KOMPAS.com - Di era serba digital seperti saat ini, banyak aktivitas yang dilakukan dengan duduk di depan gawai.
Aktivitas yang terbatas dan sering kali didukung dengan posisi duduk yang buruk membuat leher lebih mudah terasa sakit dan kaku.
Leher sendiri terdiri dari tulang belakang yang memanjang dari tengkorak ke batang tubuh bagian atas.
Baca juga: 5 Penyebab Leher Kaku, Bisa Keseleo sampai Tanda Penyakit
Tulang, ligamen, dan otot leher menjadi penopang sekaligus ‘alat’ yang membantu pergerakan kepala. Jika terdapat kelainan, peradangan, atau cedera, maka leher akan terasa kaku dan nyeri.
Leher yang kaku biasanya disebabkan karena postur tubuh yang buruk, seperti mencondongkan kepala ke arah laptop, atau membungkuk di saat duduk.
Selain itu, osteoarthritis juga merupakan penyebab umum dari sakit leher.
Dalam kondisi lain, sakit leher bisa menjadi penyebab dari penyakit yang lebih serius.
Segera cari penanganan medis jika Anda merasakan sakit leher sekaligus mati rasa atau lemas di area lengan atau tangan, atau rasa nyeri yang menusuk di area bahu ke lengan atas.
Gejala
Beberapa gejala yang timbul jika Anda sakit leher adalah sebagai berikut.
- Rasa sakit yang dapat berkembang dengan menahan kepala di satu posisi untuk waktu yang lama, seperti saat bekerja di depan laptop atau mengemudi.
- Otot terasa tegang dan kejang.
- Turunnya kemampuan untuk menggerakkan kepala.
- Sakit kepala.
- Rasa nyeri di area atau daerah leher yang lebih luas. Nyeri yang terasa cenderung lembut atau sakit, tidak menusuk.
- Rasa nyeri radikuler ke sepanjang saraf dari leher ke bahu dan lengan. Intensitasnya bervariasi dan dapat terasa seperti membakar.
- Kesulitan mengangkat beban akibat tangan terasa lemas.
Baca juga: 5 Penyebab Sakit Leher dan Cara Mengatasinya
Selain itu, durasi sakit leher biasa terbagi dalam tiga bagian.
- Akut. Rasa sakit kurang dari 4 minggu.
- Sub-akut. Rasa sakit bertahan selama 4-12 minggu.
- Kronis. Rasa sakit bertahan selama 3 bulan atau lebih.
Penyebab
Penyebab paling umum sakit leher, biasanya:
- Leher ‘terkunci’ di posisi yang salah saat tidur
- Postur buruk, seperti duduk di meja kerja untuk waktu yang lama
- Saraf yang terjepit
- Cedera, seperti kecelakaan lalu lintas atau terjatuh
- Penyakit seperti rheumatoid arthritis, meningitis atau kanker
Diagnosis
Dokter akan melakukan tes pencitraan agar mendapatkan visualisasi yang lebih baik untuk mencari tahu penyebab dari sakit leher yang Anda rasakan.
Tes pencitraan yang kemungkinan dilakukan adalah:
- Sinar X. Biasa disebut X-Ray, dapat menunjukkan area di leher Anda. Sinar X dapat menunjukkan jika ada saraf atau sumsum tulang Anda yang mungkin terjepit atau kondisi lainnya.
- CT Scan. Pemindaian ini merupakan gabungan antara gambar sinar X yang diambil dari berbagai arah untuk menghasilkan tampilan yang lebih mendetail dari struktur internal leher Anda.
- MRI. MRI merupakan pemindaian yang menggunakan gelombang radio dan medan magnet yang kuat untuk membuat gambar rinci tulang dan jaringan lunak, termasuk sumsum tulang belakang dan saraf terkait.
Baca juga: 4 Cara Mengatasi Sakit Leher Akibat Salah Posisi Tidur
Selain itu, dokter juga dapat melakukan tes lain seperti:
- Elektromiografi (EMG). Jika sakit leher Anda dicurigai diakibatkan oleh saraf yang terjepit, dokter akan melangsungkan tes EMG. Di mana dokter akan memasukkan jarum ke dalam otot dan mengukur kecepatan konduksi saraf untuk mengetahui apa saraf tertentu berfungsi dengan baik.
- Tes Darah. Tes darah dapat menunjukkan adanya peradangan atau infeksi yang menyebabkan sakit pada leher.
Perawatan
Setelah mendapatkan penyebab dari sakit leher, dokter mungkin akan mengarahkan Anda ke spesialis. Penanganan medis untuk sakit leher dapat berupa:
- Terapi es dan panas
- Peregangan, terapi fisik
- Suntikan kortikosteroid
- Relaksan otot
- Antibiotik jika terkena infeksi
- Operasi
Selain itu, alternatif lain dapat meliputi hal di bawah ini.
- Akupuntur
- Perawatan kiropraktik
- Pijat
- Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
Baca juga: Hati-Hati, Sakit Leher Bisa Dipicu Oleh Gangguan Kesehatan Berikut
Jika sakit leher Anda tergolong minor, berikut beberapa tips untuk menyembuhkannya di rumah.
- Kompres dengan es batu selama beberapa hari pertama. Lalu, gunakan bantal pemanas atau mandi dengan air hangat.
- Minum obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti ibuprofen atau asetaminofen.
- Hindari berolahraga atau aktivitas yang dapat memperparah gejala Anda seperti mengangkat beban berat.
- Regangkan kepala ke bawah, atas, dan samping secara teratur.
- Gunakan postur yang baik.
- Ubah posisi duduk secara berkala.
- Gunakan bantal leher khusus untuk tidur
Pencegahan
Secara umum, sakit leher dikaitkan dengan postur buruk yang dikombinasikan dengan usia.
Cegah sakit leher dengan duduk tegak, kepala tetap berada di tengah tulang belakang.
Pencegahan ini dapat dimulai dengan merubah kebiasaan-kebiasaan kecil dalam aktivitas sehari-hari.
- Postur tubuh baik. Pastikan bahu berada dalam posisi yang tegak lurus dengan pinggul, serta telinga berada tepat di atas bahu, ketika duduk atau berdiri.
- Atur ulang meja kerja. Pastikan layar monitor berada sejajar dengan pandangan mata. Lutut sebaiknya harus berada sedikit lebih bawah pinggul.
- Istirahat berkala. Di antara pekerjaan, pastikan untuk istirahat secara berkala dan melakukan peregangan Gerakkan kedua tangan, kaki, dan putar kepala secara perlahan agar mencegah otot leher menjadi kaku.
- Hindari jepit ponsel dengan bahu. Hal ini untuk mencegah postur yang buruk. Gunakan headset atau speakerphone sebagai alternatif.
- Berhenti merokok. Merokok dapat meningkatkan risiko timbulnya sakit leher.
- Hindari memikul barang berat di atas bahu. Barang berat dapat membuat leher cedera.
- Tidur dalam posisi baik. Gunakan bantal di bawah kepala. Lalu, tulang belakang sebaiknya berada dalam posisi lurus/datar. Juga, kepala dan leher harus sejajar dengan tubuh.
Baca juga: Cara Mengatasi Nyeri Leher dan Lutut Saat WFH
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.