Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2021, 14:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Tubuh wanita mengalami banyak perubahan selama kehamilan. Dan perubahan itu bisa saja trus terjadi meski telah melalui proses persalinan.

Tubuh membutuhkan waktu untuk pulih. Itu artinya, wanita kemungkinan masih memhalami gejala selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu usai bersalin.

Salah satu gejalanya adalah pendarahan pascamelahirkan atau pendarahan postpartum.

Baca juga: Bahaya Fenomena Fajar untuk Pasien Diabetes dan Cara Mengatasinya

Apa penyebabnya?

Pendarahan usai melahirkan juga dikenal dnegan istilah lokia. Kondisi ini umum terjadi selama masa nifas, tepatnya selama empat hingga enam minggu usai persalinan.

Cairan yang dikeluarkan selama lokia biasanya mengandung:

  • darah
  • potongan lapisan rahim
  • lendir
  • sel darah putih.

Pendarahan ini disebabkan oleh pelepasan dan pemulihan lapisan rahim.

Pada awalnya, lokia akan sebagian besar berisi darah. Seiring berjalannya waktu, darah akan berkurang dan berganti dengan lendir.

Anda mungkin akan melihat lebih banyak lendir daripada darah.

Bagi wanita yang melahirkan melalui pervaginam, pendaragan biasanya terjadi darah yang keluar biasanya berwarna cerah atau merah tua selama satu hingga tiga hari pertama setelah persalinan.

Pendarahan juga bisa diikuti dengan keluarnya gumpalan seukuran anggur hingga buah prune.

Antara hari keempat dan ketujuh, darah akan berubah warna menjadi merah muda atau kecoklatan. Gumpalan akan mengecil atau menghilang.

Pada akhir minggu pertama, darah yang keluar kemungkinan akan berwarna putih atau kuning.

Setelah itu,proses keluarnya lokia biasanya akan terhenti dalam tiga sampai enam minggu.

Wanita yang melahirkan sesar biasanya mengalami proses keluarnya lokia yang lebih sedikit daripada wanita yang melahirkan lewat pervaginam.

Namun, proses keluarnya lokia juga sama seperti wanita yang melahirkan lewat pervaginm.

Baca juga: Ampuh Turunkan Berat Badan, Diet Atkins Juga Sebabkan Bahaya Kesehatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com