Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/12/2021, 11:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Palpitasi jantung adalah kondisi saat detak jantung tiba-tiba menjadi lebih terasa.

Jantung akan terasa berdetak lebih kencang, berdebar, atau bahkan berdetak tidak teratur.

Kondisi ini biasanya berlangsung selama beberapa detik atau menit. Sensasi ini juga biasanya dapat ikut terasa di tenggorokan atau leher.

Baca juga: 10 Penyebab Palpitasi Jantung yang Perlu Diwaspadai

Meskipun tampak mengkhawatirkan, kebanyakan kasus palpitasi tidak berbahaya dan bukan sebuah masalah serius.

Terkadang juga dapat terasa detakan ekstra atau justru "terlewat". Kondisi ini disebut detakan ektopik dan juga tidak perlu dikhawatirkan.

Dalam beberapa kasus, jantung berdebar juga dapat mengindikasikan kondisi serius.

Biasanya, tes diagnostik bernama “pemantauan aritmia rawat jalan” dapat membantu membedakan antara aritmia (detak jantung tidak teratur) jinak dan ganas.

Penyebab

Beberapa penyebab dari palpitasi jantung, antara lain:

  • perubahan hormon
  • obat-obatan
  • masalah irama jantung
  • kondisi jantung
  • kondisi medis lainnya
  • konsumsi kafein yang berlebihan
  • konsumsi nikotin seperti dari rokok atau cerutu
  • stres dan kecemasan
  • kurang tidur
  • ketakutan
  • kepanikan
  • dehidrasi
  • perubahan hormon, termasuk kehamilan
  • ketidakseimbangan elektrolit
  • kadar gula rendah
  • olahraga ekstrem
  • syok
  • demam
  • stimulan seperti amfetamin atau kokain
  • sleep apnea.

Baca juga: 4 Cara Mencegah Palpitasi Jantung

Diagnosis

Palpitasi umumnya tidak berlangsung lama dan tidak memerlukan perawatan khusus.

Namun, ada baiknya untuk melakukan konsultasi ke dokter jika:

  • palpitasi berlangsung lama, tidak membaik atau memburuk
  • memiliki riwayat masalah jantung
  • khawatir akan kondisi palpitasi tersebut.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya terkait riwayat kesehatan.

Beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mencari tahu kondisi penyebab palpitasi, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Elektrokardiogram (EKG): dapat dilakukan saat beristirahat atau berolahraga. Tes ini disebut EKG stres. Alat ini akan merekam sinyal listrik jantung dan menunjukkan irama jantung yang tidak biasa.
  • Pemantauan Holter: melibatkan penggunaan monitor di dada dan merekam sinyal listrk jantung selama 24 hingga 48 jam. Alat ini dapat mengidentifikasi perbedaan ritme yang tidak terdeteksi selama EKG.
  • Rontgen dada: dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap perubahan di paru-paru yang dapat berasal dari masalah jantung. Misalnya, jika ada cairan di paru-paru yang dapat menjadi akibat dari gagal jantung
  • Ekokardiogram: semacam USG jantung, dapat memberikan informasi rinci terkait struktur dan fungsi jantung saat itu.

Perawatan

Penanganan pada palpitasi jantung tergantung pada kondisi yang mendasari.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Palpitasi Jantung yang Baik Diketahui

Namun, terkadang dokter tidak dapat menemukan penyebab spesifik.

Jika disebabkan oleh gaya hidup seperti merokok atau mengonsumsi terlalu banyak kafein, penderita hanya perlu mengurangi atau berhenti menggunakan zat-zat tersebut.

Pencegahan

Jika tidak diperlukan penanganan spesifik, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya palpitasi.

Coba untuk mencari tahu pemicu agar dapat dicegah di kemudian hari

  • Catat makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta saat palpitasi terjadi
  • Mempelajari latihan relaksasi, pernapasan dalam, yoga, atau tai chi agar dapat dilakukan saat merasa stres atau cemas
  • Batasi konsumsi alkohol atau nikotin
  • Minta alternatif obat jika itu yang menjadi penyebab palpitasi
  • Makan teratur dengan menu ideal
  • Minimalkan asupan alkohol
  • Jaga tekanan darah dan kadar kolesterol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com