Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Penyebab Jumlah Sperma Sedikit yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 25/03/2021, 20:08 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Varikokel bisa menyebabkan penurunan kualitas sperma.

Baca juga: 11 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Tak Disadari, Termasuk Jerawat?

  • Infeksi

Beberapa infeksi dapat mengganggu produksi sperma, kesehatan sperma, atau dapat menyebabkan jaringan parut yang menghalangi jalannya sperma.

Ini termasuk peradangan epididimis (epididimitis) atau peradangan testis (orkitis) dan beberapa infeksi menular seksual, termasuk gonore atau HIV.

Meskipun beberapa infeksi dapat menyebabkan kerusakan testis permanen, sering kali sperma masih dapat diambil.

  • Masalah ejakulasi

Ejakulasi retrograde terjadi ketika air mani masuk kandung kemih saat orgasme alih-alih keluar dari ujung penis.

Berbagai kondisi kesehatan dapat menyebabkan ejakulasi retrograde atau kurangnya ejakulasi, termasuk diabetes, cedera tulang belakang, dan operasi kandung kemih, prostat, atau uretra.

Obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan masalah ejakulasi, seperti obat tekanan darah yang dikenal sebagai penghambat alfa.

Beberapa masalah ejakulasi bisa diatasi, sementara yang lain bersifat permanen.

Baca juga: 13 Makanan untuk Meningkatkan Gairah Seks

Pada kebanyakan kasus masalah ejakulasi permanen, sperma masih bisa diambil langsung dari testis.

  • Antibodi yang menyerang sperma

Antibodi anti-sperma adalah sel sistem kekebalan yang secara keliru mengidentifikasi sperma sebagai penyerang berbahaya dan berusaha menghancurkannya.

  • Tumor

Kanker dan tumor non-ganas dapat memengaruhi organ reproduksi pria secara langsung, melalui kelenjar yang melepaskan hormon yang berhubungan dengan reproduksi, seperti kelenjar pituitari, atau melalui penyebab yang tidak diketahui.

Pembedahan, radiasi, atau kemoterapi untuk mengobati tumor juga dapat memengaruhi kesuburan pria.

  • Testis tidak turun

Selama perkembangan janin, salah satu atau kedua buah zakar kadang gagal turun dari perut ke dalam kantung yang biasanya berisi buah pelir (skrotum).

Kesuburan yang menurun lebih mungkin terjadi pada pria dengan kondisi ini.

Baca juga: 3 Gejala Kanker Testis yang Perlu Diwaspadai

  • Ketidakseimbangan hormon

Hipotalamus, hipofisis, dan testis menghasilkan hormon yang diperlukan untuk membuat sperma.

Perubahan hormon ini, serta dari sistem lain seperti tiroid dan kelenjar adrenal, dapat mengganggu produksi sperma.

  • Cacat tubulus yang mengangkut sperma

Banyak saluran berbeda membawa sperma. Saluran-saluran ini dapat tersumbat karena berbagai penyebab, termasuk cedera yang tidak disengaja akibat operasi, infeksi sebelumnya, trauma atau perkembangan abnormal, seperti fibrosis kistik atau kondisi turunan serupa.

Penyumbatan dapat terjadi di semua tingkat, termasuk di dalam testis, di saluran yang mengalirkan testis, di epididimis, di vas deferens, di dekat saluran ejakulasi atau di uretra.

Baca juga: 9 Gejala Kanker pada Pria yang Perlu Diwaspadai

  • Cacat kromosom

Gangguan bawaan seperti sindrom Klinefelter, di mana seorang laki-laki dilahirkan dengan dua kromosom X dan satu kromosom Y, bukan satu X dan satu Y, dapat menyebabkan perkembangan abnormal pada organ reproduksi laki-laki.

Sindrom genetik lain yang terkait dengan infertilitas termasuk fibrosis kistik, sindrom Kallmann, dan sindrom Kartagener.

  • Penyakit celiac

Gangguan pencernaan yang disebabkan oleh kepekaan terhadap gluten, penyakit celiac dapat menyebabkan kemandulan pada pria.

Kesuburan dapat membaik setelah menjalankan diet bebas gluten.

  • Efek samping obat-obatan tertentu

Terapi penggantian testosteron, penggunaan steroid anabolik jangka panjang, obat kanker (kemoterapi), obat antijamur, antibiotik tertentu, dan beberapa obat maag dapat mengganggu produksi sperma dan menurunkan kesuburan pria.

Baca juga: Jenis-jenis Obat Diabetes Tipe 1 dan Obat Diabetes Tipe 2

  • Operasi sebelumnya

Beberapa pperasi tertentu mungkin saja dapat mencegah sperma keluar dalam ejakulasi, termasuk vasektomi, perbaikan hernia inguinalis, operasi skrotum atau testis, operasi prostat, dan operasi perut besar yang dilakukan untuk kanker testis dan rektal.

Dalam kebanyakan kasus, pembedahan dapat dilakukan untuk membalikkan penyumbatan ini atau mengambil sperma langsung dari epididimis dan testis.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com