Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/04/2020, 03:32 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Perubahan pola makan dan kegiatan selama bulan puasa dapat memengaruhi jam biologis dan metabolisme tubuh.

Salah satu akibat dari terjadinya perubahan ritme sirdikasi tersebut, tidak lain yakni sering mengantuk saat puasa.

Seperti diketahui, bulan Ramadhan mengahuruskan umat muslim untuk berpuasa pada siang hari.

Hal ini bisa berdampak pada perubahan pola tidur.

Baca juga: Buka Puasa dengan Air Dingin atau Air Hangat, Mana yang Lebih Baik?

Aktivitas seperti makan, minum, interaksi sosial, dan bahkan olahraga kerap dialihkan pada malam hari sehingga mengurangi jam tidur maupun kulalitas tidur di bulan puasa.

Belum lagi, umat muslim harus bangun lebih awal atau pada dini hari untuk santap sahur sebagai modal melaksanakan puasa seharian.

Dokter RS PKU Muhammadiyah Solo, dr. Dien Kalbu Ady, menyebut perubahan pola tidur dan aktivitas tersebut akhirnya dapat menyebabkan seseorang mengantuk dan sulit berkonsentrasi saat berpuasa di siang hari.

Cara mengatasi kantuk saat berpuasa

Dia menyampaikan, berdasarkan hasil studi, rata-rata umat muslim yang menjalankan puasa melakukan penundaan waktu tidur hingga 1 jam di bulan Ramadhan.

Selain itu, jam tidur masyarakat juga bisa berkurang hingga 30 menit- 1 jam sehingga akhirnya menyababkan kantuk pada siang hari.

dr. Dien berpendapat rasa kantuk pada siang hari oleh orang yang berpuasa bisa saja ditekan.

Berikut yang disarankan:

1. Tidur siang sejenak

Jika memungkinkan, Anda dianjurkan mengambil waktu sebentar untuk tidur siang.

dr. Dien menyakini, dengan tidur siang, rasa kantuk itu akan hilang.

Tapi, dia menganjurkan tidur siang tidak dilakukan terlalu lama lebih dari 30 menit karena malah bisa membuat tubuh menjadi lemas.

dr. Dien menyarankan, tidur siang cukup hanya dilakukan selama 10-25 menit agar tidak semakin mengganggu jam biologis tubuh.

Baca juga: Ini Durasi Tidur Ideal Berdasarkan Usia

2. Buat jadwal tidur malam

Menurut dia, rasa kantuk pada siang hari juga bisa ditekan dengan menjaga jam tidur di malam hari.

Rasa cukup tidur di malam hari bisa menyebabkan seseorang tidak memiliki “hutang tidur” di siang hari sehingga tetap terjaga.

3. Bergerak

Ilustrasi olahraga di kantorshutterstock Ilustrasi olahraga di kantor

Jangan terlalu sering duduk atau diam di tempat pada siang hari, termasuk saat bekerja atau belajar. Pasalnya, hal itu bisa memicu rasa kantuk.

Sebagai solusinya, kata dr. Dien, cobalah untuk menggerakan badan atau jalan-jalan ketika rasa kantuk itu menyergap. Rasa kantuk pada siang hari biasanya muncul juga karena otak kekurangan pasokan oksigen.

4. Jangan terpaku pada layar komputer atau gawai

Terlalu terpaku pada komputer atau gadget dapat membuat seseorang hanya terfokus pada satu pandangan yang monoton. Hal itu bisa memicu rasa lelah dan kantuk.

Jadi, Anda dianjurkan untuk mengganti pemandangan, teutama ketika kantuk menyerang. Alihkan pemandangan dari layar selama 20 detik dan ulangi hal itu selama 2 menit untuk membuat mata jadi rileks dan segar.

Baca juga: 5 Gejala Tubuh Kekurangan Vitamin D

5. Cari sinar matahari

Rasa kantuk juga bisa muncul karena pencahayaan yang diterima mata meredup. Pada kondisi itu, mata akan menangkap sinyal uuntuk berinstirahat sehingga Anda bisa jadi mengantuk.

Untuk mengatasinya, dr. Dien menyarankan kepada Anda untuk mencari sinar matahari langsung atau bisa juga dengan menyalakan lampu di ruangan.

6. Mengobrol

Mengobrol bisa juga dilakukan untuk mengatasi kantuk karena bisa meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan berkonsentrasi.

7. Jaga pola makan

dr. Dien menyebut, pola makan yang kurang baik saat berbuka puasa dan sahur juga bisa mempengaruhi rasa kantuk pada siang hari.

Misalnya saja, seseorang kurang minum air putih sejak waktu berbuka dan sahur. Padahal, dehidrasi bisa memengaruhi kerja otak dan membuatnya merasa lelah.

Kurangnya air minum membuat dorongan untuk tidur lebih tinggi sehingga orang selalu merasa mengantuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Health
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Health
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
Health
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
Health
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Health
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Health
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Health
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Health
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
Health
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Health
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
Health
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Health
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
Health
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Health
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau