Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/03/2022, 07:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Usus besar (kolon) merupakan bagian akhir di ujung saluran pencernaan.

Usus besar (kolon) berfungsi untuk membantu penyerapan cairan dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.

Terkadang, usus besar (kolon) mengalami masalah yang menyebabkan fungsi usus besar terganggu.

Salah satu masalah yang dapat terjadi pada usus besar (kolon) adalah polip usus.

Baca juga: Obstruksi Usus

Polip usus merupakan gumpalan kecil sel yang terbentuk di lapisan usus besar (kolon).

Kebanyakan polip yang tumbuh di dalam usus besar tidak berbahaya. Namun, terdapat beberapa jenis polip usus yang dapat berkembang menjadi kanker usus besar.

Polip usus memiliki jumlah dan ukuran yang bervariasi, misalnya terdapat benjolan yang berbentuk seperti jamur (bulatan bertangkai), pipih, atau bulat tanpa tangkai.

Polip usus dapat dialami oleh siapa saja, tetapi kondisi ini lebih sering terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun.

Perokok, orang yang memiliki berat badan berlebih, serta memiliki anggota keluarga dengan riwayat polip usus atau kanker usus besar juga berisiko menderita polip usus.

Jenis

Dikutip dari situs Medicine Net, terdapat beberapa jenis polip usus yang digolongkan berdasarkan struktur sel polip, jumlah, ukuran, dan lokasi gumpalan (polip).

Beberapa jenis polip cenderung lebih berisiko berkembang menjadi kanker usus besar. Jenis-jenis polip usus, di antaranya:

  • Polip adenomatosa

Merupakan jenis polip usus yang paling umum dan hampir semua polip ganas (kanker usus besar) berawal dari polip adenomatosa.

Polip yang berukuran lebih dari satu sentimeter atau berjumlah lebih dari satu cenderung lebih berisiko berkembang menjadi kanker.

Baca juga: Penyakit Radang Usus

  • Polip hiperplastik

Merupakan jenis polip usus yang paling banyak ditemukan setelah polip adenomatosa.

Polip hiperplastik dapat muncul bersamaan dengan polip adenomatosa. Namun, polip ini memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk berkembang menjadi kanker.

  • Sindrom polip adenomatosa genetik

Merupakan jenis polip usus yang disebabkan oleh mutasi genetik sehingga umumnya menjadi kondisi yang diwariskan dalam keluarga.

Polip usus karena mutasi genetik ini memiliki persentase yang lebih besar, yakni sekitar 80 persen, untuk berkembang menjadi kanker.

Gejala

Melansir Mayo Clinic, polip usus sering kali tidak menimbulkan gejala sehingga penderita kerap tidak menyadari bahwa menderita polip ini.

Meskipun demikian, beberapa gejala berikut mungkin dapat dirasakan jika menderita polip usus:

  • Perdarahan di rektum
    Kondisi ini dapat menjadi gejala polip usus atau kanker dan masalah kesehatan lainnya, seperti wasir atau sobekan kecil pada anus
  • Perubahan warna feses
    Feses akan berubah warna saat bercampur dengan darah dan warnanya berubah menjadi kehitaman atau bergaris merah
  • Perubahan frekuensi buang air besar (BAB)
    Perubahan frekuensi BAB, seperti konstipasi (sembelit) atau diare, selama lebih dari seminggu dapat menandakan adanya polip usus yang berukuran besar
  • Nyeri perut
    Polip usus yang berukuran besar dapat menyebabkan sebagian usus tersumbat sehingga menimbulkan rasa kram dan nyeri perut
  • Anemia akibat kekurangan zat besi
    Pendarahan akibat polip usus dapat terjadi secara bertahap dan mengakibatkan zat besi dalam tubuh banyak terpakai sehingga menyebabkan anemia.

Baca juga: 4 Penyebab Peradangan Usus yang Perlu Diperhatikan

Penyebab

Menurut Healthline, penyebab polip usus masih belum diketahui secara pasti.

Kondisi ini diduga terjadi akibat mutasi genetik yang menyebabkan sel yang sehat terus tumbuh secara abnormal hingga membentuk benjolan (polip) di usus besar.

Faktor risiko

Dilansir dari laman WebMD, beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami polip usus:

  1. Mengalami obesitas atau memiliki berat badan berlebih
  2. Berusia di atas 50 tahun
  3. Memiliki kebiasaan merokok
  4. Memiliki anggota keluarga dengan riwayat polip usus atau kanker usus besar
  5. Menderita penyakit yang menyebabkan peradangan pada usus, seperti kolitis ulseratif atau penyakit Crohn
  6. Mengidap diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol dengan baik.

Selain itu, beberapa kelainan berikut juga dapat meningkatkan risiko terjadinya polip usus:

Baca juga: 4 Makanan yang Buruk untuk Kesehatan Usus

  1. Familial adenomatous polyposis (FAP)
    Merupakan penyakit yang dapat menyebabkan ratusan, bahkan ribuan polip tumbuh pada usus besar yang biasanya muncul di usia remaja
  2. Sindrom Gardner
    Merupakan salah satu jenis FAP yang menyebabkan polip tumbuh di sepanjang usus halus dan usus besar
  3. Sindrom Lynch
    Sindrom ini dapat menyebabkan polip berkembang dengan cepat menjadi kanker usus besar
  4. MYH-associated polyposis (MAP)
    Merupakan kondisi serupa dengan FAP yang disebabkan oleh perubahan atau mutasi pada gen MYH
  5. Sindrom Peutz-Jeghers
    Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintik- bintik kecokelatan di sekujur tubuh dan dapat berkembang menjadi kanker usus besar
  6. Serrated polyposis syndrome
    Kondisi ini memicu munculnya beragam polip yang bergerigi pada usus besar di bagian perut kanan atas dan dapat berubah menjadi kanker usus.

Diagnosis

Merangkum Healthline dan Mayo Clinic, berikut beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis polip usus:

  • Kolonoskopi

Pada pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan alat khusus yang dilengkapi dengan kamera melalui anus untuk mengamati kondisi usus besar pasien.

Apabila ditemukan polip maka dokter akan memotong dan mengangkatnya guna dianalisis lebih lanjut di laboratorium.

Baca juga: 6 Faktor Risiko Penyakit Radang Usus yang Tidak Boleh Disepelekan

  • Sigmoidoskopi fleksibel

Metode ini cukup mirip dengan kolonoskopi, tetapi alat yang digunakan berukuran lebih kecil sehingga hanya dapat melihat sepertiga bagian terakhir dari usus besar.

Sama dengan prosedur kolonoskopi, prosedur ini dapat memeriksa sekaligus memotong dan mengangkat polip di usus.

  • Uji feses

Pada metode ini, dokter akan memeriksa sampel feses untuk mendeteksi kandungan darah di dalam feses yang dapat disebabkan oleh polip usus.

Perawatan

Dirangkum dari Medical News Today dan Mayo Clinic, polip usus dapat ditangani melalui prosedur pengangkatan polip, seperti:

  1. Pengangkatan polip (polipektomi) melalui kolonoskopi
    Dokter akan menyuntikkan cairan ke bagian bawah polip agar polip terpisah dari jaringan di sekitarnya sehingga dapat diangkat dengan bantuan alat kolonoskopi
  2. Pengangkatan polip (polipektomi) melalui laparoskopi
    Polip yang berukuran besar dapat diangkat melalui teknik laparoskopi, di mana alat akan dimasukkan melalui dinding perut
  3. Pengangkatan usus besar dan rektum (proktokolektomi total)
    Prosedur ini dilakukan jika penderita mengidap familial adenomatous polyposis (FAP) untuk mencegah perkembangan sel kanker dalam usus besar.

Komplikasi

Mengutip Medscape, polip usus dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berikut:

Baca juga: Apa Penyebab Tumor Usus Besar?

  • Perdarahan
  • Obstruksi usus atau penyumbatan di usus
  • Perforasi atau robekan pada dinding usus
  • Kanker usus besar.

Pencegahan

Dilansir dari laman Drugs.com, beberapa tindakan berikut dapat dilakukan untuk mengurangi risiko mengalami polip usus:

  1. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran
  2. Batasi konsumsi daging merah dan daging olahan
  3. Lakukan olahraga secara rutin, setidaknya 30 menit setiap hati
  4. Jaga berat badan tetap ideal dan sehat
  5. Meningkatkan konsumsi vitamin D untuk mencegah terkena kanker usus besar
  6. Tidak merokok.

Seseorang dengan riwayat polip usus atau kanker usus besar dalam keluarga dapat menjalani pemeriksaan kolonoskopi secara rutin sehingga polip usus dapat dideteksi lebih dini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau