Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2021, 08:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Demam berdarah (DBD) merupakan infeksi virus yang diakibatkan oleh virus Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

Penyakit ini umumnya terjadi di daerah sub-tropis dan tropis di banyak bagian dunia.

Setiap tahunnya, terjadi sekitar 15 ribu kasus demam berdarah di Indonesia. Daerah lain yang umum ditemukan demam berdarah, di antaranya:

Baca juga: 3 Fase Demam Berdarah yang Penting Diketahui

  • Anak benua India
  • Asia Tenggara
  • Cina Selatan
  • Taiwan
  • Kepulauan Pasifik
  • Karibia (kecuali Kuba dan Kepulauan Cayman)
  • Meksiko
  • Afrika
  • Amerika Tengah dan Selatan (kecuali Chili, Paraguay, dan Argentina)

Mengutip NHS, demam berdarah tergolong dalam infeksi ringan dan dapat hilang setelah sekitar satu minggu tanpa menyebabkan komplikasi yang berkepanjangan.

Akan tetapi, dalam beberapa kasus langka infeksi ini dapat menjadi serius dan berpotensi mengancam nyawa.

Tidak ada pengobatan khusus yang tersedia secara luas untuk demam berdarah, jadi penting untuk menghindari digigit nyamuk saat mengunjungi daerah di mana infeksi umum ditemukan.

Gejala

Melansir NHS, gejala demam berdarah biasanya berkembang secara tiba-tiba, biasanya 5 sampai 8 hari setelah infeksi menyebar.

Baca juga: 3 Pemeriksaan Demam Berdarah (DBD)

Gejalanya bisa meliputi:

  • suhu tinggi, atau merasa panas dan menggigil (40 derajat celcius)
  • sakit kepala parah
  • sakit di belakang mata
  • nyeri otot dan sendi
  • ruam merah yang meluas
  • sakit perut dan hilang napsu makan
  • mual dan muntah
  • kelenjar bengkak

Gejala yang timbul biasanya hilang setelah sekitar satu minggu, meskipun penderita akan merasa lelah dan tidak sehat selama beberapa minggu setelahnya.

Dalam beberapa kasus langka, demam berdarah yang parah dapat berkembang setelah gejala awal timbul.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pasien dapat memasuki fase kritis biasanya sekitar 3-7 hari setelah gejala awal muncul.

Saat demam turun (di bawah 38 derajat celcius) pada penderita, gejala yang berkaitan dengan demam berdarah parah dapat muncul.

Demam berdarah yang parah merupakan komplikasi yang berpotensi fatal akibat kebocoran plasma, akumulasi cairan, gangguan pernapasan, pendarahan hebat, atau kerusakan organ.

Baca juga: 5 Pertolongan Pertama dan Pengobatan Demam Berdarah (DBD)

Gejala tambahan yang dapat timbul, di antaranya:

  • sakit perut parah
  • muntah terus-menerus
  • pendarahan dari gusi atau hidung
  • darah dalam urin, tinja, atau muntah
  • pendarahan di bawah kulit yang terlihat seperti memar
  • napas sesak atau memburu
  • iritabilitas atau gelisah

Diagnosis

Dokter akan melakukan tes darah untuk memeriksa jika ada virus atau antibodi terhadap demam berdarah.

Jika mengalami gejala di atas, segera hubungi dokter agar dapat ditangani dengan cepat.

Perawatan

Tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah. Dokter hanya akan mengobati gejala yang timbul hingga infeksi hilang.

Penderita juga dapat mengobatinya sendiri di rumah.

Beberapa hal berikut dapat dilakukan untuk mengobadi demam berdarah di rumah.

  • Minum paracetamol untuk meredakan nyeri dan demam
  • Jangan minum aspirin atau ibuprofen karena dapat menyebabkan masalah pendarahan bagi penderita demam berdarah
  • Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. Jika penderita sedang berada di luar negeri, dianjurkan hanya minum air kemasan dari botol yang tertutup rapat
  • Perbanyak istirahat

Baca juga: Benarkah Daun Pepaya Bisa Obati Demam Berdarah?

Gejala biasanya akan mereda setelah sekitar satu minggu, meskipun tetap harus beristirahat beberapa minggu sebelum tubuh benar-benar kembali sehat.

Segera cari penanganan medis jika gejala tidak kunjung membaik.

Penyebaran

Demam berdarah disebabkan oleh virus Aedes aegypti atau Aedes albopictus pada nyamuk.

Menurut NHS, nyamuk ini menggigit pada siang hari atau pada sore hari sebelum senja.

Nyamuk ini juga biasa ditemukan dekat air tenang yang ditampung, seperti sumur, tangki penyimpanan air, atau ban mobil tua.

Demam berdarah tidak dapat menular dari orang ke orang.

Namun, ada empat jenis virus demam berdarah. Jika Anda pernah terkena satu dari virus tersebut, Anda bisa terkena jenis yang lainnya.

Untuk mencegah terkena demam berdarah, hindari gigitan nyamuk atau bepergian ke daerah endemiknya.

Selain itu, gunakan obat anti-serangga yang mengandung DEET, memakai pakaian pelindung, tidur dengan kelambu anti-nyamuk, juga menghilangkan genangan air di sekitar rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Health
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Health
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
Health
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
Health
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Health
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Health
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Health
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Health
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
Health
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Health
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
Health
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Health
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
Health
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Health
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau