KOMPAS.com - Binge Eating Disorder (BED) adalah gangguan makan parah yang dapat mengancam nyawa. BED ditandai dengan makan dalam porsi besar secara berulang.
Penderita BED akan makan dengan durasi cepat, bahkan sampai titik ketidaknyamanan. Selain itu, mereka juga kehilangan kontrol akan apa yang mereka makan.
Kemudian, penderita akan merasa malu dan bersalah setelah makan terus menerus (binge eating). Namun, berbeda dengan bulimia atau anoreksia, penderita BED tidak akan memuntahkan makanan yang telah dimakan.
Baca juga: Gangguan Makan: Penyebab dan Jenisnya
Kebanyakan orang dengan gangguan makan berlebihan ini memiliki berat badan yang berlebih atau obesitas.
Namun, tidak menutup kemungkinan orang berberat badan ideal juga memiliki kondisi ini.
Tanda dan gejala perilaku dari penderita BED meliputi hal berikut.
Tingkat keparahan BED ditentukan oleh seberapa banyak penderita makan terus-terusan selama seminggu.
Melansir healthline, terdapat beberapa faktor risiko terjadinya BED pada seseorang, seperti hal di bawah ini.
Baca juga: Gangguan Makan: Penyebab, Jenis dan Cara Mengatasinya
Baca juga: Gejala Bulimia, Gangguan Makan Karena Takut Gemuk
Gangguan psikologis dan fisik dapat muncul jika memiliki BED. Komplikasi yang dapat disebabkan BED, meliputi:
Sementara itu, gangguan kejiwaan yang sering dikaitkan dengan gangguan makan terus-menerus, meliputi:
Dalam mendiagnosis BED, dokter akan merekomendasikan evaluasi psikologis, termasuk diskusi soal kebiasaan makan sehari-hari.
Dokter juga akan menyarankan pemeriksaan tes lain yang dapat menjadi komplikasi dari gangguan makan berlebihan, seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, masalah jantung, diabetes, GERD, dan beberapa gangguan pernapasan terkait tidur.
Tes ini termasuk:
Baca juga: 10 Gejala Anoreksia Nervosa, Gangguan Makan Serius yang Perlu Diwaspadai
BED dapat ditangani dengan tujuan untuk mengurangi kebiasaan episode makan berlebih. Penanganan ini akan membantu penderita lebih mengendalikan makan berlebih tersebut.
Beberapa penanganan yang dapat dilakukan adalah:
Jika mengalami kondisi ini, tidak perlu merasa malu dan segera cari bantuan. Cari orang yang dapat menjadi teman cerita dalam menjalani terapi dan pengobatan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.