Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/12/2021, 21:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker testis adalah salah satu kanker yang kurang umum dan cenderung menyerang pria berusia antara 15 dan 49 tahun.

Gejala khasnya adalah pembengkakan atau benjolan tanpa rasa sakit, ataupun perubahan bentuk dan tekstur dari testis.

Baca juga: 3 Gejala Kanker Testis yang Perlu Diwaspadai

Gejala

Tanda-tanda tumor testis adalah:

  • benjolan tanpa rasa sakit di testis (gejala paling umum)
  • pembengkakan testis (dengan atau tanpa rasa sakit) atau perasaan berat di skrotum
  • nyeri atau nyeri tumpul di testis, skrotum, atau selangkangan
  • kelembutan atau perubahan pada jaringan payudara pria.

Jika menemukan benjolan atau bagian keras dari testis, segera temui dokter untuk mengetahui apakah itu tumor.

Sangat sedikit pria yang menderita kanker testis merasakan sakit di awalnya.

Penyebab

Tidak diketahui jelas apa yang menyebabkan kanker testis.

Melansir Mayo Clinic, dokter mengetahui bahwa kanker testis terjadi saat sel-sel sehat di testis berubah.

Sel yang awalnya tumbuh sehat dan membelah secara teratur kemudian mengalami kelainan sehingga pertumbuhannya tidak terkendali. Akibatnya, sel-sel yang terakumulasi membentuk massa di testis.

Hampir seluruh kanker testis dimulai di sel germinal, sel di testis yang menghasilkan sperma yang belum matang.

Belum diketahui apa yang menyebabkan sel germinal menjadi abnormal dan berkembang menjadi kanker.

Baca juga: Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Testis yang Perlu Diwaspadai

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kanker testis, yaitu:

  • Testis yang tidak turun (kriptorkismus). Testis terbentuk di daerah perut selama perkembangan janin dan biasanya turun ke skrotum sebelum lahir. Pria dengan kondisi testis seperti ini memiliki risiko lebih besar terkena kanker testis dibandingkan pria dengan testis yang turun secara normal. Meski telah dipindahkan melalui operasi ke skrotum, risiko akan tetap tinggi. Namun, sebagian besar pria dengan kanker testis tidak memiliki riwayat kriptorkismus.
  • Perkembangan testis yang tidak normal. Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan testis berkembang secara tidak normal, seperti sindrom Klinefelter, dapat meningkatkan risiko kanker testis.
  • Riwayat keluarga. Risiko akan lebih tinggi jika memiliki kerabat dengan riwayat kanker testis.
  • Usia. Kanker testis memengaruhi remaja dan pria yang tergolong muda, sekitar 15 hingga 35 tahun. Namun, kanker dapat terjadi pada usia berapa pun.
  • Ras. Kanker testis lebih sering terjadi pada pria kulit putih ketimbang kulit hitam.

Diagnosis

Tes sendiri

Waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan testis sendiri adalah setelah mandi air hangat, sambil berdiri saat skrotum rileks.

Tes ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit.

  • Periksa setiap testis. Gulung testis dengan lembut menggunakan sedikit tenaga di antara ibu jari dan telunjuk. Rasakan seluruh permukaan sebab kekencangan testis harus sama di sekelilingnya. Normal jika merasakan satu testis terasa lebih besar dari yang lain.
  • Temukan epididimis dan vas deferens. Ini adalah struktur lunak seperti tabung di atas dan di belakang testis. Tabung ini mengumpulkan dan membawa sperma.
  • Cari jika ada benjolan atau pembengkakan. Benjolan atau apapun yang terlihat tidak normal meskipun tidak terasa sakit patut untuk dipertanyakan. Selalu cari perubahan dalam ukuran, bentuk, atau tekstur. Segera cari bantuan medis jika melihat benjolan atau perubahan apapun dari waktu ke waktu. Meskipun belum tentu menjadi masalah, kanker testis dapat disembuhkan jika ditemukan lebih awal.

Baca juga: Mengenal Penyebab Kanker Testis dan Cara Mendeteksinya

Pemeriksaan medis

Dalam pemeriksaan medis, dokter akan melakukan beberapa hal berikut untuk mengetahui jika seseorang mengalami kanker testis.

  • pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan terhadap skrotum, perut, kelenjar getah bening, dan bagian lain untuk mencari tanda-tanda kanker
  • ultrasonografi testis: tes pencitraan yang digunakan untuk melihat ke dalam skrotum dan untuk memeriksa benjolan yang mencurigakan
  • tes darah: untuk melihat jika ada protein dan hormon yang diproduksi oleh kanker testis. Jika seseorang mengalami kanker testis, kadar AFP, ACG, dan LDH akan meningkat. Namun, tidak semua orang dengan kanker testis memiliki penanda tumor (kenaikan tiga kadar zat tersebut). Di sisi lain, tidak memiliki penanda tumor bukan berarti seseorang benar-benar bebas dari kanker.

Perawatan

Pilihan untuk mengobati kanker testis bergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis dan stadium kanker, kesehatan penderita secara keseluruhan, dan preferensi penderitanya sendiri.

Operasi

Operasi yang dapat digunakan untuk mengobati kanker testis meliputi:

  • Pengangkatan testis
  • Pengangkatan kelenjar getah bening

Selain itu, dokter juga dapat menyarankan radioterapi atau kemoterapi.

Baca juga: 4 Gejala Kanker Testis yang Harus Diwaspadai 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau