KOMPAS.com - Spermatokel merupakan kista jinak yang terjadi di epididimis, yaitu tabung kecil melingkar di bagian atas testis yang berfungsi untuk mengumpulkan dan mengangkut sperma.
Spermatokel berisi cairan seperti susu atau bening yang mungkin mengandung sperma.
Kondisi ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit maupun berpotensi kanker.
Baca juga: Kista
Meskipun tidak berbahaya, kista dapat tumbuh menjadi lebih besar yang kemungkinan akan mengganggu kenyamanan Anda.
Pada dasarnya, penyebab pasti spermatokel belum dapat dijelaskan dengan pasti.
Namun, mengutip Healthline, kemungkinan spermatokel dapat terjadi akibat penyumbatan di salah satu tabung yang mengangkut sperma atau epididimis.
Melansir Mayo Clinic, gejala spermatokel dan umumnya dapat Anda rasakan setelah kista bertumbuh menjadi cukup besar, seperti:
Segera hubungi dokter untuk segera mengidentifikasi penyebabnya jika Anda mengalami rasa sakit atau pembengkakan pada skrotum.
Berdasarkan Mayo Clinic, diagnosis spermatokel dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
Baca juga: Kenali Apa itu Kista, Jenis, sampai Penyebabnya
Sebagian besar kasus spermatokel tidak membutuhkan perawatan.
Namun, spermatokel mungkin memerlukan perhatian medis jika tumbuh terlalu besar atau mulai menimbulkan rasa sakit.
Menurut Healthline, berikut pilihan perawatan untuk mengatasi spermatokel, yaitu:
Setiap perawatan spermatokel dapat menghasilkan komplikasi atau efek samping.
Oleh karena itu, dokter akan berdiskusi dengan Anda untuk menentukan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.
Baca juga: 8 Penyebab Nyeri Testis yang Perlu Diwaspadai
Meskipun tidak ada cara untuk mencegah spermatokel, penting bagi Anda untuk melakukan pemeriksaan skrotum setidaknya setiap bulan untuk mendeteksi perubahan.
Hal ini akan membantu Anda untuk mendapatkan perawatan dini dan mencegah pertumbuhan spermatokel menjadi lebih besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.