Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/12/2021, 20:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Spermatokel merupakan kista jinak yang terjadi di epididimis, yaitu tabung kecil melingkar di bagian atas testis yang berfungsi untuk mengumpulkan dan mengangkut sperma.

Spermatokel berisi cairan seperti susu atau bening yang mungkin mengandung sperma.

Kondisi ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit maupun berpotensi kanker.

Baca juga: Kista

Meskipun tidak berbahaya, kista dapat tumbuh menjadi lebih besar yang kemungkinan akan mengganggu kenyamanan Anda.

Penyebab

Pada dasarnya, penyebab pasti spermatokel belum dapat dijelaskan dengan pasti.

Namun, mengutip Healthline, kemungkinan spermatokel dapat terjadi akibat penyumbatan di salah satu tabung yang mengangkut sperma atau epididimis.

Gejala

Melansir Mayo Clinic, gejala spermatokel dan umumnya dapat Anda rasakan setelah kista bertumbuh menjadi cukup besar, seperti:

  • Nyeri atau ketidaknyamanan pada testis
  • Rasa berat di testis dengan spermatokel
  • Merasa penuh pada bagian belakang dan di atas testis.

Segera hubungi dokter untuk segera mengidentifikasi penyebabnya jika Anda mengalami rasa sakit atau pembengkakan pada skrotum.

Diagnosis

Berdasarkan Mayo Clinic, diagnosis spermatokel dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

  • Pemeriksaan fisik
  • Transiluminasi, memeriksa cairan pada skrotum
  • USG, mendeteksi kista dan membantu menyingkirkan tumor testis atau penyebab lain dari pembengkakan skrotum.

Baca juga: Kenali Apa itu Kista, Jenis, sampai Penyebabnya

Perawatan

Sebagian besar kasus spermatokel tidak membutuhkan perawatan.

Namun, spermatokel mungkin memerlukan perhatian medis jika tumbuh terlalu besar atau mulai menimbulkan rasa sakit.

Menurut Healthline, berikut pilihan perawatan untuk mengatasi spermatokel, yaitu:

Terapi medis

  • Pemberian resep obat oral untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan akibat spermatokel.

Terapi invasif minimal

  • Aspirasi, mengalirkan cairan dari kista
  • Skleroterapi, mendorong penyembuhan dan mencegah cairan kembali menumpuk.

Terapi bedah

  • Spermatocelectomy, menghilangkan kista dari epididimis dan menjaga sistem genital. Terkadang sebagian atau bahkan seluruh epididimis mungkin perlu diangkat bersama dengan kista.

Setiap perawatan spermatokel dapat menghasilkan komplikasi atau efek samping.

Oleh karena itu, dokter akan berdiskusi dengan Anda untuk menentukan perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.

Baca juga: 8 Penyebab Nyeri Testis yang Perlu Diwaspadai

Pencegahan

Meskipun tidak ada cara untuk mencegah spermatokel, penting bagi Anda untuk melakukan pemeriksaan skrotum setidaknya setiap bulan untuk mendeteksi perubahan.

Hal ini akan membantu Anda untuk mendapatkan perawatan dini dan mencegah pertumbuhan spermatokel menjadi lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau