Jawab “Sama-sama”

  • Kebocoran pembuluh darah di otak

Seseorang bisa terkena penyakit stroke juga karena pembuluh darah di otak mengalami kebocoran atau pecah.

Kebocoran itu bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti tekanan darah tinggi, tonjolan pada titik lemah dindin pembuluh (aneurisma), endapan protein, berlebihan konsumsi obat pengencer darah, dan stroke iskemik.

Darah yang bocor itu akan menyebabkan otak membengkak, meningkatkan tekanan di dalam otak, yang pada akhirnya bisa merusak sel-sel di dalamnya.

Stroke yang disebabkan oleh masalah ini disebut sebagai stroke hemoragik.

Baca juga: Penyumbatan Pembuluh Darah Bisa Sebabkan Stroke, Ini Gejalanya...

Faktor risiko penyakit stroke

Ada juga beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih rentan terkena penyakit stroke, yaitu:

  • Usia, di mana seseorang lebih berisiko mengalami stroke ketika berusia 55 tahun ke atas;
  • Ras atau etnis tertentu, yang mana orang Afrika Amerika dan Hispanik memiliki risiko lebih besar terkena stroke;
  • Jenis kelamin, yang mana seorang pria lebih sering terkena stroke daripada wanita;
  • Kondisi hormon, yang mana orang mengonsumsi pil KB atau terapi hormon lebih berisiko mengalami serangan stroke;
  • Riwayat pribadi atau keluarga yang terkena stroke, serangan jantung, atau serangan stroke ringan;
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi
  • Merokok atau terpapar asap rokok orang lain
  • Kadar kolesterol tinggi
  • Menderita diabetes
  • Mengalami sleep apnea
  • Memiliki penyakit kardiovaskular, termasuk gagal jantung, infeksi jantung, atau fibrilasi atrium;
  • Infeksi Covid-19;
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas;
  • Kurangnya aktivitas fisik;
  • Minum alkohol berat atau berlebihan;
  • Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin.

Mengutip National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), sebanyak 82-90 persen faktor risiko penyakit stroke bisa dikendalikan.

Dengan mengendalikan faktor risiko tersebut seseorang bisa menghindari untuk terkena penyakit stroke.

Faktor risiko penyakit stroke yang bisa dikendalikan meliputi tekanan darah tinggi, kegemukan, kurang aktivitas fisik, pola makan yang buruk, dan merokok.

Jika Anda memiliki sejumlah faktor risiko terkena penyakit stroke, disarankan untuk berkonsultasi ke dokter untuk memeriksa tingkat risikonya dan cara mengatasinya.

Baca juga: Stroke Bisa Dicegah, Ini 10 Caranya...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau