Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2022, 21:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nekrofilia adalah salah satu gangguan gairah seksual ketika seseorang merasa terangsang oleh mayat. Rangsangan dapat berupa fantasi atau kontak fisik dengan mayat.

Melansir Psychology Today, nekrofilia tidak terkait dengan satu penyakit atau gangguan mental.

Namun, beberapa nekrofil (penderita nekrofilia) terdiagnosis dengan gangguan perilaku dan gangguan kepribadian antisosial.

Baca juga: Punya Fantasi Seks Tak Realistis? Bisa Jadi Gejala Narsisme Seksual

Nekrofil yang memiliki riwayat diagnostik tersebut cenderung rentan untuk melakukan pembunuhan sebelum melakukan tindakan nekrofilik.

Hal ini diduga karena berkurangnya empati dan perilaku antisosial yang merupakan karakteristik dari gangguan tersebut.

Gejala

Beberapa gejala dan tanda yang dapat timbul, yaitu:

  • ketidakmampuan untuk berelasi baik dengan orang di sekitar
  • daya tarik dengan bau busuk
  • kurangnya spontanitas
  • membahas berbagai hal yang terkait dengan kematian atau sistem ekskresi
  • lebih menghargai mesin ketimbang manusia
  • ketidakpekaan terhadap tragedi terkait kematian
  • kulit kering
  • ketertarikan pada penyakit dan kematian
  • tidak memiliki empati
  • memiliki pandangan bahwa masa lalu lebih nyata ketimbang masa kini
  • cenderung merasa bosan
  • ketertarikan terhadap teknik atau alat pemusnah
  • cenderung merusak dan memutilasi hal-hal kecil.
  • terpesona akan kerangka.

Penyebab

Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seseorang mengalami parafilia (gangguan emosional dari suatu fantasi, dorongan, atau perilaku seksual yang menyebabkan penderitaan secara signifikan), salah satunya nekrofilia.

Baca juga: Parafilia

Namun, terdapat teori bahwa seseorang dapat mengalami gangguan ini akibat tahap perkembangan psikologis masa kanak-kanak.

Contohnya adalah sebagai berikut.

  • temperamen: kecenderungan untuk terhambat atau tidak terkendali akibat emosi dan perilaku
  • pembentukan relasi awal: kurangnya kesadaran diri yang stabil, kesulitan mengelola emosi, dan dalam mencari bantuan serta kenyamanan dari orang lain
  • pengulangan trauma: orang-orang yang menjadi korban pelecehan seksual atau bentuk pelecehan lainnya, khususnya jika terjadi selama kanak-kanak, dapat mengidentifikasi diri dengan pelaku hingga bertindak sesuai dengan apa yang dialami mereka. Trauma juga dapat direka ulang dengan melukai diri sendiri.
  • perkembangan seksualitas yang terganggu: pola-pola yang membawa kenikmatan seksual cenderung terbentuk pada masa remaja.

Keluarga memiliki peran penting terhadap faktor risiko pada berbagai gangguan parafilia.

Diagnosis

Diagnosis untuk nekrofilia akan dilakukan berdasarkan panduan dari DSM-V terkait nekrofilia.

Setidaknya, penderita mengalami enam bulan dorongan berulang dan intens terkait gairah seksual yang melibatkan mayat yang telah ditindaklanjuti atau mengkhawatirkan.

Perawatan

Beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk penderita nekrofilia, yaitu:

Baca juga: Apa Arti Pedofilia dan Dampaknya pada Korban? Begini Penjelasan Dokter

  • terapi kognitif
  • penggunaan obat penurun gairah seks
  • bantuan untuk meningkatkan hubungan sosial, seksual, dan lain-lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau