KOMPAS.com - Stenosis trikuspid merupakan penyempitan pembukaan katup trikuspid.
Kondisi ini membatasi aliran darah antara bagian atas (atrium) dan bagian bawah (ventrikel) sisi kanan jantung.
Stenosis trikuspid dapat menyebabkan atrium kanan membesar karena aliran darah melalui pembukaan katup trikuspid yang sempit dibatasi.
Baca juga: Regurgitasi Trikuspid
Atrium yang membesar dapat memengaruhi tekanan dan aliran darah di bilik vena terdekat.
Tekanan di ventrikel kanan dapat lebih rendah karena jumlah darah yang masuk dari atrium kanan berkurang.
Akibatnya, darah yang menuju paru-paru lebih sedikit untuk mendapatkan oksigen.
Gejala pada stenosis trikuspid cenderung ringan, seperti:
Ketidaknyamanan di perut dapat terjadi saat hati membesar akibat peningkatan tekanan di pembuluh darah.
Banyak kasus dari stenosis trikuspid disebabkan oleh endokarditis infektif atau demam rematik.
Dalam kasus yang lebih jarang, stenosis trikuspid dapat disebabkan oleh:
Baca juga: Stenosis Pulmonal
Selain itu, faktor lain yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena stenosis trikuspid, yaitu:
Stenosis trikuspid dapat didiagnosis dengan bantuan ekokardiografi.
Ekokardiografi dapat memberikan visualisasi pembukaan katup yang menyempit dan menunjukkan jumlah darah yang melewati katup.
Melalui hal tersebut, dokter dapat menentukan tingkat keparahan stenosis.
Selain itu, elektrokardiografi (EKG) juga dapat memberi petunjuk dari atrium kanan yang menegang.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani stenosis trikuspid, yaitu:
Baca juga: Stenosis Mitral
Penderita stenosis trikuspid akan dianjurkan untuk makan makanan rendah garam dan mengkonsumsi diuretik serta obat-obatan lainnya untuk memblokir efek aldosteron (yang membantu menurunkan tekanan di pembuluh darah).
Perbaikan bedah lebih jarang dilakukan karena stenosis trikuspid langka menjadi kasus parah yang membutuhkan perbaikan dengan prosedur tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.