KOMPAS.com - Demam berdarah dengue (DBD) adalah jenis penyakit akibat virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.
Sebagai wilayah tropis dengan suhu hangat dan lembap, kasus demam berdarah dengue kerap ditemui.
Di Indonesia sendiri, kasus DBD biasanya meningkat pada musim hujan.
Baca juga: 5 Makanan untuk Dukung Penyembuhan DBD
Seiring peningkatan kasus DBD yang kerap terjadi pada musim hujan, pencarian makanan alternatif untuk mengatasi penyakit ini juga terus meningkat.
Salah satu yang paling populer adalah jus jambu biji.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Natural Medicine tahun 2013, kandungan dalam jambu biji terbukti bisa mengatasi DBD.
Namun, sebenarnya, ada berbagai jenis tanaman pangan lain yang juga mujarab melawabn DBD.
Uniknya, tanaman-tanaman ini telah lama diketahui sebagai bahan jamu dan mudah ditemui di sekitar kita.
Dalam sebuah penelitian di Malaysia, setidaknya ada 10 tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat DBD.
Sambiloto telah lama dikenal sebagai salah satu bahan jamu dalam kebudayaan Indonesia, terutama Jawa. Tanaman ini dikenal karena rasanya yang sangat pahit.
"Ekstrak metanol A.paniculata menunjukkan efek penghambatan antivirus tertinggi pada DENV-1 (salah satu serotipe virus dengue) oleh uji antivirus berdasarkan efek sitopatik," tulis para peneliti.
Baca juga: Apakah Penderita DBD Harus Selalu Dirawat di Rumah Sakit?
Pepaya adalah salah satu buah yang mudah ditemui di Indonesia. Buah ini bahkan bisa dicari di segala musim.
Dalam penelitian tersebut, bagian tanaman pepaya yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daunnya.
"Daun (pepaya) telah diselidiki potensinya terhadap DBD," tulis para peneliti.
"Ekstrak berair daun tanaman ini menunjukkan aktivitas potensial terhadap DBD dengan meningkatkan jumlah trombosit (PLT), sel darah putih (WBC) dan neutrofil (NEUT) dalam sampel darah pasien berusia 45 tahun yang digigit nyamuk pembawa," sambungnya.
Hasil penelitian itu menunjukkan, setelah 5 hari pemberian oral 25 mL ekstrak daun pepaya kepada pasien dua kali sehari, jumlah trombosit, sel darah putih, dan neutrofil meningkat.
"Peningkatan trombosit dapat menyebabkan berkurangnya perdarahan, sehingga menghindari perkembangan menjadi penyakit DBD yang parah," tegas mereka.