Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 25/08/2022, 13:53 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

dr. Sumpada Priambudi, Sp.OT
Divalidasi oleh:
dr. Sumpada Priambudi, Sp.OT

Dokter Spesialis Orthopaedi Mayapada Hospital Jakarta Selatan www.mayapadahospital.com

KOMPAS.com - Bahu manusia merupakan sendi bola (kepala humerus) dan soket (rongga) yang terdiri dari tiga tulang, yaitu lengan atas, tulang belikat, dan tulang selangka.

Ketiga tulang ini disatukan oleh jaringan ikat yang mengelilingi sendi bahu, jaringan ini disebut disebut kapsul bahu.

Untuk membantu memudahkan manusia menggerakkan bahu, terdapat cairan sinovial melumasi kapsul bahu dan sendi.

Baca juga: Bahu Sering Nyeri dan Kaku, Bisa Jadi Tanda Frozen Shoulder

Jika kapsul bahu menebal dan menjadi lebih kaku dan kencang, disertai cairan sinovial yang sedikit di area sendi maka kondisi ini akan menyebabkan rasa sakit pada bahu.

Kondisi ini disebut frozen shoulder, yaitu suatu kondisi yang ditandai dengan kekakuan dan nyeri pada sendi bahu.

Frozen shoulder menyebabkan sendi menjadi macet karena kekurangan cairan sinovial dan sulit untuk digerakkan.

Gejala

Melansir Mayo Clinic, gejala utama frozen shoulder adalah rasa sakit dan kekakuan yang menyebabkan bahu sulit atau tidak dapat digerakkan.

Gejala frozen shoulder biasanya berkembang secara perlahan dalam tiga tahap, yang mana setiap tahap dapat berlangsung beberapa bulan.

Berikut tiga tahap gejala frozen shoulder:

  1. Freezing stage atau tahap pertama
    Ditandai dengan nyeri setiap kali sendi bahu digerakkan sehingga menyebabkan rentang gerak bahu terbatas. Tahap ini berlangsung sekitar 6-9 bulan
  2. Frozen stage atau tahap kedua
    Nyeri berkurang, tetapi bahu semakin kaku yang menyebabkan bahu semakin sulit digerakkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Tahap ini berlangsung sekitar 4-12 bulan
  3. Thawing stage atau tahap ketiga
    Ditandai dengan rentang gerak bahu yang mulai membaik. Tahap ini berlangsung selama enam bulan hingga dua tahun

Baca juga: Nyeri Bahu

Pada sebagian penderita, frozen shoulder menyebabkan bahu terasa lebih sakit di malam hari, bahkan menyebabkan penderita sulit tidur.

Penyebab

Dirangkum dari Cleveland Clinic dan OrthoInfo, penyebab frozen shoulder masih belum diketahui secara pasti.

Frozen shoulder diduga terjadi ketika kapsul bahu, jaringan yang mengelilingi sendi bahu, menebal dan mengencang atau meradang.

Kondisi ini menimbulkan rasa sakit sehingga bahu sulit untuk digerakkan. Maka dari itu, disebut frozen shoulder sebab bahu “membeku” pada posisinya.

Faktor risiko

Merangkum Mayo Clinic dan OrthoInfo, terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko mengalami frozen shoulder, di antaranya:

  1. Menderita penyakit sistemik atau metabolik, seperti:
    a. Diabetes
    b. Gangguan hormon tiroid, baik hipotiroidisme atau hipertiroidisme
    c. Penyakit Parkinson
    d. Penyakit kardiovaskular
    e. Tuberkulosis
  2. Imobilisasi, frozen shoulder dapat terjadi ketika bahu lama tidak digerakkan akibat operasi, patah tulang, atau cedera lainnya
  3. Berusia 40 tahun ke atas
  4. Berjenis kelamin wanita

Baca juga: 14 Penyebab Nyeri Bahu dan Cara Mengobatinya

Diagnosis

Melansir Hopkins Medicine, langkah pertama untuk mendiagnosis frozen shoulder adalah dengan melihat riwayat medis dan pemeriksaan fisik penderita.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui seberapa parah nyeri akibat frozen shoulder dan jangkauan gerak bahu yang terkena.

Pada sebagian kasus, dokter akan menyuntikkan anestesi atau obat mati rasa untuk menentukan rentang gerak pasif dan aktif penderita.

Dokter mungkin akan melakukan tes pencitraan, seperti rontgen, ultrasound, atau MRI untuk memastikan kondisi lain, misalnya radang sendi, yang juga menyebabkan nyeri bahu.

Perawatan

Dirangkum dari WebMD dan Cleveland Clinic, terdapat beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala frozen shoulder, di antaranya:

  1. Obat-obatan
    - Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti aspirin atau ibuprofen dapat meredakan nyeri dan mengurangi peradangan di bahu
    - Suntikan kortikosteroid ke area bahu yang terkena akan dilakukan jika nyeri tidak kunjung hilang

  2. Fisioterapi
    Terapi fisik dapat mengurangi kekakuan sendi bahu dan meningkatkan rentang gerak sendi

  3. Kompres dingin atau panas
    Dapat membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan pada bahu yang terkena

  4. Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)
    Terapi menggunakan arus listrik untuk mengurangi rasa sakit dengan menghambat impuls saraf yang menyebabkan rasa nyeri

  5. Manipulasi sendi bahu
    Membantu mengendurkan jaringan bahu dengan memberikan anestesi pada penderita agar mereka tertidur dan tidak merasakan nyeri.
    Setelah itu dokter akan menggerakkan sendi bahu ke arah yang berbeda, untuk membantu melemaskan atau melonggarkan jaringan bahu yang tegang.

  6. Distensi bahu
    Penyuntikan air steril ke dalam kapsul bahu untuk meregangkan jaringan kapsul sehingga bahu dapat lebih mudah digerakkan

  7. Artroskopi
    Bagian kapsul sendi yang rapat dan jaringan parut dalam sendi bahu akan dibuang dengan memasukkan alat bernama artroskop melalui sayatan kecil di bahu

Baca juga: Peradangan Sendi: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Proses pemulihan frozen shoulder dapat berlangsung selama 1,5 tahun hingga 3 tahun untuk benar-benar pulih.

Pencegahan

Dikutip dari Cleveland Clinic, menjalani fisioterapi setelah mengalami cedera pada bahu yang menyebabkan bahu terasa sakit dapat membantu mengurangi risiko terkena frozen shoulder.

Selain itu, fisioterapi juga disarankan untuk segera dilakukan oleh penderita yang mengalami stroke untuk mencegah kekakuan pada sendi bahu dan sendi lain yang mungkin terdampak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com