Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/01/2022, 13:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kista adalah benjolan berbentuk bulat yang berisi cairan, udara, atau zat padat seperti rambut.

Benjolan ini dapat tumbuh pada bagian tubuh mana pun dengan ukuran yang bervariasi.

Salah satu bentuk kista adalah kista ginjal, di mana kantong atau benjolan berisi cairan muncul di dalam jaringan ginjal.

Baca juga: Tanda Gejala Kista Ginjal dan Penyebabnya

Kista ginjal dapat tumbuh pada salah satu atau kedua ginjal dan umumnya bersifat jinak atau nonkanker.

Kista ginjal biasanya bersifat asimptomatik atau tidak menimbulkan gejala dan tidak mengganggu fungsi ginjal.

Kista ginjal berbeda dengan kista ginjal yang terbentuk karena penyakit ginjal polikistik.

Penyakit ginjal polikistik (PKD) adalah kondisi genetik yang menyebabkan kemunculan banyak kista pada ginjal.

Pada penyakit ginjal polikistik, kista-kista yang ada dapat membesar dan mengubah ukuran, serta memengaruhi fungsi ginjal.

Dikarenakan umumnya tidak menimbulkan gejala, kista ginjal kerap terdeteksi ketika penderitanya menjalani tes pencitraan untuk keperluan medis lainnya.

Kista ginjal yang tidak menimbulkan tanda atau gejala biasanya juga tidak memerlukan penanganan khusus.

Gejala

Mengutip Healthline, meskipun kista ginjal biasanya tidak menimbulkan gejala, beberapa gejala berikut dapat muncul ketika kista tumbuh cukup besar:

  • Demam
  • Nyeri pada punggung bawah atau samping dan akan semakin parah ketika kista pecah
  • Nyeri ulu hati
  • Pembengkakan pada perut
  • Buang air kecil lebih sering dari biasanya
  • Buang air kecil berdarah
  • Urine berwarna gelap.

Baca juga: 8 Gejala Kista Ginjal yang Pantang Disepelekan

Penyebab

Merangkum situs Mayo Clinic dan WebMD, penyebab kista ginjal masih belum diketahui secara pasti.

Berbeda dengan penyakit ginjal polikistik (PKD) yang disebabkan oleh faktor keturunan atau mutasi genetik, kista ginjal bukanlah penyakit yang diturunkan..

Namun, terdapat dugaan bahwa kista ginjal terbentuk akibat lapisan permukaan ginjal melemah dan membentuk kantong.

Kantong inilah yang kemudian terisi dengan cairan, terlepas, dan tumbuh menjadi kista.

Faktor risiko

Menurut WebMD, kista ginjal lebih sering dialami oleh laki-laki dibandingkan dengan wanita.

Kondisi ini juga kerap dialami orang-orang yang telah berusia 50 tahun atau lebih dan risiko terkena kista ginjal akan meningkat seiring bertambahnya usia.

Diagnosis

Dikutip dari Mayo Clinic, beberapa tes dan prosedur pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis kista ginjal adalah:

  1. Pemeriksaan radiologi
    Tes pencitraan, seperti ultrasonografi (USG), CT scan dan MRI dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan kista ginjal.

    Pemeriksaan radiologi juga dapat membantu dokter menentukan apakah benjolan pada ginjal merupakan kista atau tumor.

  2. Tes fungsi ginjal
    Dokter akan menguji sampel darah atau sampel urine pasien untuk mendeteksi pengaruh kista ginjal terhadap fungsi ginjal.

Baca juga: Apa Penyebab Kista Ginjal?

Perawatan

Melansir Healthline, apabila kista berukuran kecil dan tidak memengaruhi fungsi ginjal maka dokter tidak akan memberikan penanganan khusus.

Akan tetapi, pasien harus tetap rutin melakukan pemeriksaan guna memantau ukuran kista melalui tes pencitraan selama 6 hingga 12 bulan.

Namun, jika kista ginjal berukuran cukup besar atau menimbulkan gejala tertentu maka pasien dapat menjalani beberapa pengobatan berikut:

  • Skleroterapi

Skleroterapi dilakukan untuk mengeringkan kista. Dokter akan memasukkan jarum tipis ke dalam dinding kista ginjal melalui kulit dan dipandu dengan ultrasound.

Setelah cairan kista mengering, dokter akan mengisi kista dengan cairan alkohol untuk mencegahnya tumbuh kembali.

  • Prosedur operasi

Kista yang berukuran besar dan memengaruhi fungsi ginjal dapat diatasi dengan prosedur operasi pengangkatan kista.

Dokter akan membuat sayatan kecil pada kulit untuk memasukkan alat khusus yang dilengkapi kamera kecil (laparoskop).

Laparoskop akan memandu dokter untuk mengeringkan cairan di dalam kista. Selanjutnya, dokter akan memotong atau membakar dinding ginjal tempat kista berada.

Baca juga: Apakah Kista Ginjal Bisa Disembuhkan?

Komplikasi

Menurut Mayo Clinic, kista ginjal dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:

  1. Infeksi pada kista
    Kista ginjal dapat mengalami infeksi yang menyebabkan penderita mengalami demam dan nyeri.
  2. Kista pecah
    Kista ginjal yang pecah akan menimbulkan rasa nyeri hebat pada punggung atau pinggang.
  3. Gangguan buang air kecil
    Kista ginjal yang menyumbat saluran kemih, menyebabkan penderita sulit buang air kecil dan mengalami pembengkakan pada ginjal (hidronefrosis).

Pencegahan

Dikutip dari Cleveland Clinic, kista ginjal tidak dapat dicegah. Namun, beberapa tindakan berikut dapat membantu mengurangi risiko mengalami kondisi ini:

  1. Minum banyak air putih
  2. Batasi konsumsi natrium atau sodium yang ditemukan pada garam karena dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak bagian ginjal
  3. Terapkan gaya hidup sehat, seperti tidak merokok dan mengonsumsi alkohol
  4. Lakukan pemeriksaan rutin jika menderita hipertensi atau penyakit ginjal kronis (PGK).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com