Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2021, 08:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anosmia adalah ketidakmampuan sebagian atau seluruh indra penciuman yang bersifat sementara atau permanen tergantung dengan penyebabnya.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh iritasi lapisan hidung hingga gangguan otak atau saraf.

Oleh karena itu, anosmia memiliki kemungkinan menyebabkan penurunan berat badan, malnutrisi, bahkan depresi.

Baca juga: Apakah Anosmia Covid-19 Bisa Sembuh Sendiri?

Penyebab

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini secara sementara maupun permanen. Melansir Healthline, berikut faktor penyebab anosmia, meliputi:

Iritasi lapisan hidung

Dalam kasus ini, anosmia hanya bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya.

  • Infeksi sinus
  • Flu
  • Merokok
  • Alergi
  • Pilek

Penyumbatan saluran hidung

  • Tumor hidung yang menghambat saluran udara
  • Polip hidung
  • Kelainan bentuk tulang di dalam hidung

Kerusakan otak atau saraf

Kerusakan atau gangguan pada reseptor di dalam hidung yang mengirimkan informasi melalui saraf ke otak merupakan kondisi serius yang dapat menyebabkan anosmia secara permanen.

Baca juga: Cara Mengatasi Anosmia Akibat Covid-19 dengan Latihan Penciuman

Gangguan tersebut dapat terjadi akibat:

  • Usia tua
  • Tumor otak
  • Masalah hormonal
  • Tiroid kurang aktif
  • Efek samping operasi otak, terapi radiasi, atau obat-obatan tertentu
  • Penyakit neurodegeneratif (Parkinson, Alzheimer, Huntington)
  • Sklerosis ganda
  • Skizofrenia
  • Epilepsi
  • Diabetes
  • Paparan bahan kimia
  • Cedera otak atau kepala
  • Malnutrisi dan defisiensi vitamin
  • Alkoholisme jangka panjang
  • Stroke

Selain itu, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, terdapat kemungkinan seseorang terlahir tanpa tanpa indra penciuman karena kondisi genetik atau disebut anosmia bawaan.

Diagnosis

Mengutip Healthline, berikut beberapa jenis pemeriksaan untuk melakukan diagnosis dan memastikan penyebab anosmia, yaitu:

  • Diskusi mengenai gejala dan riwayat kesehatan
  • Pemeriksaan hidung dan fisik lengkap
  • Tes Pencitraan seperti MRI, CT scan, X-ray untuk melihat kondisi otak dan tengkorak secara detail
  • Endoskopi untuk melihat bagian dalam hidung

Baca juga: Anosmia Tak Hanya Gejala Covid-19, Kenali Penyebab Lainnya

Komplikasi

Berdasarkan Medical News Today, anosmia dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Kualitas hidup yang lebih rendah terkait dengan makan, interaksi sosial, atau perasaan sejahtera
  • Kekurangan gizi atau malnutrisi
  • Penurunan berat badan
  • Depresi
  • Peningkatan risiko kematian akibat makanan busuk, cairan beracun, atau kebocoran gas

Selain itu, perlu diketahui bahwa penderita penyakit neurodegeneratif memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi parah dari anosmia.

Gejala

Mengutip Medical News Today, berikut gejala umum dari anosmia, yaitu:

  • Kehilangan kemampuan untuk mencium bau
  • Tidak dapat merasakan makanan
  • Anosmia disertai dengan penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson, Alzheimer, atau Huntington

Ketika mengalami gejala anosmia, akan lebih baik bagi Anda jika sesegera mungkin memeriksakan diri ke dokter untuk lebih cepat mengetahui penyebab dan jenis perawatan yang paling tepat.

Perawatan

Seperti yang sudah disebutkan, anosmia yang bersifat sementara umumnya dapat hilang dan pulih dengan sendirinya.

Baca juga: Butuh Waktu Berapa Lama Anosmia Bisa Sembuh?

Namun, dilansir dari Medical News Today, perawatan pada anosmia akan sangat bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jenis-jenis perawatan tersebut meliputi:

  • Terapi sel dan genetik
  • Rekomendasi obat seperti suplemen, kortikosteroid, atau antihistamin
  • Pelatihan penciuman yaitu mengendus jenis bau berbeda selama beberapa detik yang dilakukan secara berkala selama 4 bulan
  • Operasi atau pembedahan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau