KOMPAS.com - Sejumlah kondisi dapat membuat Anda merasa mual setelah makan, mulai dari keracunan makanan hingga kehamilan.
Melihat lebih dekat gejala lain dapat membantu Anda menentukan penyebab mual setelah makan yang dialami.
Setelah Anda mengidentifikasi masalahnya, dokter dapat membantu Anda menemukan pengobatan yang akan menjauhkan Anda dari sakit perut.
Baca juga: 21 Penyebab Sakit Perut Setelah Makan
Setelah itu, Anda pun bisa menikmati makanan bebas mual.
Berikut ini adalah beragam kondisi yang bisa menjadi penyebab mual setalah makan:
Melansir Health Line, makanan tertentu, seperti kerang, kacang-kacangan, atau telur, dapat menipu sistem kekebalan tubuh untuk mengidentifikasi mereka sebagai bahan asing yang berbahaya.
Ketika Anda makan salah satu makanan pemicu ini, sistem kekebalan tubuh bisa meluncurkan serangkaian peristiwa yang mengarah pada pelepasan histamin dan bahan kimia lainnya.
Bahan kimia ini menghasilkan gejala alergi.
Selain mual, berikut ini gejala alergi makanan lainnya yang bisa menyertai:
Baca juga: Beda Gejala Sakit Perut Akibat Virus dan Keracunan Makanan
Makanan yang didiamkan terlalu lama atau tidak disimpan dengan benar akan menarik bakteri, virus, dan parasit yang dapat membuat Anda sakit.
Gejala keracunan makanan seperti mual, muntah, diare, dan demam biasanya dimulai dalam beberapa jam setelah Anda makan makanan yang terkontaminasi.
3. Flu perut
Virus perut atau terkadang disebut juga sebagai flu perut adalah penyakit yang menginfeksi usus dan memicu gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, dan diare.
Di masyarakat, gastroenteritis lebih dikenal sebagai muntaber.
Anda dapat tertular flu perut dengan berada terlalu dekat dengan seseorang yang sakit, atau dengan makan makanan atau minum air yang telah terkontaminasi virus tersebut.
Baca juga: 10 Penyebab Sakit Perut yang Perlu Diwaspadai dan Cara Mengatasinya
Virus merupakan penyebab paling sering dari gastroenteritis.
Virus penyebab gastroenteritis di antaranya, yakni Norovirus dan Rotavirus.
Bakteri juga bisa menyebabkan flu perut, seperti Staphylococcus, Salmonella, Shigela, dan E. coli.
Sedangkan contoh parasit yang bisa menyebabkan flu perut adalah Giardia, Cryptosporidium, dan Entamoeba.
4. Kehamilan
Salah satu tanda awal kehamilan adalah perasaan tidak nyaman dan mual, yang biasanya dimulai pada bulan kedua kehamilan.
Perubahan kadar hormon memicu mual kehamilan ini.
Meskipun secara resmi disebut "morning sickness", mual pada dasarnya bisa menyerang kapan saja, termasuk setelah makan.
Terkadang bau atau rasa dari makanan tertentu cukup membuat perut ibu hamil merasa mual.
Perasaan itu pada umumnya bersifat sementara, dan tidak akan merugikan ibu hamil atau bayi dalam kandungan.
Mual sebagai tanda awal kehamilan biasanya disertai dengan gejala lain, seperti:
Baca juga: 11 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Tak Disadari, Termasuk Jerawat?
5. Asam lambung naik
Rasa terbakar di belakang tulang dada Anda, yang dikenal sebagai heartburn adalah gejala khas gastroesophageal disease (GERD).
Kondisi ini juga dapat menyebabkan mual.
GERD terjadi ketika katup otot antara kerongkongan dan lambung tidak berfungsi, sehingga asam lambung bocor naik ke kerongkongan.
6. Stres dan cemas
Stres tidak hanya memengaruhi emosi, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan fisik.
Putus cinta yang sulit atau kehilangan pekerjaan dapat membuat Anda kehilangan nafsu makan, atau merasa mual setelah makan.
Rasa mual akan mereda setelah Anda mengendalikan stres.
Baca juga: Cara Mengatasi Sakit Mag dengan Kunyit
Selain mual setelah makan, stres dan rasa cemas dapat pula menimbulkan ragam gejala lain, seperti:
7. Efek samping pengobatan
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan mual sebagai efek samping.
Beberapa obat termasuk antibiotik dan obat pereda nyeri Mual juga memiliki efek samping berupa rasa mual yang bisa jadi terjadi juga setelah makan.
Rasa mual yang disebabkan oleh efek samping pengobatan biasanya akan hilang setelah Anda menyelesaikan perawatan.
8. Penyakit batu empedu
Kantung empedu adalah organ yang berada di sisi kanan atas perut. Organ ini membantu tubuh mencerna lemak.
Baca juga: 5 Gejala Batu Empedu yang Perlu Diwaspadai
Batu empedu dan penyakit kandung empedu lainnya dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk mencerna lemak. Akibatnya, Anda akan merasa mual, terutama setelah makan makanan yang kaya lemak.
9. Sindrom iritasi usus besar
Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar adalah kumpulan gejala akibat iritasi pada saluran pencernaan yang dapat mencakup sakit perut, diare, dan sembelit.
Mual adalah salah satu keluhan paling umum pada penderita IBS.
10. Mabuk perjalanan
Beberapa orang sangat sensitif terhadap gerakan.
Jika Anda termasuk di antara mereka, gerakan kendaraan yang melaju akan membuat Anda merasa mual.
Makan sebelum atau sesudah bersepeda dapat membuat mual semakin parah.
Baca juga: 8 Cara Menghilangkan Kantuk Saat Berkendara
11. Gangguan psikologis lain
Melansir Medical News Today, anorexia nervosa dan bulimia nervosa adalah gangguan makan paling umum yang ditandai dengan kebiasaan makan yang tidak normal.
Anoreksia nervosa dapat menyebabkan mual akibat asam lambung berlebih atau kelaparan.
Sedangkan, bulimia nervosa dapat menyebabkan mual setelah makan karena keharusan untuk memuntahkan makanan yang dikonsumsi.
12. Masalah vaskular
Mual setelah makan juga bisa menjadi tanda penyempitan pembuluh darah di usus.
Penyempitan pembuluh darah ini membatasi aliran darah.
Mual setelah makan bisa disertai dengan sakit perut yang hebat dan mungkin mengindikasikan kondisi yang dikenal sebagai iskemia mesenterika kronis.
Kondisi ini tiba-tiba bisa memburuk dan mengancam nyawa.
13. Sindrom sakit kepala
Migrain juga bisa menyebabkan mual setelah makan, yang bisa disertai dengan sakit perut yang hebat, muntah, dan pusing.
Baca juga: Sakit Kepala Tegang: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
14. Masalah jantung
Dalam beberapa kasus, mual setelah makan bisa menjadi tanda peringatan serangan jantung.
Biasanya, mual setelah makan tidak terkait dengan kondisi yang serius.
Jika mual setelah makan berlanjut selama lebih dari 5 hari atau mual sudah dicurigai sebagai gejala penyakit tertentu, akan lebih baik bagi siapa saja untuk segera menghubungi dokter.
Anak-anak yang mengalami mual setelah makan mungkin membutuhkan perhatian lebih.
Baca juga: Penyebab Sakit Perut Saat Haid dan Cara Mengatasinya
Hubungi dokter jika:
Mencatat waktu mual dan makanan yang dikonsumsi secara tepat dapat membantu dokter membuat diagnosis.
Bergantung pada penyebab yang dicurigai, mendapatkan diagnosis lengkap dapat melibatkan:
Baca juga: 12 Makanan yang Baik untuk Pencernaan
Perawatan atau pengobatan keluhan mual setelah makan akan tergantung pada hasil diagnosis penyebab dan dapat sangat bervariasi.
Misalnya, penderita GERD atau mulas mungkin memerlukan pengobatan dengan obat penghambat asam atau antibiotik untuk bakteri lambung, H. pylori.
Orang dengan riwayat reaksi alergi atau intoleran harus menghindari makanan tertentu.
Dalam kasus flu perut, orang harus tetap terhidrasi dengan baik dan makan makanan lunak begitu mual berkurang.
Kondisi yang lebih parah, seperti penyakit kandung empedu, mungkin memerlukan pembedahan.
Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Probiotik untuk Sehatkan Pencernaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.