Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2023, 06:01 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Tekanan darah adalah ukuran kekuatan yang digunakan untuk jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

Tekanan darah bisa berubah-ubah dalam sehari. Namun, tekanan darah yang cenderung tinggi atau rendah bisa menjadi gejala dari kondisi kesehatan yang lebih serius.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa membuat jantung bekerja lebih keras. Sebaliknya, tekanan darah rendah atau hipotensi bisa membuat otak dan jantung kekurangan asupan darah.

Untuk lebih jelasnya, simak perbedaan antara hipertensi dan hipotensi berikut ini.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Hipertensi, Gejala, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Perbedaan antara hipertensi dan hipotensi

Disarikan dari Cleveland Clinic dan WebMD, berikut adalah beberapa perbedaan antara hipertensi dan hipotensi yang perlu diketahui.

  • Penyebab

Penyebab hipertensi tidak diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor yang akan meningkatkan risikonya, seperti:

    • Memiliki kebiasaan merokok
    • Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas
    • Jarang melakukan aktivitas fisik
    • Mengonsumsi garam secara berlebihan
    • Memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol dalam jumlah banyak atau lebih dari satu hingga dua botol per hari
    • Merasa stres
    • Memiliki usia lebih dari 65 tahun
    • Memiliki riwayat darah tinggi di dalam keluarga
    • Mengidap penyakit ginjal kronis
    • Memiliki gangguan tiroid dan adrenal
    • Memiliki gangguan tidur, khususnya apnea tidur atau berhentinya napas sementara ketika tidur

Hipotensi juga tidak memiliki penyebab pasti. Namun, ada beberapa faktor penyebab hipotensi yang umum ditemui, seperti:

    • Berdiri secara tiba-tiba sehingga tekanan darah tidak cukup untuk menuju ke otak, atau disebut dengan hipotensi ortostatik
    • Mengalami penyakit sistem saraf pusat, seperti penyakit Parkinson
    • Mengalami dehidrasi atau kehilangan terlalu banyak darah ketika mengalami kecelakaan
    • Memiliki kondisi kesehatan tertentu yang mengancam nyawa, seperti gangguan irama jantung atau aritmia, reaksi alergi anafilaksis, dan serangan jantung
    • Memiliki gangguan jantung dan paru-paru sehingga tidak bekerja secara normal
    • Mengonsumsi obat untuk mengatasi kondisi kesehatan tertentu, seperti untuk gagal jantung, disfungsi ereksi, dan depresi
    • Memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang
    • Sedang dalam masa kehamilan, khususnya pada trimester pertama dan kedua
    • Mendapatkan paparan cuaca ekstrem, termasuk cuaca yang terlalu panas atau terlalu dingin

Meskipun umumnya menyerang orang dewasa, khususnya di atas 65 tahun, anak-anak juga bisa mengalami hipertensi dan hipotensi.

Anak-anak biasanya mengalami hipertensi ketika memiliki gangguan dengan ginjal atau jantung, serta memiliki pola hidup yang tidak sehat.

Sedangkan anak-anak yang mengalami hipotensi umumnya disebabkan oleh neurally mediated hypotension atau darah rendah dari sinyal otak yang salah dan umumnya terjadi ketika berdiri terlalu lama.

Baca juga: 24 Penyebab Hipertensi, Ada Faktor Kebiasaan dan Penyakit Kronis

  • Gejala

Seseorang yang menderita tekanan darah tinggi umumnya tidak mengalami gejala apapun. Bahkan, beberapa orang tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki hipertensi.

Namun jika tekanan darah mencapai angka 180/120 mmHg atau lebih, akan muncul beberapa gejala hipertensi, seperti:

    • Mengalami sakit kepala
    • Mengalami palpitasi jantung sehingga terasa seperti berdebar atau berdenyut dengan lebih cepat
    • Mengalami mimisan

Beberapa gejala tersebut akan sangat berbahaya sehingga perlu segera mendapatkan bantuan medis.

Penderita yang mengalami tekanan darah rendah umumnya tidak mendapatkan asupan darah yang cukup ke otak. Akibatnya, akan muncul beberapa gejala hipotensi, seperti:

    • Merasa pusing atau terasa seperti akan pingsan
    • Tidak sadarkan diri atau pingsan
    • Merasa mual atau muntah
    • Mengalami pandangan yang kabur atau tidak jelas
    • Mengalami napas pendek dan cepat
    • Merasa kelelahan
    • Merasa lemas atau lesu
    • Merasa bingung atau sulit berkonsentrasi
    • Menjadi lebih mudah tersinggung atau menunjukkan perubahan perilaku
    • Memiliki kulit yang pucat

Beberapa penderita hipotensi terkadang tidak menunjukkan gejala apapun dan masih tetap bisa beraktivitas secara aktif seperti biasanya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com