KOMPAS.com – Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbanyak di dunia, termasuk di Indonesia, setelah katarak.
Siapa saja dapat terkena glaukoma dan seringkali muncul tanpa gejala, sehingga tidak dirasakan atau disadari oleh penderita.
Kerusakan saraf mata yang ditandai dengan penyempitan lapangan pandang yang progresif dan kebutaan permanen dapat terjadi jika glaukoma tidak segera atau terlambat diobati.
Baca juga: Sinusitis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Melansir Mayo Clinic, glaukoma terjadi akibat kerusakan pada saraf optik.
Saat saraf ini secara bertahap memburuk, bintik-bintik buta berkembang di bidang penglihatan.
Karena alasan yang tidak sepenuhnya dipahami oleh dokter, kerusakan saraf optik biasanya terkait dengan peningkatan tekanan pada mata.
Tekanan mata yang meningkat disebabkan oleh penumpukan cairan (aqueous humor) yang mengalir ke seluruh bagian dalam mata.
Cairan internal ini biasanya mengalir keluar melalui jaringan yang disebut trabecular meshwork pada sudut pertemuan iris dan kornea.
Ketika cairan kelebihan produksi atau sistem drainase tidak berfungsi dengan baik, cairan tidak dapat mengalir keluar dengan kecepatan normal dan tekanan mata meningkat.
Pada kondisi normal, tekanan bola mata berkisar antara 10-20 mmHG yang dapat diukur dengan alat tonometry.
Sedangkan pada kondisi glaukoma, tekanan bola mata meningkat di atas 21 mmHg.
Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Vitamin A Tinggi
Karena bentuk kronis glaukoma dapat merusak penglihatan sebelum tanda atau gejala terlihat, waspadalah terhadap faktor risiko penyebab glaukoma berikut:
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi
Ketidakseimbangan antara produksi cairan aqueous humor yang berlebihan atau pengeluaran yang terhambat menyebabkan terjadinya akumulasi cairan di dalam mata serta peningkatan TIO.
Peningkatan TIO yang berkesinambungan dan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan saraf penglihatan secara perlahan dan tanpa gejala nyata sehingga tidak disadari maupun dirasakan oleh penderita.
Oleh karena itu, glaukoma kerap dijuluki juga sebagai “Si Pencuri Penglihatan”.