Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2021, 13:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stenosis katup aorta atau stenosis aorta adalah kondisi saat aorta jantung menyempit.

Akibatnya, darah tidak dapat mengalir secara efektif dan mengurangi efektivitas oksigen yang masuk ke seluruh tubuh.

Perawatan yang dibutuhkan tergantung pada tingkat keparahan kondisi katup aorta. Namun, jika tidak ditangani stenosis katup aorta dapat menyebabkan kematian.

Baca juga: Stenosis Spinal (Tulang Belakang)

Gejala

Penderita stenosis aorta mungkin tidak pernah merasakan gejala apapun. Dibutuhkan waktu lama agar dapat melihat atau merasakan gejala.

Dalam kasus serius, terdapat beberapa gejala yang perlu diperhatikan, seperti:

  • sesak napas, terutama saat berolahraga
  • nyeri dada atau sesak
  • merasa pingsan atau pusing
  • kelelahan
  • jantung berdebar-debar (palpitasi)
  • murmur jantung (detak ekstra di antara detak normal).

Biasanya, gejala disadari atau kerabat atau orang terdekat yang melihat perubahan perilaku atau tingkat energi penderita dari biasanya.

Baca juga: Marah Importir-Distributor Gula Ditunjuk Kemendag, Hakim Perkara Tom Lembong: Luar Biasa Ini

Penyebab

Pada kondisi ini, katup aorta antara bilik jantung kiri bawah (ventrikel kiri) dan aorta tidak terbuka sepenuhnya.

Area tempat darah mengalir keluar dari jantung ke aorta menyempit (stenosis).

Saat area tersebut mengalami stenosis, jantung harus bekerja lebih keras agar darah tetap terpompa ke seluruh tubuh.

Hal ini menyebabkan ventrikel kiri menebal dan membesar.

Baca juga: Stenosis Mitral

Akibatnya, ketegangan pada otot jantung menyebabkan melemah dan berpotensi mengakibatkan gagal jantung atau masalah lainnya.

Penyebab stenosis aorta dapat meliputi:

  • Cacat jantung bawaan

Beberapa anak dilahirkan hanya dengan dua katup aorta (katup aorta bikuspid). Normalnya, seseorang memiliki tiga katup (trikuspid).

Dalam kasus langka, seseorang dapat memiliki satu (unikuspid) atau empat (quadrikuspid) katup.

Baca juga: Terungkap, Yayasan Milik Mantan Wagub Jabar Raup Dana Hibah Rp 45 Miliar

Seseorang dengan kondisi ini membutuhkan pemeriksaan rutin. Pasalnya, penderita memiliki peningkatan risiko katup menyempit atau bocor.

Jika itu terjadi, katup perlu diperbaiki atau diganti.

  • Penumpukan kalsium pada katup

Kalsium merupakan mineral yang ditemukan pada darah. Endapan kalsium dapat menumpuk di katup jantung (kalsifikasi katup aorta).

Deposit kalsium mungkin tidak dapat menimbulkan masalah.

Namun, orang usia lanjut, khususnya yang memiliki cacat katup aorta bawaan, dapat mengalami pengerasan katup aorta akibat deposit kalsium.

Baca juga: Stenosis Pulmonal

  • Demam rematik

Demam rematik adalah komplikasi dari infeksi radang tenggorokan yang menyebabkan pembentukan jaringan parut pada katup aorta.

Jaringan parut dapat mempersempit pembukaan katup aorta atau membuat permukaan kasar yang dapat menyebabkan timbulnya endapan kalsium.

Demam rematik dapat merusak lebih dari satu katup jantung dengan berbagai cara.

Baca juga: Pernah Diantar Pulang Dian Sastro, Piyu Padi: Kita Enggak Mikir Dia Jadi Superstar

Faktor risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan terjadinya stenosis katup aorta, yaitu:

  • usia lanjut
  • kondisi jantung tertentu hadir saat lahir (penyakit jantung bawaan), seperti katup aorta bikuspid
  • riwayat infeksi yang dapat memengaruhi jantung
  • memiliki faktor risiko kardiovaskular, seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi
  • penyakit ginjal kronis
  • riwayat terapi radiasi pada dada.

Diagnosis

Penyedia jasa kesehatan dapat mendiagnosis stenosis aorta dengan mengecek denyut nadi dan murmur jantung melalui stetoskop.

Beberapa tes yang umumnya digunakan untuk mendiagnosis stenosis aorta, yaitu:

Baca juga: Stenosis Trikuspid

  • transthoracic echocardiogram (TTE)
  • elektrokardiogram (EKG)
  • tes stres
  • kateterisasi jantung kiri
  • MRI jantung
  • ekokardiogram
  • transesofageal (TEE)

Perawatan

Jika tidak menunjukkan gejala, stenosis aorta tidak memerlukan pengobatan. Namun, dibutuhkan observasi ketat dengan pemeriksaan rutin.

Penderita stenosis katup aorta juga memiliki masalah lain, seperti tekanan darah tinggi atau aritmia.

Selain itu, obat-obatan untuk tekanan darah juga dapat menjaga jantung tetap sehat, meskipun tidak akan menyembuhkan stenosis katup.

Beberapa pilihan lain untuk penanganan stenosis katup, yaitu:

  • penggantian katup aorta: dilakukan dengan katup mekanis yang terbuat dari logam atau jaringan katup sapi, babi, atau donor darah manusia.
  • penggantian katup aorta transkateter (TAVR): prosedur dengan sayatan lebih kecil, penggunaan katup buatan manusia sebagai pengganti katup ang rusak
  • balon valvuloplasti: biasanya diaplikasikan pada bayi dan anak-anak, tidak terlalu efektif untuk orang dewasa. Prosedur ini melibatkan penggunaan kateter yang dihubungkan dengan balon dan dikembangkan, mendorong katup yang kaku hingga terbuka dan meregangkannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Suparta, Terdakwa Kasus Korupsi Timah Meninggal Dunia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau