KOMPAS.com - Radang panggul merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi pada organ reproduksi wanita.
Kondisi ini umumnya sulit untuk diidentifikasi meskipun dapat mengancam keselamatan penderitanya.
Baca juga: 10 Gejala Radang Panggul pada Wanita dan Penyebabnya
Penyebab
Panggul yang berada di bagian bawah perut seperti saluran tuba, ovarium, leher rahim, dan rahim merupakan area yang rentan terinfeksi bakteri menular seksual.
Menurut Healthline, berikut beberapa faktor yang memiliki potensi untuk menyebabkan radang panggul, yaitu:
- Memiliki banyak pasangan seksual
- Berhubungan seksual dengan seseorang yang memiliki lebih dari 1 pasangan seks
- Berhubungan seks tanpa kondom
- Aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun
- Douching secara teratur yang mengganggu keseimbangan bakteri baik dan berbahaya di vagina
Komplikasi
Berdasarkan Mayo Clinic, radang panggul yang tidak segera diobati dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius seperti:
- Kerusakan permanen pada organ reproduksi wanita
- Nyeri panggul kronis
- Kehamilan tuba atau ektopik
- Infertilitas atau ketidakmampuan untuk hamil
- Abses tubo-ovarium
Gejala
Gejala pada penyakit radang panggul dapat dikatakan sulit untuk dikenali.
Akibatnya, tidak sedikit perempuan yang tidak menyadari menderita kondisi ini saat mengalami komplikasi lainnya.
Baca juga: Perempuan Alami Nyeri Perut Bagian Bawah? Waspadai Radang Panggul
Oleh karena itu, melansir dan Mayo Clinic, berikut gejala penyakit radang panggul yang perlu Anda waspadai, antara lain:
- Nyeri di bagian perut bagian bawah dan panggul
- Mual dan muntah
- Mengalami keputihan yang kotor, tidak normal, terutama jika berwarna kuning atau hijau dan berbau tidak sedap
- Demam tinggi yang disertai menggigil
- Merasa sakit atau kesulitan saat buang air kecil
- Pendarahan yang tidak normal saat atau setelah melakukan hubungan seksual
- Merasa tidak nyaman saat berhubungan seks
Segera hubungi dokter Anda jika mengalami gejala di atas untuk perawatan yang tepat dan mencegah komplikasi lainnya.
Diagnosis
Berdasarkan Mayo Clinic, seorang dokter dapat mendiagnosis radang panggul dengan:
- Diskusi mengenai gejala, riwayat kesehatan, atau kebiasaan seksual Anda
- Pemeriksaan panggul, mendeteksi pembengkakan
- Pengambilan sampel jaringan dinding rahim, mendeteksi tanda-tanda infeksi dan organisme seperti gonore dan klamidia
- Tes darah dan urin, mendeteksi kehamilan, HIV, peradangan, infeksi menular seksual lainnya, dan mengukur jumlah sel darah putih.
- USG, mendeteksi kelainan pada organ reproduksi
- Laparoskopi, memeriksa organ reproduksi bagian dalam
Baca juga: 9 Penyebab Nyeri Panggul pada Pria dan Wanita yang Perlu Diwaspadai
Perawatan
Perawatan yang dilakukan dengan cepat dapat membantu menyingkirkan infeksi.
Melansir Mayo Clinic, berikut beberapa perawatan untuk mengatasi radang panggul, meliputi:
- Obat-obatan
Sesuai dengan kondisi Anda, dokter dapat memberikan obat antibiotik dalam bentuk kapsul, suntikan, atau cairan infus dan obat untuk mengurangi gejala seperti ibuprofen dan paracetamol.
- Operasi
Prosedur ini dilakukan jika telah terjadi abses pada radang panggul yang berpotensi untuk pecah.
- Tidak berhubungan seksual
Anda akan diminta dokter untuk menghindari berhubungan seksual sampai pengobatan selesai dan gejala telah teratasi.
- Pemeriksaan dan perawatan pasangan seksual
Dilakukan untuk mencegah potensi penularan yang berulang.
Pencegahan
Melansir Healthline, Anda dapat mencegah atau mengurangi risiko radang panggul dengan cara sebagai berikut:
- Melakukan seks yang aman
- Memastikan riwayat dan kesehatan organ reproduksi pasangan sebelum melakukan hubungan seks
- Dapatkan pengujian untuk mendeteksi riwayat radang panggul atau penyakit menular seksual lainnya
- Hindari membersihkan vagina dengan cairan khusus terlalu sering
- Diskusikan bentuk kontrasepsi dengan dokter
Baca juga: 15 Penyebab Nyeri Panggul pada Wanita yang Perlu Diketahui
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.