KOMPAS.com -Kolesterol adalah sejenis zat lilin yang ditemukan dalam darah dan sel tubuh.
Hati Anda menghasilkan sebagian besar kolesterol dalam tubuh.
Sisanya berasal dari makanan yang Anda makan.
Kolesterol selama ini sering kali dianggap sebagai zat jahat penyebab munculnya bermacam penyakit berbahaya.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Kolesterol Tinggi
Padahal tidak demikian jika kadar kolesterol di dalam tubuh dalam batas normal.
Tubuh Anda membutuhkan kolesterol antara lain untuk membuat hormon, vitamin D, dan cairan pencernaan.
Kolesterol juga bisa membantu organ Anda berfungsi dengan baik.
Namun, memiliki terlalu banyak kolesterol dalam darah memang bisa menjadi masalah.
Kolesterol yang tinggi dari waktu ke waktu dapat merusak arteri Anda, berkontribusi pada penyakit jantung dan meningkatkan risiko stroke.
Banyak orang selama ini mungkin telah memahami bahwa kolesterol tinggi bisa disebabkan oleh faktor gaya hidup.
Tapi, beberapa orang mungkin merasa sudah menjalankan pola makan dengan baik dan berolahraga secara teratur tapi tetap saja mengidap kolesterol tinggi.
Jadi, apakah bisa kolesterol tinggi karena keturunan?
Jawabannya adalah bisa.
Merangkum Medical News Today, ada banyak faktor yang dapat berperan pada tingkat kadar kolesterol Anda.
Salah satunya memang termasuk genetika atau faktor keturunan.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Kolesterol Tinggi
Di mana, jika kerabat dekat Anda memiliki kolesterol tinggi, Anda cenderung bisa mengidapnya sendiri.
Namun, banyak faktor gaya hidup, terutama pola makan dan olahraga juga dapat memengaruhi kadar kolesterol dalam darah.
Secara umum, ada dua bentuk utama kolesterol yang dapat ditemukan dalam tubuh.
Pertama, kolesterol low-density lipoprotein (LDL) atau sering disebut sebagai kolesterol jahat.
Memiliki kadar kolesterol LDL yang tinggi dalam tubuh Anda dianggap sebagai kondisi tidak sehat karena bisa memicu penyakit jantung hingga stroke.
Jenis kolesterol utama lainnya, yakni high-density lipoprotein (HDL) atau kadang-kadang disebut sebagai kolesterol baik.
Berbanding terbalik dengan kadar kolesterol LDL, memiliki kadar kolesterol HDL yang lebih tinggi bisa menjadi tanda kesehatan yang baik.
Baca juga: 8 Faktor Penyebab Kolesterol Tinggi, Tak Hanya dari Makanan
Jika dokter memberi tahu bahwa Anda memiliki kolesterol tinggi, mereka biasanya mengacu pada tingkat kolesterol LDL yang tinggi atau tingkat kolesterol total yang tinggi.
Kolesterol total juga kadang-kadang disebut kolesterol serum. Itu adalah jumlah kolesterol LDL dan HDL dan 20 persen trigliserida Anda.
Kolesterol LDL dan kolesterol total dapat digunakan sebagai indikator risiko terkena penyakit kardiovaskular dan komplikasi lainnya.
Berbagai faktor risiko dapat berkontribusi pada tingkat kolesterol yang tidak sehat.
Ini termasuk:
Berikut penjelasannya:
1. Mengenal hiperkolesterolemia familial, kolesterol tinggi yang diturunkan
Melansir Health Line, jika Anda memiliki kerabat dekat, seperti orang tua, saudara kandung, atau kakek-nenek yang memiliki kadar kolesterol tinggi, kemungkinan besar Anda akan mengidapnya sendiri.
Baca juga: 8 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Tak Disadari
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh penerusan gen dari orang tua ke anak-anak yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, seperti gen yang mengkode reseptor yang rusak atau cacat.
Kondisi ini dikenal sebagai hiperkolesterolemia familial.
Hiperkolesterolemia familial adalah bentuk kolesterol tinggi yang diturunkan.
Orang dengan hiperkolesterolemia familial pada umumnya memiliki kadar kolesterol lebih tinggi daripada orang tanpa kondisi ini, meskipun ada pilihan gaya hidup.
Hal itu dikarenakan, orang dengan kondisi hiperkolesterolemia familial tidak dapat mengatur kadar kolesterol seefisien orang lain.
Orang dengan hiperkolesterolemia familial tidak dapat mengontrol kolesterol hanya melalui diet dan olahraga. Penderita mungkin juga perlu menggunakan obat-obatan.
Namun perlu dipahami, memiliki risiko genetik untuk kolesterol tinggi tidak menjamin bahwa Anda akan memiliki kolesterol tinggi. Itu hanya berarti Anda memiliki peningkatan risiko terhadap kolesterol tinggi.
Jika Anda merasa berisiko terkena hiperkolesterolemia familial, dokter mungkin merekomendasikan pengujian genetik.
Baca juga: 9 Penyebab Trigliserida Tinggi yang Perlu Diwaspadai
Pengujian genetik dapat mengidentifikasi gen yang salah dan menentukan apakah Anda menderita hiperkolesterolemia familial atau tidak.
Jika Anda ternyata positif hiperkolesterolemia familial, Anda mungkin memerlukan panel lipid (tes kolesterol) yang lebih sering.
Dokter dapat membantu Anda mengelola kolesterol dan memantau tingkat Anda, sehingga jika Anda mengembangkan kolesterol tinggi, Anda dapat segera memulai pengobatan.
2. Obesitas atau lingkar pinggang besar
Beberapa orang secara genetik cenderung mengalami obesitas atau lingkar pinggang yang besar.
Sementara, keduanya dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi.
Faktor gaya hidup juga berperan dalam kedua faktor risiko tersebut.
Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?
Obesitas didefinisikan sebagai indeks massa tubuh (BMI) 30 atau lebih tinggi.
Sementara, lingkar pinggang yang besar adalah 102 cm atau lebih untuk pria dan 89 cm atau lebih untuk wanita.
Lemak yang menumpuk di pinggang Anda dapat meningkatkan risiko peningkatan kolesterol dan komplikasi kardiovaskular lainnya.
3. Gula darah tinggi
Kadar glukosa yang tinggi dapat meningkatkan kolesterol LDL dan menurunkan kolesterol HDL.
Kadar glukosa yang tinggi dalam darah Anda juga dapat merusak lapisan arteri. Itu dapat meningkatkan risiko penumpukan lemak di arteri Anda.
Seperti obesitas dan lingkar pinggang, beberapa orang secara genetik lebih cenderung mengalami gula darah tinggi.
Pilihan gaya hidup, seperti diet tinggi soda, permen, atau makanan lain yang mengandung banyak gula, juga dapat berkontribusi pada peningkatan kadar gula darah.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?
4. Faktor gaya hidup
Beberapa faktor risiko kolesterol tinggi dapat dikontrol sepenuhnya oleh pilihan gaya hidup. Ini termasuk diet, olahraga, dan merokok.
Makan makanan tinggi lemak jenuh dan trans dapat meningkatkan kadar kolesterol Anda.
Makanan tinggi lemak jenuh dan trans meliputi:
Olahraga dapat meningkatkan kolesterol HDL Anda dan menurunkan kolesterol LDL Anda.
Itu berarti menambahkan olahraga ke dalam rutinitas Anda dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol yang sehat dalam tubuh.
Cobalah untuk melakukan latihan aerobik intensitas sedang hingga tinggi selama 150 menit setiap minggu.
Baca juga: Bagaimana Olahraga yang Tepat untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh?
Pada awalnya, Anda tidak harus mulai berolahraga sebanyak itu jika Anda baru berolahraga.
Lakukanlah secara perlahan dan pastikan untuk berbicara dengan dokter sebelum memulai rutinitas olahraga baru.
Selain itu, akan lebih baik jika Anda mau menambahkan latihan ketahanan, seperti angkat beban atau yoga ke dalam rencana olahraga Anda.
Sementara itu, merokok telah terbukti dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung. Itu karena tembakau dapatt merusak dinding pembuluh darah Anda. Ini membuatnya lebih mungkin untuk menumpuk timbunan lemak.
Bicaralah dengan dokter tentang program penghentian merokok yang mungkin berhasil untuk gaya hidup Anda.
Terkadang Anda mungkin perlu mencoba lebih dari satu metode untuk berhenti merokok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.