Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/04/2021, 10:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber WebMD,NHS

KOMPAS.com - Pneumonia adalah pembengkakan atau peradangan jaringan di salah satu atau kedua paru-paru.

Penyakit ini sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri.

Selain bakteri, pneumonia juga bisa terjadi akibat infeksi virus maupun bakteri.

Baca juga: 3 Penyebab Pneumonia yang Perlu Diwaspadai

Virus corona adalah salah satu jenis virus yang bisa memicu pneumonia sebagai komplikasi Covid-19.

Melansir NHS, gejala pneumonia dapat berkembang secara tiba-tiba dalam waktu 24 hingga 48 jam atau muncul lebih lambat selama beberapa hari.

Berikut ini adalah beberapa gejala pneumonia yang umum terjadi:

  • Batuk yang bisa jadi kering atau mengeluarkan lendir kental (dahak) berwarna kuning, hijau, cokelat atau bernoda darah
  • Kesulitan bernapas, di mana kondisi pernapasan mungkin cepat dan dangkal, dan penderita mungkin mengalami sesak napas bahkan saat beristirahat
  • Detak jantung cepat
  • Suhu tubuh tinggi
  • Merasa tidak sehat secara umum
  • Berkeringat dan menggigil
  • Kehilangan selera makan
  • Nyeri dada yang semakin parah saat bernapas atau batuk

Sedangkan gejala pneumonia yang kurang umum termasuk:

  • Batuk darah (hemoptisis)
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Merasa sakit
  • Mengi
  • Nyeri sendi dan otot
  • Merasa bingung dan disorientasi, terutama pada orang lanjut usia

Baca juga: 6 Efek Pneumonia pada Tubuh yang Layak Diantisipasi

Jika Anda memiliki kecurigaan mengalami tanda-tanda pneumonia, sebaiknya jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Pasalnya, pneumonia adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa.

Tapi perlu dimengerti, sebelum pergi ke fasilitas kesehatan, alangkah baiknya jika Anda membuat janji terlebih dahulu.

Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kerumuman dan penularan penyakit di sana.

Kuman penyebab pneumonia termasuk mudah menular, termasuk SARS-CoV-2. Artinya, kuman bisa menyebar dari orang ke orang.

Baca juga: 9 Gejala Pneumonia Aspirasi yang Perlu Diwaspadai

Bahaya pneumonia

Ketika seseorang mengidap pneumonia, entah itu disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur, ada kemungkinan hal itu dapat menyebabkan masalah medis lainnya.

Merangkum WebMD, ada sejumlah komplikasi pneumonia yang dapat terjadi dan patut diwaspadai.

Berikut adalah beberapa bahaya pneumonia itu:

1. Sebabkan bakteremia hingga syok septik

Jika bakteri menyebabkan pneumonia, mikroorganisme ini bisa masuk ke dalam darah, terutama jika penderita tidak ke dokter untuk mendapatkan perawatan. Ini adalah masalah yang disebut bakteremia.

Bakteremia dapat menyebabkan situasi serius yang dikenal sebagai syok septik.

Syok septik adalah reaksi terhadap infeksi dalam darah dan itu dapat menyebabkan tekanan darah turun ke tingkat yang berbahaya.

Ketika tekanan darah terlalu rendah, jantung mungkin tidak dapat memompa cukup darah ke organ-organ, dan mereka bisa berhenti bekerja.

Baca juga: 4 Jenis Syok yang Bisa Sebabkan Kematian

Jangan ragu untuk segera cari bantuan medis jika Anda melihat gejala-gejala seperti ini:

  • Demam
  • Denyut jantung cepat
  • Nafas cepat
  • Perasaan panas dingin yang membuatmu menggigil
  • Tekanan darah rendah
  • Sakit perut (mual, nyeri, muntah, atau diare)
  • Kebingungan

Dokter Anda akan menguji darah Anda untuk bakteri dan memberi Anda antibiotik jika Anda menderita bakteremia.

Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit karena bakteremia atau syok septik.

2. Sebabkan abses paru-paru

Terkadang pneumonia dapat menyebabkan kantong nanah (abses) menumpuk di paru-paru.

Bahaya pneumonia ini lebih mungkin terjadi jika Anda:

  • Memiliki penyakit gusi di masa lalu
  • Menderita bakteremia
  • Memiliki sistem kekebalan yang lemah, pertahanan tubuh terhadap kuman
  • Penyalahgunaan alkohol

Baca juga: 8 Gejala Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

Pria dan orang lanjut usia (lansia) lebih mungkin terkena abses paru-paru.

Sebaiknya, katakan kepada dokter Anda jika Anda memiliki gejala-gejala terkait abses paru berikut:

  • Demam 38 derajat Celcius atau lebih tinggi
  • Batuk berdahak bercampur nanah
  • Keringat malam
  • Tidak merasa lapar
  • Penurunan berat badan tanpa sengaja
  • Kelelahan

Dokter Anda dapat menguji lendir atau nanah di paru-paru Anda untuk mencari infeksi.

Dokter mungkin juga akan perlu melakukan tindakan rontgen atau CT scan paru-paru Anda.

Dokter kemungkinan akan mengobati abses paru-paru Anda dengan antibiotik. Mereka mungkin juga melakukan prosedur dengan menggunakan jarum untuk mengeluarkan nanah.

Baca juga: 3 Penyebab Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

3. Sebabkan efusi pleura, empiema, dan pleuritis

Ada dua lapisan jaringan yang mengelilingi paru-paru yang disebut pleura.

Satu membungkus bagian luar paru-paru dan yang lainnya melapisi bagian dada tempat paru-paru berada.

Lapisan ini membantu paru-paru Anda bergerak dengan lancar saat Anda bernapas.

Jika pneumonia Anda tidak diobati, pleura bisa membengkak, menimbulkan rasa sakit yang tajam saat Anda bernapas.

Jika Anda tidak mengobati pembengkakan tersebut, area di antara pleura dapat berisi cairan. Kondisi ini disebut efusi pleura.

Jika cairan terinfeksi (terbentuk nanah) di ruang pleura, itu mengarah ke masalah yang disebut empiema.

Baca juga: 4 Gejala Kanker Paru-paru Sesuai Jenisnya

Sebaiknya eri tahu dokter segeja jika Anda mengalami gejala-gejala efusi pleura atau empiema berikut:

  • Nyeri dada yang semakin parah saat Anda bernapas, batuk, atau bersin
  • Nyeri yang menjalar ke punggung atau bahu
  • Demam
  • Sulit bernapas
  • Tidak ingin atau tidak sanggup bernapas dalam-dalam karena itu menyakitkan

Dokter Anda mungkin akan mencari pembengkakan atau cairan dengan rontgen, USG, atau CT scan.

Mereka mungkin juga melakukan tes elektrokardiogram (EKG) untuk memastikan bahwa masalah jantung bukanlah penyebab nyeri dada.

Jika Anda memiliki radang selaput dada, Anda mungkin memerlukan obat yang dapat menghentikan pembengkakan.

Untuk efusi pleura dan empiema, dokter Anda mungkin menyarankan prosedur yang menghilangkan cairan dari tubuh Anda dengan jarum.

Antibiotik juga merupakan pilihan untuk mengobati empiema.

Baca juga: 7 Efek Stroke pada Tubuh yang Perlu Diwaspadai

4. Picu gagal napas

Ketika Anda menderita pneumonia, paru-paru Anda mungkin terisi dengan cairan.

Jika itu terjadi, paru-paru tidak akan dapat mentransfer cukup oksigen ke darah Anda atau membuang karbon dioksida dalam darah Anda. Ini adalah kondisi serius karena organ Anda membutuhkan oksigen untuk bekerja.

Anda lebih mungkin mengalami gagal napas jika Anda memiliki sistem kekebalan yang lemah, memiliki riwayat sebagai pecandu alkohol, atau Anda sudah lanjut usia.

Dapatkan bantuan medis segera jika Anda mengalami salah satu gejala terkait gagal napas berikut:

  • Nafas cepat atau tidak bisa bernapas dengan penuh
  • Merasa seperti tidak mendapatkan cukup udara
  • Detak jantung tidak teratur
  • Kebingungan
  • Warna kebiruan pada kulit, ujung jari, atau bibir
  • Kegelisahan yang ekstrim
  • Kelelahan
  • Berkeringat
  • Kehilangan kesadaran

Baca juga: Berapa Tinggi Demam yang Jadi Gejala Virus Corona? Ini Kata Dokter

Untuk memastikan apakah Anda mengalami gagal napas atau tidak, dokter mungkin perlu menggunakan alat seperti rontgen, CT scan, tes darah, dan oksimeter denyut.

Cara terbaik untuk mengobati gagal napas sendiri adalah dengan mendapatkan lebih banyak oksigen, baik melalui selang di hidung.

Anda juga mungkin memerlukan obat untuk mengobati infeksi apa pun yang menyebabkan masalah tersebut.

5. Picu gagal ginjal

Jika Anda mengalami bakteremia atau syok septik, jantung Anda mungkin menjadi tidak dapat memompa cukup darah ke ginjal Anda.

Kondisi ini bukan komplikasi umum dari pneumonia, tetapi tetap saja bisa terjadi dan harus diwaspadai.

Kemungkinan Anda terkena gagal ginjal lebih tinggi jika Anda memiliki kondisi medis selain pneumonia.

Dokter Anda akan memperhatikan tanda-tanda masalah ginjal.

Dapatkan bantuan medis segera jika Anda mengalami gejala terkait masalah ginjal berikut:

  • Kencing kurang dari biasanya
  • Bengkak di pergelangan kaki, tungkai, atau kaki
  • Sulit bernapas
  • Kebingungan
  • Mual
  • Kelemahan
  • Detak jantung tidak normal
  • Kejang
  • Nyeri atau tekanan dada
  • Koma

Baca juga: 5 Penyebab Gagal Ginjal Akut yang Perlu Diwaspadai

Dokter Anda dapat melihat apakah ginjal Anda bekerja dengan melihat seberapa banyak Anda buang air kecil dan menguji urine atau darah Anda.

Dokter Anda bisa mengobati penyebab gagal ginjal Anda.

Dalam kasus ekstrim, Anda mungkin perlu membersihkan darah melalui mesin dialisis sampai ginjal Anda berfungsi kembali.

6. Picu gagal jantung

Penelitian menunjukkan bahwa 20 persen orang yang dirawat karena pneumonia juga memiliki masalah jantung, dan para ilmuwan sedang mencari tahu penyebabnya.

Beberapa kemungkinan penyebabnya termasuk bakteri yang masuk ke jantung, stres akibat penyakit yang meningkatkan kemungkinan mengalami masalah jantung, atau tubuh tidak mengirimkan cukup oksigen ke organ vital ini.

Kemungkinan memiliki masalah jantung yang berhubungan dengan pneumonia lebih tinggi jika Anda sudah tua atau sudah memiliki penyakit jantung.

Dapatkan bantuan medis segera jika Anda mengalami beberapa gejala terkait gagal jantung berikut:

  • Kesulitan bernapas
  • Detak jantung tidak normal
  • Batuk atau mengi terus menerus
  • Batuk lendir berwarna merah muda dari darah
  • Bengkak di kaki, pergelangan kaki, tungkai, atau perut
  • Kelelahan
  • Kehilangan atau nafsu makan, mual, atau penurunan berat badan
  • Kenaikan berat badan tiba-tiba
  • Kebingungan

Dokter Anda dapat mencari gagal jantung dengan mendengarkan jantung Anda, menguji darah Anda, atau memeriksa hasil rontgen, elektrokardiogram, ekokardiogram, CT scan, atau MRI.

Banyak obat dan prosedur yang dapat membantu Anda menangani gagal jantung.

Baca juga: 7 Gejala Gagal Jantung yang Perlu Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com