Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/01/2022, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada umumnya, siklus menstruasi seorang wanita adalah 28 hari. Namun, siklus yang berjalan dari 25 hingga 35 hari masih dianggap normal.

Perubahan kecil dari bulan ke bulan adalah hal bisa, tapi seharusnya memiliki siklus yang sama setiap terjadi.

Oligomenore adalah kondisi saat seorang wanita tidak mendapatkan menstruasi selama 35 hari atau lebih dan akibatnya hanya memiliki empat hingga sembilan periode setiap tahunnya.

Baca juga: Siklus Menstruasi Pendek, Kapan Perlu Waspada?

Kehilangan satu periode yang bukan karena kehamilan, pengendalian kelahiran, atau menopause, biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, jika secara teratur berjalan selama 35 hari atau lebih di antara periode, sebaiknya bicarakan dengan dokter.

Gejala

Berbagai hormon yang memengaruhi siklus menstruasi dapat dipengaruhi sementara oleh sejumlh faktor yang berbeda.

Namun, jika satu periode seseorang menjadi berbeda dan tidak kembali normal secara tiba-tiba, penting untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebabnya.

Gejala oligomenore meliputi:

  • mengalami siklus haid lebih lama dari 35 hari tanpa menstruasi
  • memiliki kurang dari sembilan periode dalam setahun
  • siklus haid yang tidak teratur
  • haid yang lebih ringan dari bisanya
  • ketika pendarahan terjadi, terdapat kemungkinan timbulnya gejala lain seperti sindrom pramenstruasi, kram, dan kembung. Namun, bisa juga tidak terjadi gejala apapun sama sekali.

Darah mungkin berwarna coklat tua atau merah muda pucat.

Selain itu, terdapat kemungkinan adanya gumpalan atau lendir saat menyeka, pada pembalut tu tampon, ataupun pada pakaian dalam.

Baca juga: Fakta Seputar Siklus Menstruasi Wanita

Penyebab

Terdapat berbagai kemungkinan penyebab.

  • Umumnya, kondisi ini merupakan efek samping dari kontrasepsi hormonal.Beberapa wanita mengalami periode yang lebih ringan selama tiga hingga enam bulan setelah menggunakan alat kontrasepsi. Terkadang, bahkan menstruasi tidak terjadi sama sekali
  • Wanita muda yang aktif berolahraga, terutama olahraga berat, dapat mengembangkan kondisi ini
  • Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia juga dapat menyebabkan kondisi ini
  • Umum terjadi pada gadis remaja dan wanita perimenopause karena kadar hormon yang berfluktuasi
  • Kondisi ini juga dapat memengaruhi pada wanita dengan diabetes atau masalah tiroid
  • Dapat terjadi pada wanita dengan kadar protein tinggi prolaktin, umum ditemukan pada obat antipsikotik dan antiepilepsi.

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa penyebab siklus menstruasi yang tertunda bukanlah kehamilan.

Diagnosis

Dokter akan memulai dengan pemeriksaan fisik untuk memeriksa jika ada benjolan, area lunak, atau rambut tubuh ekstra.

Selain itu, dokter akan melakukan pemeriksaan spekulum vagina untuk melihat jika ada peradangan, infeksi, jaringan parut, atau pertumbuhan pada dinding vagina atau serviks.

Setelah pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk memeriksa kadar hormon, gula darah, dan protein.

Baca juga: 11 Penyebab Pendarahan di Luar Siklus Haid yang Bisa Terjadi

Dokter akan menguji satu atau lebih dari hal berikut:

  • hormon perangsang tiroid (TSH)
  • hormon perangsang folikel (FSH)
  • hormon luteinisasi (LH)
  • hemoglobin A1C
  • prolaktin
  • Interleukin
  • testosteron.

Tes tambahan seperti CT scan, ultrasound, usap (swab) serviks, dan MRI dapat dilakukan, tergantung pada hasil pemeriksaan fisik dan cek darah.

Perawatan

Oligomenore merupakan kondisi yang tidak serius. Periode menstruasi dapat disesuaikan dengan perubahan penggunaan kontrasepsi hormonal atau progestin.

Terkadang, oligomenore dapat mengindikasikan masalah mendasar lainnya, seperti gangguan makan yang perlu diobati.

Perubahan gaya hidup seperti mengatur pola makan dan rajin berolahraga juga disarankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com