KOMPAS.com - Sindrom Kleine-Levin (KLS) atau sindrom putri tidur adalah gangguan langka yang menyebabkan periode kantuk berlebihan secara berulang.
Melansir Healthline, dalam beberapa kasus seseorang dapat menghabiskan hingga 20 jam untuk tidur.
Itulah sebabnya, kondisi ini umum disebut "sindrom putri tidur".
Baca juga: Sindrom Putri Tidur, Gangguan Langka yang Sebabkan Tidur Berlebihan
Selain itu, KLS juga dapat menghasilkan perubahan perilaku dan kebingungan.
KLS dapat menyerang siapa saja. Namun, umumnya remaja laki-laki lebih sering mengalami kondisi ini. Hampir sekitar 70 persen orang dengan gangguan ini adalah laki-laki.
KLS dapat bermula seperti flu. Gejala utama yang timbul adalah rasa kantuk berlebihan yang mengharuskan penderitanya tidur dalam jangka waktu yang sangat lama.
Umumnya, sekitar lebih dari 18 jam dalam sehari.
Beberapa perubahan lain secara kognitif dan perilaku yang menyertai tidur berlebihan, yaitu:
Baca juga: Alami 12 Kondisi Tidur Ini? Sebaiknya Konsultasikan dengan Dokter
Gejala dapat mereda saat gangguan berakhir dan kembali ke suasana hati dan sikap biasa. Beberapa dari mereka juga mungkin mengalami kehilangan memori yang berkelanjutan.
Belum diketahui pasti penyebab KLS, tapi terdapat beberapa faktor tertentu yang meningkatkan terjadinya risiko gangguanini.
KLS mungkin timbul akibat cedera pada hipotalamus.
Hipotalamus berperan untuk mengontrol tidur, nafsu makan, dan suhu tubuh.
Cedera jatuh atau benturan pada kepala dapat menyebabkan kondisi ini. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memverifikasi dugaan tersebut.
Selain itu, beberapa penderita KLS mengalami kondisi ini setelah terkena infeksi seperti flu. Beberapa peneliti menduga bahwa KLS bisa jadi termasuk dalam lingkup gangguan autoimun.
Autoimun adalah kondisi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehatnya sendiri.
KLS juga dapat bersifat genetik saat kondisi ini dapat memengaruhi lebih dari satu orang dalam sebuah keluarga.
Seseorang dapat didiagnosis dengan KLS jika memenuhi kriteria terhadap hipersomnia berulang:
Baca juga: Bukan Klenik, Inilah Penyebab Seseorang Tidur Sambil Berjalan
Selain itu, seseorang juga harus memiliki kondisi berikut:
Dokter juga mungkin akan melakukan tes tidur untuk mengukur aktivitas listrik dalam otak. Penderita KLS akan mengalami aktivitas otak yang melambat sebanyak 70 persen saat tidur.
Penderita KLS juga umumnya memiliki ingatan yang buruk.
Dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat-obatan untuk mengelola gejala. Pengobatan dapat membantu mengurangi durasi episode dan mencegah yang berikutnya.
Salah satu obat yang mungkin diberikan adalah pil stimulan untuk meningkatkan kesadaran dan efektif untuk mengurangi kantuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.