KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia disarankan tidak perlu panik yang berlebihan menanggapi ancaman penualaran virus corona atau covid-19.
Dokter Spesialis Paru Anggota Kelompok Staf Medik (KSM) Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta, Dr. dr. Reviono, Sp.P (K), menyampaikan infeksi virus corona memang memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa.
Namun, menurut dia, masyarakat tetap saja bisa mendeteteksi perbedaan gejala yang ditimbulkan oleh kedua penyakit yang menyerang sistem penapasan tersebut.
Baca juga: Waspadai 4 Cara Penularan Virus Corona
"Gejala infeksi virus corona memang hampir sama dengan flu biasa," jelas Reviono saat diwawancara Kompas.com, Senin (2/3/2020).
Dokter yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo itu menerangkan virus influenza penyebab flu kerap kali menimbulkan gejala, seperti berikut:
Gejala-gejala tersebut biasanya baru akan terjadi pada seseorang 1-3 hari setelah terpapar virus dari orang lain yang sedang sakit.
Sedangkan gejala infeksi virus corona, menurut dia, memiliki karakteristik yang lebih spesifik dibanding flu biasa.
Sedikitnya ada 3 gejala utama yang dapat muncul pada pasien covid-19, yakni:
"Tiga itu yang menjadi gejala utama infeksi virus corona," terang Reviono.
Baca juga: Masker Mahal? Berikut Cara Lain Cegah Penularan Virus Corona
Namun, menurut dia, riwayat kontak pasien atau penderita adalah indikator utama untuk bisa membedakan antara penyakit flu biasa dengan infeksi civid-19.
Reviono mengatakan, seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke negara atau daerah yang terjangkit covid-19 pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala patut mendapatkan pengawasan.
Senada, Dokter Spesialis Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dr. Jatu Aphridasari, Sp.P (K), FISR, menerangkan beberapa kriteria orang harus mendapat pengawasan dengan indikasi terinfeksi virus corona, yakni:
Jatu menyampaikan virus corona bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang lanjut usia (lansia). Oleh sebab itu, masyarakat disarankan terus mewaspadai gejala kesehatan yang timbul.
Baca juga: Ini Jenis Masker yang Direkomendasikan Dokter untuk Cegah Virus Corona
"Virus ini diketahui telah merenggut nyawa bayi yang masih berusia 9 bulan. Itu korban yang paling muda. Sedangkan yang paling tua sementara adalah warga yang telah berusia 88 tahun," jelas Jatu.
Menurut dia, covid-19 bahkan dapat menyerang manusia dalam kondisi daya tahan tubuh yang sedang baik. Namun memang, virus corona lebih rentan menjangkit mereka yang memiliki daya tubuh rendah.
"Penyakit ini bisa berkembang lebih kuat apabila ada penyakit lain, seperti diabetes yang diderita seseorang," terang Jatu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.