KOMPAS.com - Otot kaku merupakan kondisi ketika otot terasa tegang dan sulit untuk digerakkan.
Kondisi ini biasanya juga disertai dengan rasa sakit, kram, dan nyeri otot yang akan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kekakuan otot biasanya dapat hilang sendirinya dengan peregangan dan olahraga yang teratur.
Baca juga: 7 Penyebab Nyeri Otot yang Bisa Terjadi
Namun, dalam beberapa kasus, otot kaku dapat menjadi pertanda masalah kesehatan yang lebih serius.
Pada umumnya, otot kaku dapat terjadi setelah berolahraga, kerja fisik, atau mengangkat beban yang berlebihan. Selain itu, Anda juga dapat mengalami kondisi ini ketika terlalu lama berdiri atau duduk.
Melansir Medical News Today, terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan otot kaku dengan gejala yang berbeda-beda, antara lain
Baca juga: 8 Obat Nyeri Otot
Kondisi otot kaku yang disebabkan oleh beberapa infeksi yang disertai dengan gejala lainnya, seperti:
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, otot kaku dapat menjadi pertanda dari masalah kesehatan yang serius.
Oleh karena itu, segera hubungi dokter Anda jika kekakuan otot menyebabkan rasa sakit yang parah dan disertai gejala berkepanjangan.
Menurut Healthline, berikut beberapa cara untuk menentukan penyebab otot kaku, antara lain:
Baca juga: Mengenal Distonia, Penyebab Gerakan Otot dan Postur Tubuh Abnormal
Berdasarkan Medical News Today, berikut beberapa cara untuk mengatasi otot kaku:
Umumnya, beberapa kasus otot kaku dapat ditangani secara mandiri.
Namun, jika terdapat masalah kesehatan tertentu yang mendasarinya, kemungkinan dokter akan membuat rencana perawatan dan memberikan resep obat untuk mengurangi rasa sakit.
Berikut beberapa cara yang Anda lakukan untuk menghindari otot kaku menurut Healthline, yaitu:
Baca juga: 3 Penyebab Nyeri Otot dan Cara Mengatasinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.