Varikokel bisa menyebabkan penurunan kualitas sperma.
Baca juga: 11 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Tak Disadari, Termasuk Jerawat?
Beberapa infeksi dapat mengganggu produksi sperma, kesehatan sperma, atau dapat menyebabkan jaringan parut yang menghalangi jalannya sperma.
Ini termasuk peradangan epididimis (epididimitis) atau peradangan testis (orkitis) dan beberapa infeksi menular seksual, termasuk gonore atau HIV.
Meskipun beberapa infeksi dapat menyebabkan kerusakan testis permanen, sering kali sperma masih dapat diambil.
Ejakulasi retrograde terjadi ketika air mani masuk kandung kemih saat orgasme alih-alih keluar dari ujung penis.
Berbagai kondisi kesehatan dapat menyebabkan ejakulasi retrograde atau kurangnya ejakulasi, termasuk diabetes, cedera tulang belakang, dan operasi kandung kemih, prostat, atau uretra.
Obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan masalah ejakulasi, seperti obat tekanan darah yang dikenal sebagai penghambat alfa.
Beberapa masalah ejakulasi bisa diatasi, sementara yang lain bersifat permanen.
Baca juga: 13 Makanan untuk Meningkatkan Gairah Seks
Pada kebanyakan kasus masalah ejakulasi permanen, sperma masih bisa diambil langsung dari testis.
Antibodi anti-sperma adalah sel sistem kekebalan yang secara keliru mengidentifikasi sperma sebagai penyerang berbahaya dan berusaha menghancurkannya.
Kanker dan tumor non-ganas dapat memengaruhi organ reproduksi pria secara langsung, melalui kelenjar yang melepaskan hormon yang berhubungan dengan reproduksi, seperti kelenjar pituitari, atau melalui penyebab yang tidak diketahui.
Pembedahan, radiasi, atau kemoterapi untuk mengobati tumor juga dapat memengaruhi kesuburan pria.
Selama perkembangan janin, salah satu atau kedua buah zakar kadang gagal turun dari perut ke dalam kantung yang biasanya berisi buah pelir (skrotum).
Kesuburan yang menurun lebih mungkin terjadi pada pria dengan kondisi ini.
Baca juga: 3 Gejala Kanker Testis yang Perlu Diwaspadai
Hipotalamus, hipofisis, dan testis menghasilkan hormon yang diperlukan untuk membuat sperma.
Perubahan hormon ini, serta dari sistem lain seperti tiroid dan kelenjar adrenal, dapat mengganggu produksi sperma.
Banyak saluran berbeda membawa sperma. Saluran-saluran ini dapat tersumbat karena berbagai penyebab, termasuk cedera yang tidak disengaja akibat operasi, infeksi sebelumnya, trauma atau perkembangan abnormal, seperti fibrosis kistik atau kondisi turunan serupa.
Penyumbatan dapat terjadi di semua tingkat, termasuk di dalam testis, di saluran yang mengalirkan testis, di epididimis, di vas deferens, di dekat saluran ejakulasi atau di uretra.
Baca juga: 9 Gejala Kanker pada Pria yang Perlu Diwaspadai
Gangguan bawaan seperti sindrom Klinefelter, di mana seorang laki-laki dilahirkan dengan dua kromosom X dan satu kromosom Y, bukan satu X dan satu Y, dapat menyebabkan perkembangan abnormal pada organ reproduksi laki-laki.
Sindrom genetik lain yang terkait dengan infertilitas termasuk fibrosis kistik, sindrom Kallmann, dan sindrom Kartagener.
Gangguan pencernaan yang disebabkan oleh kepekaan terhadap gluten, penyakit celiac dapat menyebabkan kemandulan pada pria.
Kesuburan dapat membaik setelah menjalankan diet bebas gluten.
Terapi penggantian testosteron, penggunaan steroid anabolik jangka panjang, obat kanker (kemoterapi), obat antijamur, antibiotik tertentu, dan beberapa obat maag dapat mengganggu produksi sperma dan menurunkan kesuburan pria.
Baca juga: Jenis-jenis Obat Diabetes Tipe 1 dan Obat Diabetes Tipe 2
Beberapa pperasi tertentu mungkin saja dapat mencegah sperma keluar dalam ejakulasi, termasuk vasektomi, perbaikan hernia inguinalis, operasi skrotum atau testis, operasi prostat, dan operasi perut besar yang dilakukan untuk kanker testis dan rektal.
Dalam kebanyakan kasus, pembedahan dapat dilakukan untuk membalikkan penyumbatan ini atau mengambil sperma langsung dari epididimis dan testis.