Artikel di bawah topik Konten Sensitif ini membutuhkan login ke sistem Kompas.com guna memastikan konten yang sesuai usia pembaca. Jika Anda memenuhi kriteria usia 18 tahun ke atas, silakan lakukan pendaftaran untuk bisa mengakses konten-konten di bawah ini.
KOMPAS.com - Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan pria untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang cukup kuat dalam berhubungan seksual.
Masalah ereksi dari waktu ke waktu adalah kondisi yang wajar.
Namun, disfungsi ereksi adalah masalah yang berkelanjutan sehingga menyebabkan stres, memengaruhi kepercayaan diri, dan menjadi permasalahan dalam hubungan.
Baca juga: Gejala dan Cara Mengetahui Disfungsi Ereksi
Gangguan terkait mendapatkan atau memertahankan ereksi juga dapat menjadi tanda kondisi kesehatan mendasar yang memerlukan perawatan dan faktor risiko penyakit jantung.
Segera hubungi dokter untuk melakukan konsultasi bila merasa terdapat gangguan terkait ereksi, bahkan jika merasa malu.
Mengobati kondisi yang mendasari dapat mengembalikkan kembali fungsi ereksi. Akan tetapi, dalam kasus lian, diperlukan obat-obatan atau perawatan lainnya.
Seseorang dapat memiliki disfungsi ereksi jika secara teratur mengalami:
Gangguan lain yang berhubungan dengan disfungsi ereksi meliputi:
Jika mengalami gejala-gejala di atas selama setidaknya tiga bulan atau lebih, bicarakan dengan dokter.
Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh masalah kesehatan, masalah emosional, atau keduanya.
Baca juga: Benarkah Terlalu Sering Bersepeda Sebabkan Disfungsi Ereksi?
Beberapa faktor risiko yang diketahui adalah:
Meskipun disfungsi ereksi menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia pria, gangguan ini tidak selalu disebabkan oleh pertambahan umur.
Beberapa pria tetap berfungsi secara seksual hingga usia 80-an. Disfungsi ereksi dapat menjadi tanda awal dari masalah kesehatan yang lebih serius.
Penting untuk mengobati kondisi yang mendasari penyebab disfungsi ereksi.
Beberapa tes yang dapat mengonfirmasi diagnosis disfungsi ereksi, yaitu:
Tes ini terkadang dilakukan dalam kombinasi dengan suntikan obat ke dalam penis untuk merangsang aliran darah dan menghasilkan ereksi
Baca juga: Stres Sebabkan Disfungsi Ereksi, Kok Bisa?
Perawatan untuk disfungsi ereksi dapat dimulai dengan menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Selain itu, dokter juga akan memberi saran terkait faktor risiko yang dimiliki seseorang agar dapat ditangani lebih baik.
Beberapa kebiasaan tertentu mungkin perlu diubah atau bahkan dihentikan secara keseluruhan, seperti makan makanan tertentu, merokok, memperbanyak olahraga, menghentikan penggunaan obat-obatan atau alkohol.
Penyedia layanan kesehatan juga mungkin akan menyarankan untuk menangani masalah emosional.
Masalah ini dapat berasal dari konflik hubungan, stres kehidupan, depresi, atau kecemasan dari masalah masa lalu dengan disfungsi ereksi (kecemasan kinerja.)
Beberapa obat-obatan juga mungkin akan diberikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.