KOMPAS.com – Osteoporosis atau tulang keropos selama ini lebih dikenal sebagai penyakit orang lanjut usia (lansia).
Padahal anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Anak muda pun dapat mengalami osteoporosis karena sebab tertentu.
Ketika banyak orang baru memperhatikan kesehatan tulang setelah tua, bisa jadi semua itu sudah terlambat.
Baca juga: 5 Jenis Makanan Pencegah Kanker hingga Sakit Jantung
Osteoporosis apalagi sangat mungkin dapat terjadi pada seseorang tanpa ada gejala yang terlihat nyata.
Pada anak muda, terjadinya gangguan hormon, haid yang tidak teratur, dan konsumsi obat-obatan mengandung steroid untuk pengobatan penyakit tertentu bisa menjadi penyebab osteoporosis.
Risiko osteoporosis di usia muda juga dapat menjadi lebih tinggi apabila sebelumnya telah memiliki masalah medis tertentu, seperti:
Jika mampu menjaga tulang kuat selagi muda, seseorang sangat mungkin bisa terbebas dari osteoporosis ketika sudah beranjak menjadi lansia.
Melansir Buku Agar Tulang Sehat (2013) oleh Pangkalan Ide, ada beberapa cara mencegah terjadinya osteoporosis yang bisa dilakukan sejak muda.
Berikut ini beberapa caranya:
Sementara itu, sama seperti penyakit lainnya, kondisi tulang makin cepat diketahui, maka kian baik.
Dengan begitu, jika tulang telah menunjukkan kecenderungan keropos, seseorang dapat segera menentukan langkah solusi untuk memperbaiki atau mencegah kerusakan yang lebih buruk.
Apabila telah terserang osteoporosis, seseorang jelas akan merugi. Ada beberapa gejala atau kerugian yang bakal dialami seseorang dengan osteoporosis.
Baca juga: Kenali 11 Tanda Seseorang Mungkin Akan Meninggal Dunia
Berikut beberapa di antaranya:
Kerusakan tulang bisa terjadi sejak usia 30 tahun. Pada usia tersebut, pertumbuhan tulang baru lebih lambat daripada proses kerusakannya.
Pada pria, penurunan produksi hormn testosteron dapat membuat kecepatan kerusakan ulang tidak dapat diimbangi lagi oleh pertumbuhan tulang baru.
Namun karena tulang pria lebih padat dan penurunan produksi hormon testosterone tidak banyak, proses kerusakan tulangnya kemungkinan terjadi lebih lambat dibanding wanita.
Pada wanita, kerusakan tulang bisa terjadi lebih cepat karena pengaruh penurunan produksi estrogen yang terjadi selama kehailan atau gangguan haid, ditambah lagi kurang banyak bergerak.
Kerusakan tulang wanita menjadi lebih terasa menjelang menopause sekitar usia 45 tahun sampai 55 tahun.
Baca juga: 7 Penyakit Ini Bisa Sebabkan Anak Muda Mati Mendadak
Melansir Osteoporosis: Panduan Lengkap Agar Tulang Anda Tetap Sehat (2003) oleh Felicia Cosman, M.D., Direktur Klinis National Osteopororis Foundation Amerika Seikat, salah satu faktor terpenting dalam mencegah osteoporosis adalah menghilangkan atau mengurangi faktor-faktor risiko.
Beberapa faktor risiko tersebut, antar lain:
Pada orang dewasa, sampai awal usia 40 tahun, asupan kalsium yang cukup dapat membantu mempertahankan kepadatan tulang, khususnya di bagian pinggul.
Sementara di kalangan wanita pramenopause, pascamenopause, dan tua, asupan kalsium yang cukukup dapat mengurangi laju pengeroposan tulang meskipun tidak benar-benar mencegah tulang keropos.
Kehilangan sebagian kalsium harian melalui sekresi (urine dan feses), keringat dan paru-paru saat bernapas adalah hal yang normal.
Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan mengonsumsi cukup kalsium setiap hari untuk mengembalikan kalsium yang telah hilang tersebut.
Jika kebutuhan kalsium tidak bisa dipenuhi, tubuh otomatis akan mengambil kalsium dari tulang yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan utama kalsium.
Kondisi itulah yang kemudian membuat tulang menjadi lemah dan rentan patah demi mempertahankan fungsi tubuh lain yang lebih vital bagi kelangsunga hidup.
Mempertahankan kadar kalsium sangat penting agar jantung dan pembuluh nadi, urat saraf dan otot dapat bersungsi dengan normal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.