KOMPAS.com - Rasa panas di perut atau dispepsia merupakan gejala umum dari masalah pencernaan yang mengganggu.
Sensasi terbakar di perut biasanya hanya salah satu gejala dari kondisi yang mendasarinya, seperti intoleransi terhadap makanan tertentu.
Siapa pun yang secara konstan mengalami panas pada perut dan gejala serupa harus memeriksakan diri ke dokter.
Baca juga: 6 Penyebab Perut Terasa Tak Nyaman yang Bisa Terjadi
Penting juga untuk memahami penyebab rasa panas di perut sehingga dapat menerima pengobatan yang efektif.
Perasaan panas pada perut bisa sangat mengganggu. Rasa sakit dapat memburuk setelah makan atau ketika stres.
Orang cenderung merasa mulas bersamaan dengan rasa panas atau terbakar di perut.
Mulas terjadi ketika sensasi terbakar muncul dari perut dan ke dada.
Melansir Medical news today, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rasa panas di perut, yakni:
Baca juga: Bolehkah Minum Kopi di Pagi Hari saat Perut Kosong?
Selain perut yang terasa panas, gejala dispepsia yang umum terjadi antara lain:
Gejala dapat konsisten, sesekali, atau hanya terasa saat setelah makan.
Tes darah, napas, dan tinja umumnya digunakan dokter untuk mendeteksi antibodi H. pylori yang dapat menyebabkan gastritis dan tukak lambung.
Dokter juga dapat merekomendasikan rontgen usus kecil serta perut dan endoskopi saluran cerna bagian atas.
Selain itu, Anda perlu segera mencari bantuan medis jika mengalami sakit perut yang membakar bersama dengan gejala serius lainnya, antara lain:
Baca juga: 12 Penyebab Perut Terasa Panas yang Perlu Diwaspadai
Pengobatan rasa panas di perut tergantung pada penyebabnya.
Mengurangi penggunaan obat anti-inflamasi atau meminum jenis obat lain dapat membantu meredakan rasa sakit terbakar yang disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi anti-inflamasi.
Jika menderita gastritis atau GERD, gunakan antasida yang bisa menetralkan asam di perut.
Dokter terkadang meresepkan antibiotik dan penghambat pompa proton jika antibodi H. pylori menyebabkan gastritis atau tukak lambung.
Inhibitor pompa proton juga dapat membantu jika maag tidak disebabkan oleh antibodi H. pylori.
Merangkum Healthline, tips berikut dapat dicoba untuk mencegah rasa panas di perut:
Baca juga: 21 Penyebab Sakit Perut Setelah Makan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.