Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obesitas Dapat Sebabkan Penyakit Jantung, Kok Bisa?

Kompas.com - 08/02/2020, 18:03 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal.

Melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, obesitas dapat menyebabkan penyakit penyakit jantung koroner.

Penderita obesitas mempunyai risiko penyakit jantung koroner sampai empat kali lebih tinggi dibandingkan pemilik berat badan normal.

Setiap kelebihan berat badan satu kilogram, peluang kematian akibat penyakit jantung koroner naik satu persen.

Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan

Indikator obesitas

Penentuan status obesitas seseorang diukur lewat Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI).

Caranya dengan membagi berat badan (satuan kilogram) dengan tinggi badan dikali tinggi badan (satuan meter).

Misalkan seseorang memiliki berat badan 53 kilogram dan tinggi badan 158 centimeter, besar IMT-nya 53 : (1,58x1,58) = 21,2.

Status gizi IMT atau BMI:

  • Kurus: di bawah 18,5
  • Normal: 18,5 sampai 24,9
  • Preobesitas: 25 sampai 29,9
  • Obesitas kelas I: 30 sampai 34,9
  • Obesitas kelas II: 35 sampai 39,9
  • Obesitas kelas III: lebih dari 40

Lantas, mengapa obesitas bisa menyebabkan penyakit jantung?

Baca juga: Studi Ungkap Wanita Lebih Rentan Idap Penyakit Jantung, Kok Bisa?

Melansir Everyday Health, obesitas bisa memicu penyakit jantung lewat berbagai cara, karena efek domino yang ditimbulkan kelebihan berat badan.

Memicu kolesterol, hipertensi, dan diabetes

Salah satu faktor risiko penyakit jantung adalah hipertensi, kadar kolesterol jahat tinggi, serta diabetes tipe 2.

Obesitas dapat memantik sindrom metabolik atau sekelompok faktor risiko penyakit jantung.

Di antaranya tekanan darah tinggi, kadar kolesterol baik turun, kadar kolesterol jahat tinggi, kadar gula darah tinggi, dan lingkar pinggang besar.

Kondisi tersebut rentan menimbulkan kematian. Pasalnya, tekanan darah tinggi yang dipicu obesitas dapat mengiritasi plak di pembuluh darah dan menyebabkan pecah.

Pecahnya pembuluh darah dalam jantung memantik serangan jantung yang berujung fatal.

Baca juga: Tak Cukup Olahraga dan Makan Sehat, Ini 5 Cara Jaga Kesehatan Jantung

Menyebabkan peradangan

Obesitas dapat menyebabkan peradangan. Gangguan kesehatan ini secara terselubung juga dapat menimbulkan penumpukan plak di dinding arteri.

Kelebihan berat badan dapat melepaskan zat-zat dalam darah yang dapat membuat plak pecah, dan menyebabkan serangan jantung.

"Obesitas itu seperti pecahan kaca di arteri kita," jelas Dr. Tracy Stevens, MD, ahli jantung dari Saint Luke’s Mid America Heart Institute di Kansas, AS.

Mengganggu fungsi jantung

Studi menunjukkan obesitas membuat jantung berdetak tidak teratur atau lebih cepat dari kondisi normal.

Gangguan tersebut dapat membahayakan jantung karena memicu penggumpalan darah di pembuluh darah.

Selain itu, komplikasi obesitas juga dapat menyebabkan jantung bengkak karena hipertensi.

Baca juga: Aritmia (Gangguan Irama Jantung): Jenis, Gejala, Penyebab

Membuat jantung bekerja lebih berat

Kelebihan berat badan membuat jantung stres, khususnya selama fase relaksasi (diastole).

Kondisi tersebut apabila terjadi dalam kurun waktu lama dapat menyebabkan gagal jantung.

Persoalan kelebihan berat badan tidak sebatas berhenti pada angka atau berat badan.

Anda juga perlu mempertimbangkan soal kelebihan lemak di perut. Hal itu juga dapat membahayakan kesehatan jantung.

Kendalikan berat badan dan lemak dengan cara menjaga pola makan seimbang serta bangun kebiasaan aktif bergerak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ini Gejalanya…
Health
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Hengki Kawilarang Miliki Kreatinin Tinggi Sebelum Meninggal, Ini Artinya…
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal Dunia: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Gejalanya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Hengki Kawilarang Meninggal: Sempat Alami Gangguan Ginjal, Kenali Penyebabnya Berikut
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Hengki Kawilarang Meninggal Setelah Alami Diabetes dan Cuci Darah, Kenali Penyakit Ini
Health
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Adam Suseno Alami Pendarahan Hebat akibat Luka Robek, Jalani Operasi Besar
Health
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Hengki Kawilarang Meninggal Pada Usia 47 Tahun karena Sakit Apa? Ini Penjelasannya...
Health
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Hengki Kawilarang Meninggal, Ini Penjelasan Medis Soal Prosedur Cuci Darah
Health
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Kasus Virus Hanta Telah Terdeteksi di 4 Provinsi, Waspadai Ini Cara Penularannya…
Health
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Sering Pakai Headset? Kenali Gejala Gangguan Pendengaran Sejak Dini Sebelum Terlambat
Health
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Studi: Tes Darah Ini Bisa Deteksi Kanker Tiga Tahun Sebelum Diagnosis
Health
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau