Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/10/2021, 18:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stenosis katup pulmonal merupakan penyempitan katup yang terletak di antara bilik jantung kanan bawah (ventrikel kanan) dan arteri paru-paru (arteri pulmonal).

Saat katup jantung menyempit, penutup katup dapat menjadi tebal atau kaku. Kondisi ini mengurangi aliran darah melalui katup.

Baca juga: Stenosis Spinal (Tulang Belakang)

Gejala

Umumnya, anak dengan stenosis pulmonal tidak memiliki gejala. Jika semakin parah, baru akan ada gejala yang timbul.

Gejala paling umum dapat meliputi:

  • napas keras atau cepat
  • warna kebiruan di sekitar bibir atau jari yang berarti kadar oksigen rendah (sianosis)
  • merasa lelah, terutama dengan aktivitas atau olahraga
  • detak jantung cepat
  • pembengkakan kaki, pergelangan kaki, tungkai, wajah, atau perut
  • pingsan (sinkop)
  • sakit dada.

Gejala pada stenosis pulmonal bisa merupai kondisi kesehatan lainnya. Pastikan untuk segera menemui dokter jika memunculkan gejala berikut agar dapat didiagnosis.

Penyebab

Stenosis katup pulmonal merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum. Belum diketahui jelas penyebab pastinya.

Saat masih berada dalam rahim, katup paru pada bayi tidak berkembang dengan baik.

Katup pulmonal terdiri dari tiga bagian jaringan tipis yang disebut flaps (cusp).

Cusp membuka dan menutup pada setiap detak jantung dan memastikan darah bergerak ke arah yang benar.

Baca juga: Stenosis Mitral

Pada stenosis katup pulmonal, satu atau lebih katup kaku atau tebal Bahkan, dapat menyatu dengan satu sama lain.

Akibatnya, katup tidak terbuka sepenuhnya.

Diagnosis

Dokter akan bertanya perihal gejala dan riwayat kesehatan anak. Lalu, melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin merujuk anak ke ahli jantung pediatrik.

Beberapa tes yang mungkin dijalani, meliputi hal di bawah ini.

  • Elektrokardiogram (EKG): untuk merekam aktivitas listrik jantung. Alat ini dapat membantu menunjukkan ritme abnormal (aritmia) dan menemukan tekanan otot jantung. Meski hasil EKG normal, masih terdapat kemungkinan adanya kelainan yang ditemukan dengan stenosis pulmonal.
  • Ekokardiogram (gema): penggunaan gelombang suara (ultrasound) untuk membuat gambar bergerak dari jantung dan katup jantung. Diagnosis stenosis pulmonal paling terbantu dengan menggunakan tes ini.
  • Katerisasi jantung: Penempatan tabung tipis elastis (kateter) ke dalam pembuluh darah melalui selangkangan dan diarahkan ke jantung. Lalu, menggunakan pewarna kontras agar struktur dalam jantung terlihat lebih jelas.Jika diagnosis telah dibuat melalui ekokardiogram, prosedur ini tidak diperlukan.

Komplikasi

Beberapa komplikasi yang mungkin timbul akibat stenosis pulmonal, di antaranya sebagai berikut.

Baca juga: Berbeda dengan Wanita, Inilah Tanda-tanda Penyakit Jantung pada Pria

  • Infeksi pada lapisan jantung (endokarditis infektif). Orang dengan stenosis pulmonal berisiko terkena infeksi bakteri yang memengaruhi lapisan dalam jantung.
  • Detak jantung tidak teratur (aritmia). Penderita stenosis pulmonal cenderung memiliki detak jantung yang abnormal.
  • Penebalan otot jantung. Pada kasus yang lebih parah, ventrikel kanan jantung harus memompa lebih keras untuk memaksa darah masuk ke arteri pulmonalis. Ketegangan pada jantung menyebabkan dinding otot ventrikel menebal (hipertrofi ventrikel kanan).
  • Gagal jantung. Jika ventrikel kanan tidak dapat memompa dengan baik, stenosis pulmonal dapat berkembang menjadi gagal jantung.
  • Komplikasi kehamilan. Risiko komplikasi selama persalinan dan melahirkan lebih tinggi bagi penderita stenosis pulmonal.

Perawatan

Umumnya, stenosis pulmonal ringan tidak memerlukan pengobatan.

Beberapa bayi dengan kondisi ini akan membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif (ICU) hingga membaik.

Beberapa prosedur yang dapat dilakukan dapat meliputi hal di bawah ini.

  • Dilatasi balon atau valvuloplasti. Kateter jantung akan dilakukan seperti pada tes diagnostik. Kateter akan dilapisi dengan balon yang akan mengembang saat mencapai katup atau area yang menyempit. Prosedur ini akan meregangkan katup tersebut.
  • Valvotomi. Prosedur untuk menghilangkan jaringan parut dari selebaran katup paru. Operasi ini dapat memungkinkan katup terbuka sebagaimana semestinya.
  • Valvektomi. Operasi ini digunakan untuk mengangkat katup. Biasanya, akan digunakan tambalan untuk membantu aliran darah dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis. Katup pulmonal mungkin perlu diganti saat anak sudah dewasa.
  • Pembesaran tambalan. Tambalan digunakan pada ventrikel kanan atau arteri pulmonalis untuk memperbesar area yang menyempit.
  • Penggantian katup pulmonal. Katup jaringan (dari babi atau manusia) dapat digunakan sebagai alternatif katup yang rusak.

Baca juga: 18 Jenis Kelainan Jantung Bawaan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com