Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2021, 07:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sensasi lidah terasa terbakar biasanya muncul ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang terlalu panas.

Lidah terasa terbakar juga dapat dirasakan ketika memakan makanan yang pedas dalam jumlah yang banyak. Hal ini disebabkan oleh zat capsaicin yang terdapat dalam cabai.

Umumnya, kondisi ini hanya terjadi beberapa saat dan akan mereda setelah meminum minuman dingin atau memakan makanan manis.

Namun, sensasi lidah terbakar yang dirasakan selama beberapa hari dan bukan dipicu oleh makanan atau minuman panas, dapat menjadi pertanda tubuh mengalami gangguan kesehatan.

Baca juga: Kenapa Lidah Gatal Setelah Makan Nanas?

Kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan lidah terasa terbakar dalam istilah medis disebut dengan burning mouth syndrome (BMS).

Burning mouth syndrome (BMS) didefinisikan sebagai rasa sakit seperti terbakar yang melibatkan lidah atau membran mukosa.

Terdapat beberapa istilah lain yang sering digunakan, yakni glossodynia, glossopyrosis, stomatodynia, burning lips syndrome, dan scalded mouth syndrome

Burning mouth syndrome ditandai dengan rasa sakit seperti terbakar dan nyeri pada bibir, ujung lidah, gusi, bagian dalam pipi, langit-langit mulut, atau di dalam seluruh rongga mulut.

Kondisi ini muncul secara tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, dan dapat berlangsung selama berbulan-bulan; bahkan bertahun-tahun.

Penderita BMS dapat mengalami sensasi lidah terbakar yang terasa ringan hingga parah, seolah-olah lidah atau mulut tersiram air panas.

Pada beberapa kasus BMS dapat menyebabkan penurunan fungsi indera pengecapan.

Penyebab

Merangkum Web MD dan Mayo Clinic, sindrom mulut terbakar terbagi menjadi dua kelompok yang disesuaikan dengan penyebabnya, yaitu:

Baca juga: Ciri-ciri Kanker Lidah Stadium Awal

  1. Primary burning mouth syndrome
    - Jika tidak ada kelainan klinis pada penderita lidah terbakar maka kondisi ini disebut sindrom mulut terbakar primer atau idiopatik.
    - Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini disebabkan karena gangguan fungsi saraf.

  2. Secondary burning mouth syndrome
    Yaitu sindrom mulut terbakar yang disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, di antaranya:
    a. Mulut kering (xerostomia)
    Dapat disebabkan akibat penyakit atau perawatan, misalnya Sindrom Sjögren dan terapi radiasi
    b. Refluks asam lambung (GERD)
    Terjadi ketika asam dari perut naik kembali ke mulut
    c. Penyakit pada mulut, seperti sariawan dan lidah geografis
    d. Kekurangan zat gizi, seperti zat besi, zinc, vitamin B12, atau asam folat
    e. Alergi atau reaksi terhadap makanan, seperti perasa makanan, bahan tambahan makanan lainnya, wewangian, pewarna atau zat perawatan gigi
    f. Gangguan endokrin, seperti hipotiroidisme, diabetes, atau menopause
    g. Efek obat-obatan tertentu, terutama obat tekanan darah tinggi
    h. Alergi atau reaksi terhadap pasta gigi atau obat kumur tertentu
    i. Faktor psikologis, seperti kecemasan, depresi, atau stres
    j. Kebiasaan buruk pada rongga mulut, seperti sering menjulurkan lidah, menggigit ujung lidah dan menggertakkan gigi (bruxism)
    k. Iritasi mulut yang berlebihan, dapat disebabkan oleh:
    - menyikat lidah secara berlebihan
    - menggunakan pasta gigi bahan abrasif
    - terlalu sering menggunakan obat kumur atau terlalu banyak meminum minuman asam

Baca juga: Waspada, Perubahan Warna Lidah Tunjukan Masalah Kesehatan

Pemasangan gigi palsu yang tidak pas dan menyebabkan iritasi umumnya tidak menyebabkan sindrom mulut terbakar, tetapi hal ini dapat memperburuk gejala.

Faktor risiko

Burning mouth syndrome termasuk gangguan kesehatan yang jarang terjadi dan muncul secara tiba-tiba.

Namun, terdapat beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko terkena BMS, di antaranya:

  • Wanita
  • Berusia di atas 50 tahun
  • Mengalami menopause
  • Mengidap gangguan medis kronis, seperti fibromyalgia, penyakit Parkinson, gangguan autoimun dan neuropati
  • Melakukan perawatan atau pembedahan gigi sebelumnya
  • Memiliki alergi terhadap makanan
  • Mengonsumsi obat-obatan, terutama obat darah tinggi

Gejala

Lidah penderita burning mouth syndrome akan terasa seperti ketika meminum kopi panas atau memakan sup panas, tetapi sensasi terbakar berbeda pada setiap penderita.

Dikutip dari Mayo Clinic, secara umum, gejala burning mouth syndrome di antaranya adalah:

Baca juga: 10 Penyebab Dysgeusia, Kondisi saat Lidah Terasa Tidak Enak

  1. Rasa terbakar pada bibir, lidah, langit-langit mulut, gusi, bagian dalam pipi, tenggorokan atau seluruh bagian mulut
  2. Mati rasa atau kesemutan pada lidah, yang bisa datang dan pergi
  3. Sulit menelan
  4. Mulut terasa kering disertai rasa haus yang meningkat
  5. Tenggorokan terasa sakit atau nyeri
  6. Perubahan rasa di mulut, seperti rasa pahit atau logam

Ketidaknyamanan akibat burning mouth syndrome biasanya memiliki beberapa pola yang berbeda, seperti:

  • Terjadi setiap hari, dengan sedikit ketidaknyamanan saat bangun tidur dan memburuk seiring berjalannya hari
  • Muncul ketika bangun tidur dan bertahan sepanjang hari
  • Rasa terbakar yang datang dan pergi

Gejala dan ketidaknyamanan akibat burning mouth syndrome dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Pada kasus khusus, gejala dapat secara mendadak menghilang dengan sendirinya atau menjadi lebih jarang muncul.

Beberapa sensasi mungkin dapat hilang sementara ketika makan atau minum. Umumnya, kondisi ini tidak menyebabkan perubahan fisik yang nyata pada lidah atau mulut.

Komplikasi

Burning mouth syndrome menyebabkan penderita mengalami ketidaknyamanan yang memicu beberapa komplikasi atau kondisi di bawah ini:

Baca juga: 9 Penyebab Lidah Mati Rasa

  • Insomnia atau susah tidur
  • Kekurangan nutrisi karena sulit makan
  • Depresi
  • Kecemasan berlebihan

Diagnosis

Untuk mendiagnosis burning mouth syndrome, terdapat beberapa metode yang dilakukan dokter, di antaranya:

  1. Pemeriksaan fisik dan meninjau riwayat medis, serta konsumsi obat penderita
  2. Memeriksa mulut untuk mengetahui adanya infeksi
  3. Tes alergi, untuk mengetahui alergi yang dimiliki penderita
  4. Tes darah, untuk mengetahui adanya masalah tiroid atau diabetes
  5. Kultur mulut atau biopsi, untuk menentukan apakah penderita terinfeksi jamur, bakteri, atau virus
  6. CT scan, rontgen, atau MRI, untuk memeriksa masalah kesehatan lainnya
  7. Tes saliva, untuk mengetahui apakah penderita mengalami penurunan aliran saliva
  8. Tes refluks lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease Questionnaire (GERD-Q), untuk mengetahui apakah penderita mengidap GERD
  9. Penyesuaian obat, untuk meredakan gejala BMS akibat ketidakcocokan obat
  10. Memberikan kuesioner psikologis, untuk menentukan apakah penderita mengidap gangguan kesehatan mental

Perawatan

Penanganan BMS disesuaikan dengan penyebab yang menyertai, apakah primer atau sekunder. Berikut penjelasannya:

Baca juga: 4 Cara Menghilangkan Lidah Terasa Pahit Saat Sakit

  1. Primary Burning Mouth Syndrome
    Hingga saat ini masih belum tersedia obat dan metode perawatan yang paling efektif untuk mengatasi primary burning mouth syndrome.

    Fokus perawatan adalah meredakan dan mengendalikan gejala, serta mengurangi ketidaknyamanan pada mulut penderita, seperti:
    a. Produk pengganti air liur
    b. Memberikan obat kumur khusus atau lidocain
    c. Memberikan pereda nyeri yang mengandung capsaicin
    d. Memberikan obat clonazepam, untuk meredakan gangguan panik dan kecemasan
    e. Memberikan obat antidepresan
    f. Memberikan obat-obatan yang dapat memblokir sinyal sakit, misalnya fentanyl
    g. Memberikan terapi perilaku kognitif, untuk mengatasi kecemasan dan depresi, serta mengatasi rasa sakit kronis

  2. Secondary Burning Mouth Syndrome
    Pengobatan untuk BMS tipe sekunder akan disesuaikan dengan kondisi mendasar yang menjadi penyebab ketidaknyamanan pada mulut penderita, misalnya:
    a. Mengobati infeksi mulut
    b. Memberikan suplemen vitamin untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

Tips

Melansir Mayo Clinic, selain melakukan perawatan medis, terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan secara mandiri untuk meredakan gejala dan ketidaknyamanan akibat BMS, di antaranya:

Baca juga: 11 Penyebab Lidah Tidak Ada Rasa, Tak Hanya Covid-19

  • Minum banyak cairan atau mengisap es batu, untuk membantu meringankan rasa mulut kering
  • Hindari makanan dan cairan asam, seperti tomat, jus jeruk, minuman berkarbonasi dan kopi
  • Hindari alkohol dan produk dengan alkohol karena dapat menyebabkan iritasi pada lapisan mulut
  • Tidak merokok
  • Hindari makanan pedas maupun panas
  • Hindari produk yang mengandung kayu manis atau daun mint
  • Cobalah pasta gigi ringan atau bebas rasa yang berbeda, seperti pasta gigi untuk gigi sensitif atau pasta gigi yang tidak mengandung daun mint atau kayu manis
  • Lakukan kegiatan yang dapat mengurangi stres, seperti melakukan relaksasi atau yoga
  • Lakukan aktivitas yang menyenangkan untuk menghindari kecemasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau