Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Efek Kurang Tidur pada Tubuh yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 14/04/2021, 05:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Setiap orang dianjurkan untuk mengambil waktu tidur sesuai dengan porsinya jika ingin tetap sehat.

Orang dewasa rata-rata disarankan untuk dapat tidur selama 7-8 jam sehari.

Ketika kebutuhan tidur ini sering tidak terpenuhi, ada beberapa konsekuensi yang harus ditanggung tubuh.

Baca juga: Ini Durasi Tidur Ideal Berdasarkan Usia

Berikut ini adalah beragam efek kurang tidur pada tubuh yang dapat terjadi:

1. Memengaruhi sistem syaraf pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.

Sistem saraf pusat ini berfungsi sebagai pusat pengendali utama pada tubuh.

Dalam hal ini, tidur diperlukan agar sistem saraf pusat tetap berfungsi dengan baik.

Di mana, insomnia kronis bisa mengganggu cara tubuh dalam mengirim dan memproses informasi.

Selama tidur, jalur saraf akan terbentuk di antara sel saraf (neuron) di otak yang membantu Anda mengingat informasi baru yang telah Anda pelajari.

Kurang tidur akan membuat otak Anda kelelahan, sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Anda juga mungkin akan lebih sulit berkonsentrasi atau mempelajari hal-hal baru.

Sinyal yang dikirim tubuh Anda mungkin juga tertunda, menurunkan koordinasi Anda dan meningkatkan risiko kecelakaan.

Baca juga: 5 Buah yang Bagus untuk Kesehatan Otak

Kurang tidur juga berdampak negatif pada kemampuan mental dan kondisi emosional Anda.

Saat kurang tidur, Anda mungkin akan merasa lebih tidak sabar atau cenderung mengalami perubahan suasana hati. Itu juga dapat membahayakan proses pengambilan keputusan dan kreativitas.

Jika kurang tidur berlanjut cukup lama, Anda pun bisa mulai mengalami halusinasi, yakni melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada.

Kurang tidur bisa memicu mania pada orang yang mengalami gangguan mood bipolar.

Risiko psikologis lainnya termasuk:

  • Perilaku impulsif
  • Kegelisahan
  • Depresi
  • Paranoia
  • Pikiran untuk bunuh diri

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Durasi Tidur Siang yang Paling Baik untuk Kesehatan

Anda mungkin juga akan mengalami microsleep atau tidur sekejap tanpa disengaja di siang hari.

Microsleep di luar kendali Anda bisa sangat berbahaya pada kondisi tertentu, misalnya saat Anda sedang mengemudi.

2. Menurunkan sistem kekebalan

Saat Anda tidur, sistem kekebalan Anda akan menghasilkan zat pelindung yang melawan infeksi seperti antibodi dan sitokin.

Sistem imunitas menggunakan zat ini untuk memerangi penjajah asing seperti bakteri dan virus.

Sitokin tertentu juga bisa membantu Anda untuk tidur, sehingga sistem kekebalan Anda lebih efisien untuk mempertahankan tubuh Anda dari penyakit.

Dengan demikian, kurang tidur dapat mencegah sistem kekebalan Anda membangun kekuatannya.

Jika Anda tidak cukup tidur, tubuh Anda mungkin tidak dapat menangkis penyerang, dan mungkin juga membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari penyakit.

Kurang tidur dalam jangka panjang juga meningkatkan risiko kondisi kronis, seperti diabetes melitus dan penyakit jantung.

Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

3. Memengaruhi sistem pernapasan

Hubungan antara tidur dan sistem pernapasan berjalan dua arah.

Gangguan pernapasan malam hari yang disebut obstructive sleep apnea (OSA) dapat mengganggu tidur Anda dan menurunkan kualitas tidur.

Saat Anda bangun sepanjang malam, hal ini dapat menyebabkan kurang tidur, yang membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi pernapasan seperti flu biasa dan flu.

Kurang tidur juga dapat memperburuk penyakit pernapasan yang sudah ada, seperti penyakit paru-paru kronis.

4. Mengganggu sistem pencernaan

Selain makan terlalu banyak dan tidak berolahraga, kurang tidur merupakan faktor risiko lain untuk menjadi kelebihan berat badan dan obesitas.

Pasalnya, tidur dapat memengaruhi tingkat dua hormon dalam tubuh, leptin dan ghrelin yang mengontrol perasaan lapar dan kenyang.

Baca juga: 9 Macam Gangguan Pencernaan dan Cara Mengobatinya

Leptin memberi tahu otak Anda bahwa Anda sudah cukup makan.

Tanpa tidur yang cukup, otak Anda mengurangi leptin dan meningkatkan ghrelin, yang merupakan perangsang nafsu makan.

Perjalanan hormon ini bisa menjelaskan mengapa seseorang mungkin makan berlebihan di malam hari.

Kurang tidur juga bisa membuat Anda merasa terlalu lelah untuk berolahraga.

Seiring waktu, berkurangnya aktivitas fisik dapat membuat berat badan bertambah karena Anda tidak cukup membakar kalori dan tidak membangun massa otot.

Kurang tidur juga menyebabkan tubuh Anda melepaskan lebih sedikit insulin setelah Anda makan. Padahal insulin ini diperlukan untuk membantu menurunkan kadar gula darah (glukosa) Anda.

Selain itu, kurang tidur dapat menurunkan toleransi tubuh terhadap glukosa dan dikaitkan dengan resistensi insulin. Gangguan tersebut dapat menyebabkan diabetes melitus dan obesitas.

Baca juga: Jenis-jenis Obat Diabetes Tipe 1 dan Obat Diabetes Tipe 2

5. Memengaruhi sistem kardiovaskular

Tidur terbukti dapat memengaruhi proses yang menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah Anda, termasuk yang memengaruhi gula darah, tekanan darah, dan tingkat peradangan.

Tidur juga memainkan peran penting dalam kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dan memperbaiki pembuluh darah dan jantung.

Alhasil, orang yang kurang tidur dilaporkan lebih mungkin terkena penyakit kardiovaskular.

Sebuah analisis mengaitkan insomnia dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.

6. Memengaruhi sistem endokrin

Sistem endokrin adalah kumpulan kelenjar yang menghasilkan hormon-hormon.

Produksi hormon di dalam tubuh ini salah satunya bergantung pada tidur.

Misalnya, untuk produksi testosteron, Anda membutuhkan setidaknya 3 jam tidur tanpa gangguan.

Baca juga: Penyebab Ketindihan dan Cara Menghindarinya

Artinya, jika Anda terus bangun di sepanjang malam, hal itu dapat memengaruhi produksi hormon.

Gangguan tidur juga dapat memengaruhi produksi hormon pertumbuhan terutama pada anak-anak dan remaja.

Hormon-hormon ini padahal diperlukan untuk membantu tubuh membangun massa otot dan memperbaiki sel dan jaringan, selain fungsi pertumbuhan lainnya.

Kelenjar pituitari sebenarnya melepaskan hormon pertumbuhan sepanjang hari. Namun, tidur dan olahraga yang cukup bisa membantu pelepasan hormon ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com