Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/04/2022, 16:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Obstruksi napas atas terjadi ketika ada penyempitan atau oklusi anatomis yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan pertukaran gas masuk dan keluar dari paru-paru.

Obstruksi dapat menyebabkan gagal napas, aritmia, henti jantung atau kematian dalam beberapa menit.

Oleh karena itu, segera hubungi profesional kesehatan ketika menyadari tanda dan gejala, agar dilakukan intervensi segera guna meminimalkan morbiditas dan mortalitas.

Baca juga: Croup Atau Infeksi Saluran Napas Pada Anak, Bagaimana Mengatasinya?

Penyebab

Obstruksi jalan napas sering digambarkan sebagai seseorang yang tersedak makanan.

Tapi itu hanya satu dari banyak hal yang dapat menyebabkan penyumbatan saluran napas.

Penyebab lainnya meliputi:

  • Menghirup atau menelan benda asing
  • Benda kecil bersarang di hidung atau mulut
  • Reaksi alergi
  • Trauma pada jalan napas akibat kecelakaan
  • Masalah pita suara
  • Menghirup asap dalam jumlah besar dari api
  • Infeksi virus
  • Infeksi bakteri
  • Penyakit pernapasan yang menyebabkan peradangan saluran napas bagian atas (croup)
  • Pembengkakan lidah atau epiglotis
  • Abses di tenggorokan atau amandel
  • Runtuhnya dinding trakea (tracheomalacia)
  • Asma
  • Bronkitis kronis
  • Empisema
  • Fibrosis kistik
  • Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Gejala

Pasien dengan obstruksi saluran napas atas akut akan merasa kepayahan dan lebih sulit untuk bernapas.

Baca juga: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Otot-otot tambahan pernapasan dapat digunakan (otot leher dan bahu). Mungkin terjadi juga resesi interkostal dan subkostal dan tarikan trakea.

Ketika obstruksi selesai, pasien mungkin tidak sadar atau dalam henti jantung.

Diagnosis

Diagnosis obstruksi jalan napas atas kronis dapat mencakup tes fungsi paru noninvasif.

Spirometri, termasuk pengukuran aliran inspirasi dan ekspirasi maksimal, adalah tes yang paling umum digunakan.

Perawatan

Pada obstruksi akut, kondisi dapat memburuk dengan cepat jika tidak ditangani.

Meskipun fokusnya adalah mengoreksi penyebab yang mendasari, dalam kasus akut, mungkin diperlukan untuk memperbaiki obstruksi terlebih dahulu sebelum mengidentifikasi patologi.

Perawatan utama dalam intervensi obstruksi jalan napas atas meliputi:

  • Memberikan oksigen konsentrasi tinggi selama upaya untuk menghilangkan obstruksi jalan napas
  • Pulse Oximetry (SpO2) dan Capnography (EtCO2) digunakan untuk memantau patensi jalan napas dan memandu penggunaan oksigen lebih lanjut.
  • Jika disebabkan benda asing, dokter akan mendorong untuk batuk dan melanjutkan dengan memberikan hingga 5 pukulan punggung, dan 5 dorongan perut
  • Jika ada benda asing cair atau semipadat (darah, air liur, isi lambung) di saluran napas bagian atas, dokter akan menggunakan pengisap kaku (Yankauer) lubang lebar untuk mengeluarkannya.

Baca juga: 8 Gejala PPOK yang Perlu Diwaspadai

Jika masih tidak dapat melakukan ventilasi setelah jalan napas terbuka, trakeotomi darurat diperlukan.

Segera hubungi dokter jika tersedak atau mengalami gejala obstruksi saluran napas atas.

Komplikasi

Ketika obstruksi saluran napas atas berkembang secara perlahan, keterlambatan dalam diagnosis dapat mempengaruhi pasien terhadap komplikasi yang tidak perlu.

Komplikasi tersebut meliputu:

  • Perdarahan
  • Kegagalan pernapasan
  • Menjadi penyakit lanjut dan tidak dapat disembuhkan.

Pencegahan

Banyak jenis obstruksi jalan napas dapat dicegah.  Kurangi risikonya dengan:

  • Hindari minum banyak alkohol sebelum makan
  • Makan makanan kecil
  • Makan perlahan
  • Awasi anak kecil saat makan
  • Hindari atau potong makanan yang berisiko tinggi tersedak, seperti hot dog, popcorn, dan anggur, untuk anak-anak
  • Kunyah dengan seksama sebelum menelan
  • Pastikan gigi palsu terpasang dengan benar
  • Jauhkan benda-benda kecil dari anak-anak
  • Hindari merokok.

Baca juga: 5 Penyebab PPOK pada Orang Bukan Perokok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com