Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Bahaya Terlalu Sering Makan Makanan yang Dibakar

Kompas.com - 31/08/2020, 15:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Solusinya, Anda perlu membakar daging pada suhu rendah atau dengan api kecil dalam jangka waktu yang lama agar seluruh bagian daging dapat matang secara lebih merata tanpa menghilangkan semua kandungan protein.

3. Picu asam lambung

Kinerja lambung menjadi lebih berat ketika mencerna makanan yang dibakar, sehingga asam lambung rentan naik atau meningkat.

Oleh karena itu, orang yang memiliki penyakit asam lambung dan maag tidak disarankan untuk terlalu sering mengonsumsi makanan yang dibakar karena bisa memperburuk keadaan.

Baca juga: 9 Makanan Penurun Asam Lambung yang Baik Dikonsumsi

4. Cacing masih tertinggal dalam daging

Proses memasak daging dengan dibakar rentan membuat daging tidak matang dengan sempurna.

Kondisi ini pun dapat menimbulkan potensi cacing, larva, atau telur cacing masih hidup di dalam daging tersebut.

Sebagai solusi, Anda perlu membakar daging pada suhu rendah atau dengan api kecil dalam jangka waktu yang lama agar seluruh bagian daging dapat matang secara lebih merata dan membunuh parasit yang mungkin menempel.

Baca juga: Cacingan: Gejala, Bahaya, dan Cara Mengobati

5. Risiko alami darah tinggi atau hipertensi

Melansir Everyday Health, makan daging sapi, ayam, atau ikan yang telah diolah dengan cara dipanggang atau dibakar pada suhu tinggi dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena tekanan darah tinggi.

Hal itu merujuk pada penelitian yang dipresentasikan pada 2018 oleh American Heart Association Epidemiology and Prevention-Lifestyle and Cardiometabolic Health pada sesi ilmiah yang diadakan di New Orleans.

Baca juga: 15 Makanan Penurun Darah Tinggi untuk Atasi Hipertensi

6. Picu diabetes mellitus (DM) tipe 2

Ketika dibakar atau dipanggang, makanan dapat menghasilkan zat yang disebut advance glycation end products (AGEs).

Tingkatan yang lebih tinggi dari AGEs tersebut telah dikaitkan dengan resistensi insulin, stres pada sel-sel tubuh dan peradangan.

Itu merupakan kondisi yang bisa memicu risiko diabetes tipe 2.

Insulin adalah hormon yang membantu gula darah dari makanan masuk ke dalam sel untuk berubah jadi energi.

Tanpa insulin atau dengan resistensi insulin, gula bisa mengendap dalam darah.

Kondisi ini dapat memicu masalah kesehatan yang serius pada jantung, mata dan ginjal serta organ tubuh lain.

Baca juga: 18 Makanan Penurun Gula Darah untuk Mengatasi Diabetes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com