Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transient Tachypnea of the Newborn (TTN): Penyebab, Faktor Risiko, Gejala, dan Perawatan

Kompas.com - 10/07/2020, 13:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Pada hari-hari pertama kehidupannya, bayi harus segera beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Jika sebelumnya bayi mendapat bantuan melalui aliran darah maupun tubuh ibu untuk menopang kehidupan, setelah lahir banyak hal yang harus dilakukan secara mandiri.

Sayangnya, perubahan kehidupan dari kandungan ke dunia tidak selalu berjalan mulus.

Salah satunya adalah soal bernapas.

Baca juga: 6 Penyebab Kuning pada Bayi Baru Lahir

Dalam kandungan, bayi bernapas lewan bantuan aliran darah ibu. Sedangkan setelah lahir, ia harus bisa bernapas sendiri lewat paru-paru.

Pada perubahan yang tidak mulus, bayi bisa mengembangkan masalah pernapasan yang disebut Transient Tachypnea of Newborn (TTN).

TTN sendiri adalah kondisi ketika bayi bernapas dengan sangat cepat selama jam-jam pertama kehidupannya.

Kondisi ini perlu pengawasan ketat di rumah sakit. Sebagian besar bayi yang mengalami TTN dapat sembuh total dan tidak memiliki efek jangka panjang dalam tumbuh kembangnya.

Penyebab TTN

Melansir dari Childrenhospital.org, diperkirakan penyerapan cairan yang lambat di paru-paru bayi yang menjadi penyebab TTN.

Cairan tersebut membuat pengambilan oksigen menjadi lebih sulit sehingga bayi bernapas lebih cepat.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, dalam kandungan bayi tidak menggunakan paru-paru untuk bernapas.

Di dalam rahim ibu, asupan oksigen yang diterima bayi berasal dari pembuluh darah plasenta.

Selama waktu tersebut, paru-paru bayi dipenuhi dengan cairan.

Baca juga: Penyakit Kuning pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Merangkum dari Kids Health, semakin mendekati hari kelahiran, paru-paru bayi mulai menyerap cairan tersebut. Beberapa cairan juga bisa keluar selama proses persalinan.

Selama persalinan, tubuh bayi melepaskan bahan kimia untuk membantu paru-paru mengerluarkan cairan.

Sayangnya, cairan tersebut terkadang tidak keluar dari paru-paru secepat dan selengkap yang seharusnya.

Kelebihan cairan di paru-paru ini menyulitkan bayi bernapas dengan baik.

Dikutip dari Healthline, meskipun gejalanya mungkin menyusahkan tapi kondisi ini biasanya tidak mengancam jiwa.

TTN biasanya menghilangkan dalam satu hingga tiga hari setelah kelahiran.

Faktor risiko TTN

Penyebab pasti TTN pada bayi tidak selalu diketahui. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh ketidakmampuan paru-paru bayi mengeluarkan atau menyerap cairan ketuban selama dan setelah persalinan.

Meski begitu, ada beberapa faktor risiko yang mungkin berpengaruh pada kondisi ini, beberapa di antaranya:

  • Bayi prematur karena paru-parunya belum sepenuhnya berkembang
  • Bayi yang lahir melalui persalinan caesar yang tidak mengalami perubahan hormonal sehingga tidak punya waktu untuk menyerap cairan
  • Ibu menderita asma
  • Ibu menderita diabetes
  • Bayi laki-laki yang lahir dengan berat lahir lebih besar

Baca juga: Normalkah Bayi Baru Lahir Sering Bersin?

Gejala TTN

Setiap bayi kadang memiliki gejala yang sedikit berbeda. Namun, secara umum, bayi dengan TTN mengalami gejala sebagai berikut:

  • Laju pernapasan sangat cepat, lebih dari 60 tarikan napas per menit
  • Ada suara mendengus saat bayi bernapas
  • Lubang hidung melebar atau kepala terayun saat bernapas
  • Kulit menarik di antara tulang rusuk atau di bawah tulang rusuk saat bernapas (retraksi)
  • Kulit kebiruan di sekitar mulut dan hidung (sianosis)

Perawatan TTN

Ketika bayi Anda didiagnosis dengan kondisi TTN, ada beberapa perawatan yang mungkin dilakukan.

Biasanya, perawatan dilakukan dengan pengawasan ketat di unit perawatan intensif neonatal (NICU) atau kamar perawatan khusus.

Merangkum dari Stanford Children, di sana perawatan yang mungkin dilakukan di antaranya:

  1. Bantuan oksigen
  2. Tes darah untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah
  3. Tekanan jalan napas positif berkelanjutan untuk menjaga saluran udara kecil di paru-paru tetap terbuka
  4. Pemberian cairan infus IV (intravena) untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi dan hidrasi
  5. Pemberian makan melalui tabung jika kecepatan napasnya terlalu tinggi.

Baca juga: Awas, 5 Hal Ini Bisa Sebabkan Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau