Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Jenis Penyakit Paru-paru Kronis yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 24/02/2021, 10:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Ketika Anda memikirkan penyakit paru-paru kronis, Anda mungkin cenderung berpikir tentang asma atau kanker paru-paru.

Padahal, sebenarnya ada banyak jenis penyakit paru-paru kronis yang dapat muncul.

Jenis penyakit paru-paru ini bisa memengaruhi saluran udara, jaringan paru-paru, atau sirkulasi darah masuk dan keluar paru-paru.

Baca juga: 11 Gejala Emboli Paru yang Perlu Diwaspadai

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit paru kronis yang paling umum terjadi yang dapat diwaspadai:

1. Asma

Melansir Health Line, asma memang termasuk salah satu jenis penyakit paru-paru kronis yang paling umum terjadi.

Saat mengalami asma, paru-paru Anda menjadi bengkak dan sempit, sehingga lebih sulit untuk bernapas.

Gejala asma di antaranya, meliputi:

  • Mengi
  • Tidak dapat mengambil cukup udara
  • Batuk
  • Merasakan sesak di dada

Jika Anda mengalami gejala ini, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter.

Pemicu asama mungkin termasuk alergen, debu, polusi, stres, dan olahraga.

Asma biasanya dimulai pada masa kanak-kanak, meski bisa dimulai belakangan.

Baca juga: 8 Gejala Pneumonia yang Perlu Diwaspadai

Asma termasuk kondisi yang tidak dapat disembuhkan.

Namun, obat-obatan dapat membantu mengontrol gejala penyakit ini.

Kebanyakan penderita asma dapat mengelola gejala asma dengan baik dan menikmati hidup yang utuh dan sehat.

Sebaliknya, tanpa pengobatan yang memawadai, penyakit asma bisa mematikan.

Dokter belum mengetahui mengapa beberapa orang terkena asma dan yang lainnya tidak.

Tetapi, dokter percaya bahwa genetika memainkan peran besar pada penyakit saluran pernapasan ini.

Artinya, kika seseorang di keluarga Anda memilikinya, risiko Anda megalami asma akan meningkat.

Baca juga: Ini Beda Kondisi Paru-paru Perokok dan Paru-paru Sehat

Faktor risiko lainnya termasuk:

  • Memiliki alergi
  • Kelebihan berat badan
  • Merokok
  • Sering terpapar polutan

2. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

PPOK adalah penyakit paru-paru kronis di mana paru-paru Anda meradang, sehingga membuat Anda sulit bernapas.

Peradangan menyebabkan produksi lendir yang berlebihan dan penebalan lapisan paru-paru.

Kantung udara atau alveoli menjadi kurang efisien dalam membawa oksigen masuk dan mengirimkan karbon dioksida.

Orang dengan PPOK biasanya memiliki satu atau kedua kondisi berikut:

  • Emfisema: Penyakit ini merusak kantung udara di paru-paru. Saat sehat, kantung udara menjadi kuat dan fleksibel. Emfisema melemahkannya dan pada akhirnya menyebabkan beberapa pecah.
  • Bronkitis kronis: Anda mungkin pernah mengalami bronkitis saat mengalami salesma atau infeksi sinus. Bronkitis kronis lebih serius, karena tidak pernah hilang. Kondisi ini menyebabkan radang saluran bronkial di paru-paru hingga meningkatkan produksi lendir.

Baca juga: 8 Gejala Awal PPOK yang Perlu Diwaspadai

Gejala emfisema meliputi:

  • Sesak napas
  • Mengi
  • Perasaan tidak bisa mendapatkan cukup udara

Sementara, gejala bronkitis kronis bisa berupa:

  • Sering batuk
  • Batuk berdahak
  • Sesak napas
  • Sesak dada

PPOK adalah penyakit progresif yang tidak dapat disembuhkan yang paling sering disebabkan oleh aktivitas merokok.

Genetika juga berperan besar pada perkembangan penyakit ini.

Baca juga: 5 Penyebab PPOK pada Orang Bukan Perokok

Faktor risiko PPOK lainnya termasuk:

  • Paparan asap rokok orang lain
  • Polusi udara
  • Paparan pekerjaan terhadap debu dan asap

Gejala PPOK dapat semakin memburuk dari waktu ke waktu. Namun, perawatan dapat membantu memperlambat perkembangannya.

3. Penyakit paru interstisial

Interstitial lung disease atau penyakit paru interstisial mencakup lebih dari 200 jenis gangguan paru.

Beberapa contohnya, yakni:

  • Sarkoidosis
  • Fibrosis paru idiopatik
  • Histiositosis sel Langerhans
  • Bronchiolitis obliterans

Hal yang sama terjadi pada semua penyakit tersebut: Jaringan di paru-paru menjadi luka, meradang, dan kaku. Jaringan parut dapat berkembang di interstitium, yang merupakan ruang di paru-paru di antara kantung udara.

Saat jaringan parut menyebar, hal itu membuat paru-paru lebih kaku, sehingga tidak dapat mengembang dan berkontraksi semudah dulu.

Baca juga: 12 Obat Batuk Herbal dari Bahan Makanan Rumahan

Gejalanya meliputi:

  • Batuk kering
  • Sesak napas
  • Sulit bernafas

Anda mungkin lebih berisiko terkena penyakit paru interstisial jika seseorang di keluarga Anda menderita salah satu penyakit ini, jika Anda merokok, dan jika Anda terpapar asbes atau polutan inflamasi lainnya.

Beberapa penyakit autoimun juga telah dikaitkan dengan penyakit paru-paru interstitial, termasuk rheumatoid arthritis, lupus, dan sindrom Sjogren.

Faktor risiko lain termasuk menjalani terapi radiasi untuk perawatan kanker dan minum beberapa obat seperti antibiotik.

Interstitial lung disease termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun, pengobatan yang lebih baru menjanjikan untuk memperlambat perkembangannya.

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?

4. Hipertensi pulmonal

Hipertensi pulmonal adalah tekanan darah tinggi di paru-paru.

Tidak seperti tekanan darah tinggi biasa, yang memengaruhi semua pembuluh darah di tubuh, hipertensi pulmonal hanya memengaruhi pembuluh darah di antara jantung dan paru-paru.

Pembuluh darah ini menjadi menyempit dan terkadang tersumbat, serta kaku dan tebal.

Jantung Anda harus bekerja lebih keras dan mendorong darah dengan lebih kuat, yang meningkatkan tekanan darah di arteri dan kapiler paru.

Mutasi gen, obat-obatan, dan penyakit jantung bawaan semuanya dapat menyebabkan hipertensi pulmonal.

Penyakit paru-paru lain seperti penyakit paru-paru interstitial dan PPOK juga bisa menjadi penyebab hipertensi pulmonal.

Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti pembekuan darah, aritmia, dan gagal jantung.

Baca juga: 5 Gejala Aritmia Jantung yang Perlu Diwaspadai

Faktor risiko hipertensi pulmonal meliputi:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Memiliki riwayat penyakit dalam keluarga
  • Menderita penyakit paru-paru lain
  • Menggunakan obat-obatan terlarang
  • Minum obat tertentu, seperti obat penekan nafsu makan

Gejala hipertensi pulmonal meliputi:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Pusing
  • Kelelahan
  • Detak jantung cepat
  • Edema (bengkak) di pergelangan kaki

Penyakit hipertensi pulmonal tidak dapat disembuhkan, tetapi perawatan dapat membantu menurunkan tekanan darah ke tingkat yang lebih normal.

Baca juga: 5 Gejala Pembekuan Darah Sesuai Bagian Tubuh yang Terkena

Pilihannya termasuk obat-obatan seperti pengencer darah, diuretik, dan dilator pembuluh darah. Pembedahan dan transplantasi dapat juga dilakukan sebagai upaya terakhir.

5. Fibrosis kistik

Cystic fibrosis atau fibrosis kistik adalah penyakit paru-paru bawaan yang menyerang anak-anak yang baru lahir. Ini mengubah susunan lendir dalam tubuh. Bukannya licin dan berair, lendir pada penderita cystic fibrosis justru kental, lengket, dan berlebihan.

Lendir yang kental ini dapat menumpuk di paru-paru dan membuat penderita lebih sulit bernapas.

Dengan banyaknya bakteri di sekitarnya, kuman ini dapat tumbuh lebih mudah, meningkatkan risiko penderita terkena infeksi paru-paru.

Gejala cystic fibrosis biasanya dimulai pada masa bayi dan meliputi:

  • Batuk kronis
  • Mengi
  • Sesak napas
  • Batuk lendir
  • Pilek dada berulang
  • Infeksi sinus yang sering

Menurut NHLBIT, cystic fibrosis dapat memengaruhi organ lain selain paru-paru, termasuk hati, usus, sinus, pankreas, dan organ seks.

Baca juga: Mengapa Darah Tinggi Bisa Menyebabkan Penyakit Jantung?

Dokter tahu bahwa fibrosis kistik disebabkan oleh mutasi gen yang biasanya mengatur kadar garam dalam sel.

Mutasi menyebabkan gen ini tidak berfungsi, mengubah susunan lendir dan meningkatkan garam dalam keringat.

Tidak ada obat untuk penyakit ini, tetapi pengobatan meredakan gejala dan memperlambat perkembangan.

Perawatan dini adalah yang terbaik, itulah sebabnya dokter sekarang secara teratur melakukan skrining untuk penyakit ini.

Pengobatan dan terapi fisik membantu mengencerkan lendir dan mencegah infeksi paru-paru.

Baca juga: 8 Gejala Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

6. Pneumonia kronis

Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang ddisebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

Mikroorganisme tumbuh dan berkembang di paru-paru, menimbulkan gejala yang merugikan.

Dalam kasus pneumonia, kantung udara menjadi meradang dan mungkin terisi dengan cairan, yang mengganggu aliran oksigen.

Sebagian besar waktu orang pulih dalam beberapa minggu. Namun, terkadang penyakit ini terus berlanjut, dan bahkan bisa mengancam nyawa.

Pneumonia dapat menyerang siapa saja, tetapi kemungkinan besar berkembang pada orang yang paru-parunya sudah rentan karena:

  • Merokok
  • Sistem kekebalan yang melemah
  • Penyakit lain
  • Pembedahan
  • Pneumonia sering kali dapat disembuhkan.

Antibiotik dan obat antivirus dapat membantu dan seiring waktu, istirahat serta pemberian cairan yang tepat diyakini dapat membuat penyakit ini lekas hilang.

Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik

Namun, dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat kembali lagi dan lagi, menjadi penyakit kronis.

Gejala pneumonia kronis meliputi:

  • Batuk darah
  • Kelenjar getah bening bengkak
  • Badan terasa panas dingin
  • Demam

Gejala ini bisa berlanjut selama sebulan atau lebih.

Bahkan jika Anda minum antibiotik, gejalanya bisa kembali setelah Anda menghabiskannya.

Jika perawatan rutin tidak berhasil, dokter Anda mungkin akan merekomendasikan rawat inap sehingga Anda dapat memiliki akses ke perawatan tambahan dan bisa beristirahat secara maksimal.

Baca juga: 8 Gejala Pneumonia yang Perlu Diwaspadai

Beberapa komplikasi dari pneumonia kronis termasuk:

  • Abses paru-paru (kantong nanah di dalam atau di sekitar paru-paru)
  • Peradangan yang tidak terkontrol di tubuh
  • Gagal napas

7. Kanker paru-paru

Kanker paru-paru adalah penyakit di mana sel-sel di paru-paru tumbuh tidak normal, secara bertahap mengembangkan tumor.

Saat tumor semakin membesar dan semakin banyak, mereka dapat mempersulit paru-paru untuk melakukan tugasnya. Pada akhirnya, sel kanker bisa menyebar ke area lain di tubuh.

Melansir Mayo Clinic, kanker paru-paru bisa tumbuh secara perlahan tanpa menimbulkan gejala apa pun.

Gejala yang berkembang sering kali dianggap disebabkan oleh kondisi lain.

Batuk yang mengganggu, misalnya, bisa jadi merupakan gejala kanker paru-paru, tetapi bisa juga disebabkan oleh penyakit paru-paru lain.

Gejala lain yang mungkin dari kanker paru-paru meliputi:

  • Mengi
  • Sesak napas
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Batuk darah

Orang-orang yang paling berisiko mengalami kanker paru-paru adalah mereka yang:

  • Merokok
  • Terkena bahan kimia berbahaya melalui penghirupan
  • Memiliki riwayat keluarga kanker paru-paru
  • Memiliki jenis kanker lain

Perawatan kanker paru-paru sendiri tergantung pada jenis kanker paru-paru yang terjadi dan tingkat keparahannya.

Dokter biasanya akan membuat rencana yang mencakup operasi untuk mengangkat bagian kanker dari paru-paru, kemoterapi, dan radiasi.

Beberapa obat juga dapat membantu menargetkan dan membunuh sel kanker.

Baca juga: Ciri Batuk yang Mengarah pada Gejala Kanker Paru-paru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau