Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2021, 09:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Folikulitis adalah kelainan kulit umum yang disebabkan oleh peradangan dan infeksi pada folikel rambut.

Pada awalnya, folikulitis terlihat seperti benjolan merah kecil atau jerawat berkepala putih di sekitar folikel rambut.

Infeksi dapat menyebar dan berubah menjadi luka berkerak yang tidak sembuh-sembuh.

Baca juga: Ciri-ciri Ruam Kulit Gejala Covid-19

Meskipun membuat tidak nyaman, folikulitis adalah kondisi yang relatif tidak berbahaya.

Kondisi ini dapat menyerang semua orang dari segala usia.

Penyebab

Folikulitis paling sering disebabkan oleh infeksi folikel rambut dengan bakteri Staphylococcus aureus (staph).

Folikulitis juga dapat disebabkan oleh virus, jamur, dan bahkan peradangan dari rambut yang tumbuh ke dalam.

Folikel sendiri memadati area kulit kepala dan di sekujur tubuh, kecuali telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan selaput lendir.

Penyebab paling umum folikulitis adalah:

  • Bak mandi air panas tidak terawat
  • Mencukur atau waxing
  • Pakaian atau peralatan ketat
  • Obat yang dioleskan ke kulit, seperti tar batubara
  • Obat-obatan oral
  • Penambahan berat badan

Faktor-faktor tertentu membuat individu lebih rentan terhadap folikulitis, seperti:

  • Memiliki kondisi medis yang mengurangi daya tahan tubuh terhadap infeksi, seperti diabetes, leukemia kronis, dan HIV/AIDS
  • Memiliki jerawat atau dermatitis
  • Memakai beberapa obat, seperti krim steroid atau terapi antibiotik jangka panjang untuk jerawat
  • Laki-laki dengan rambut keriting dan mencukurnya
  • Mengenakan pakaian yang menahan panas dan keringat secara teratur, seperti sarung tangan karet atau sepatu bot tinggi
  • Berendam di bak mandi air panas yang tidak terawat dengan baik
  • Bercukur, waxing, atau mengenakan pakaian ketat

Baca juga: Stres Bisa Memicu Ruam dan Gatal, Begini Cara Mengatasinya

Terdapat dua jenis utama folikulitis yakni superfisial dan profunda.

Tipe superfisial melibatkan sebagian folikel dan tipe dalam melibatkan seluruh folikel dan biasanya lebih parah.

Bentuk folikulitis superfisial meliputi:

  • Folikulitis bakteri, ditandai dengan gatal, putih, benjolan berisi nanah.
  • Hot tub folliculitis (folikulitis pseudomonas), pengidap akan mengalami ruam merah, bulatan di kulit, benjolan gatal satu sampai dua hari setelah terpapar bakteri yang menyebabkannya
  • Razor bumps (pseudofolliculitis barbae), kondisi ini ditandai dengan iritasi kulit akibat rambut yang tumbuh ke dalam dan dapat meninggalkan keloid
  • Pityrosporum folikulitis, jenis ini menghasilkan pustula kronis, merah, gatal di punggung dan dada, terkadang juga muncul di leher, bahu, lengan atas dan wajah.

Bentuk folikulitis profunda meliputi:

  • Sycosis barbae, jenis ini menyerang pria yang baru mulai bercukur
  • Folikulitis gram negatif, biasanya diakibatkan efek samping terapi antibiotik jangka panjang untuk jerawat
  • Bisul, terjadi ketika folikel rambut terinfeksi bakteri staph
  • Eosinofilik  folikulitis, jenis ini terutama menyerang orang dengan HIV/AIDS.

Gejala

Tanda dan gejala folikulitis meliputi:

Baca juga: 8 Cara Aman Potong Rambut Kemaluan Pria untuk Hindari Ruam

  • Kumpulan benjolan merah kecil atau jerawat berkepala putih yang berkembang di sekitar folikel rambut
  • Lepuh berisi nanah yang pecah dan mengeras
  • Kulit gatal dan terbakar
  • Kulit terasa nyeri
  • Benjolan atau massa bengkak yang besar

Diagnosis

Dokter cenderung mendiagnosis folikulitis berdasarkan pemeriksaan fisik.

Dokter dapat memeriksa kulit, mencatat gejala, dan meninjau riwayat medis dan keluarga orang tersebut.

Dokter dapat melakukan swab dari kulit yang terinfeksi untuk menguji bakteri atau jamur mana yang menyebabkan folikulitis.

Dalam kasus yang jarang terjadi, biopsi kulit bisa diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain.

Buat janji dengan dokter jika kondisi folikulitis meluas atau tanda dan gejala tidak hilang setelah beberapa hari.

Mungkin diperlukan antibiotik atau obat antijamur untuk membantu mengendalikan kondisi tersebut.

Perawatan

Perawatan untuk folikulitis tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi. 

Kasus folikulitis ringan sering membaik dengan perawatan di rumah.

Baca juga: Mengenali Penyebab dan Cara Mengatasi Ruam Pada Ketiak

Pendekatan berikut dapat membantu meringankan gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah penyebaran infeksi:

  • Oleskan waslap atau kompres yang hangat dan lembab
  • Oleskan antibiotik yang dijual bebas
  • Oleskan losion atau krim hidrokortison yang dijual bebas 
  • Bersihkan kulit yang terkena
  • Lindungi kulit, hentikan mencukur jika memungkinkan

Untuk kondisi yang lebih parah, folikulitis dapat disembuhkan dengan obat-obatan seperti:

  • Krim atau pil untuk mengendalikan infeksi
  • Krim, sampo atau pil antijamur 
  • Krim atau pil untuk mengurangi peradangan, seperti krim steroid untuk mengurangi rasa gatal

Perawatan lain yang bisa dilakukan meliputi:

  • Operasi kecil
  • Laser hair removal, Jika perawatan lain gagal, hair removal jangka panjang dengan terapi laser dapat membersihkan infeksi.

Komplikasi

Komplikasi folikulitis yang bisa terjadi antara lain:

  • Infeksi berulang atau menyebar
  • Bisul di bawah kulit (furunkulosis)
  • Kerusakan kulit permanen, seperti bekas luka atau bintik hitam
  • Penghancuran folikel rambut dan kerontokan rambut permanen

Baca juga: Yang Harus Kita Ketahui tentang Ruam pada Pasien Covid-19

Pencegahan

Coba cegah folikulitis kembali dengan tips berikut:

  • Hindari pakaian ketat
  • Keringkan sarung tangan karet secara teratur
  • Hindari mencukur, jika memungkinkan
  • Mencukur dengan hati-hati
  • Mempertimbangkan produk penghilang rambut (depilatories) atau metode penghilangan rambut lainnya
  • Gunakan bak air panas yang bersih
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com