KOMPAS.com - Kaki bengkak merupakan pembesaran pada bagian kaki yang dapat terjadi akibat berbagai alasan.
Umumnya, kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan dan dapat pulih dengan sendirinya.
Namun, jika kaki bengkak disertai dengan gejala lain dalam waktu yang lama, kemungkinan kondisi ini didasari oleh masalah kesehatan serius dan memerlukan perhatian medis.
Baca juga: Kaki Bengkak setelah Melahirkan: Penyebab dan Cara Mengatasi
Penyebab
Pada umumnya, ketika Anda terlalu lama berdiri atau berjalan dapat menyebabkan penumpukan cairan sehingga terjadi pembengkakan.
Dilansir dari Healthline, berikut beberapa faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kaki bengkak, yaitu:
- Alkohol
Minum alkohol dapat menyebabkan kaki bengkak karena tubuh menahan lebih banyak air setelah minum. Jika pembengkakan sering terjadi di kaki saat minum alkohol, kaki bengkak dapat menjadi tanda adanya masalah dengan hati, jantung, atau ginjal Anda.
- Cedera
Pergelangan kaki yang terkilir, tegang, atau patah tulang dapat menyebabkan otot ligamen meregang dan memicu terjadinya kaki bengkak.
- Kehamilan
Pembengkakan kaki sangat umum terjadi selama kehamilan, terutama dari bulan kelima hingga akhir kehamilan. Hal ini terjadi karena saat hamil tubuh akan menahan lebih banyak air dan menghasilkan lebih banyak darah atau cairan.
- Efek samping obat
Konsumsi obat-obatan tertentu seperti obat antidepresan atau steroid dapat menyebabkan kaki bengkak karena penumpukan cairan.
- Edema
Merupakan kondisi umum ketika adanya cairan berlebih yang terperangkap di jaringan tubuh Anda. Kondisi ini menyebabkan pembengkakan jaringan di bawah kulit kaki Anda.
- Limfedema
Terjadi akibat kerusakan pada kelenjar getah bening sehingga tubuh menahan cairan limfatik yang menyebabkan kaki bengkak. Umumnya, kondisi ini sering dialami oleh penderita kanker yang sedang menjalani pengobatan.
- Gumpalan darah
Gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh darah vena kaki dapat menghentikan aliran darah dan menyebabkan kaki bengkak. Kondisi ini bisa mengancam nyawa jika gumpalan darah pecah dan menyebar ke jantung serta paru-paru.
- Penyakit liver
Liver yang tidak berfungsi dengan baik dapat menyebabkan kaki menjadi bengkak karena kelebihan cairan di kaki.
- Penyakit ginjal
Gangguan pada fungsi ginjal dapat menyebabkan terjadinya penumpukan cairan di dalam tubuh, sehingga memicu terjadinya kaki bengkak.
Baca juga: 3 Penyebab Kaki Bengkak Saat Hamil dan Cara Mengatasinya
Diagnosis
Mengutip Medical News Today, segera hubungi dokter Anda jika mengalami kaki bengkak dengan kondisi berikut:
- Pembengkakan yang tidak kunjung pulih
- Pembengkakan terjadi berulang kali
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Pembengkakan yang tidak dapat dijelaskan dan menyakitkan
- Peradangan
Perawatan
Perlu diketahui bahwa, penanganan kaki bengkak akan berbeda-beda tergantung dengan penyebab yang mendasarinya.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami kaki bengkak disertai dengan gejala lain, segera hubungi dokter untuk pemeriksaan dan penanganan yang lebih lanjut dan tepat.
Namun, berdasarkan Cleveland Clinic, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kaki bengkak ringan, meliputi:
- Menambahkan suplemen magnesium sebanyak 200-400 miligram ke dalam konsumsi makanan harian dapat membantu membatasi retensi air dan rasa sakit. Namun, cara ini perlu mendapatkan arahan dari dokter.
- Rendam kaki selama 15 hingga 20 menit menggunakan air dingin yang diisi dengan garam epsom untuk meredakan nyeri terkait pembengkakan.
- Turunkan berat badan agar kaki tidak bekerja ekstra untuk menahan beban tubuh.
- Hindari duduk atau berdiri terlalu lama.
- Cobalah lakukan olahraga atau gerakan ringan untuk membantu meredakan kaki bengkak.
- Menggunakan compression socks yang mampu meredakan nyeri dan mencegah penumpukan cairan di kaki.
- Hindari penggunaan kaos kaki yang terlalu ketat.
Baca juga: Kenali Ciri-ciri Kaki Bengkak Karena Jantung Bermasalah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.